Berpandangan Moderat: Jalan Pembeda antara Muhammadiyah dengan Ormas Islam Garis Keras

Publish

20 January 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
196
Upgrading PWM, BPH, Pimpinan PTM Provinsi Lampung  bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (20/1) di SM Tower.

Upgrading PWM, BPH, Pimpinan PTM Provinsi Lampung bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (20/1) di SM Tower.

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di ruangan berpendingin. Meja dan kursi tersusun melingkar di tengah. Menyisakan space agak luas di bagian kanan dan kiri. Di sana tampak rombongan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung sedang menyimak paparan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di SM Tower (20/1). 

Di hadapan pimpinan Persyarikatan tingkat wilayah itu Haedar berpesan agar selalu menjaga pandangan moderat yang selama ini telah menjadi jalan hidup warga Muhammadiyah. Memahami serta mendalami cara pandang keagamaan yang dimiliki Muhammadiyah. Dan yang tak kalah penting, tidak memandang realitas secara hitam-putih atau tekstual. Hal inilah yang membedakan antara Muhammadiyah dengan kelompok Islam lain yang juga mengusung semangat kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah. 

Guru Besar Sosiologi UMY tersebut memastikan bahwa pemikiran yang dijalankan Muhammadiyah memiliki sanad keilmuan yang sampai kepada KH Ahmad Dahlan. Makai a menyarankan warga Muhammadiyah yang ingin mendalami pemikiran Muhammadiyah supaya membaca Manhaj Tarjih, PHIWM, dan ayat-ayat yang pernah diajarkan KH Ahmad Dahlan. Teksnya dikaji secara mendalam yang luas, konteksnya juga dipahami secara mendalam dan meluas,” ujar Haedar. 

Sebagaimana yang pernah dijelaskan di dalam Manhaj Tarjih, Muhammadiyah memahami wahyu melalui tiga pendekatan, yaitu teks, konteks, dan intuisi. Di dunia akademis ketiga pendekatan ini umum disebut bayani, burhani, dan irfani. 

“Jika dilihat dari sisi ini, maka akan ditemukan perbedaan yang mendasar antara Muhammadiyah dengan salafi yang lebih tekstual dalam memahami wahyu,” ujarnya. 

Haedar meyakini jika warga Muhammadiyah memahami Manhaj Tarjih dan pemikiran-pemikiran Muhammadiyah secara komprehensif. Tidak akan ada pemahaman yang keras soal agama di tubuh organisasi modern Islam terbesar ini. Oleh karena itu pandangan tengahan yang sesuai dengan Manhaj Tarjih harus mengakar kuat di lingkungan Muhammadiyah. (diko/ppm)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muhammadiyah Semarang....

Suara Muhammadiyah

1 February 2024

Berita

Muhamamdiyah Terus Gaungkan Dakwah Berkemajuan Cerahkan Umat BREBES, Suara Muhammadiyah - Pimpinan ....

Suara Muhammadiyah

25 October 2023

Berita

THAILAND, Suara Muhammadiyah - Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Riau (....

Suara Muhammadiyah

11 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Gempa bumi dengan kekuatan 6,8 skala Richter yang melanda Maroko pad....

Suara Muhammadiyah

18 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Krisis iklim yang melanda dunia saat ini, membutuhkan lebih banyak ....

Suara Muhammadiyah

12 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah