Memuliakan Orang Tua

Publish

4 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
913
Sumber gambar: Unplash

Sumber gambar: Unplash

Oleh: Donny Syofyan

Saat ini kita menyaksikan berkurangnya kesopanan, meningkatnya sikap diskriminatif dan kecenderungan mengabaikan orang-orang tua. Bila diperhatikan sejarah, kita bisa menemukan bagaimana masyarakat kuno sangat menghormati orang tua. Para tetua dimuliakan dan sikap memuliakan ini bertahan dalam ajaran banyak agama di dunia.

Dalam Konfusianisme, misalnya, kesalehan anak sangat ditekankan. Secara umum, penekanan pada hak dan rasa hormat kepada orang tua berada pada posisi yang agung di mana-mana. Di kalangan penduduk asli AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, rasa hormat yang besar bagi terhadap para tetua masih dijaga. Mereka dipandang sebagai sumber pengetahuan dan sumber transfer tradisi dari satu generasi ke generasi ke yang lain.

Namun bagi masyarakat modern, kita mencermati titik tekan bukan pada tradisi tetapi pada inovasi. Anak-anak muda menjadi sentral. Kaum muda lebih dihargai dan orang-orang yang berusia lanjut mulai mengalami diskriminasi. Seringkali kita menemukan bahwa apa yang dirayakan sebagai momen menyenangkan milik anak-anak muda, misalnya dalam aktivitas berlibur di pantai. Kita melihat anak-anak muda melompat, berselancar, berenang, dan sebagainya. Orang-orang tua seolah tidak dapat tempat. Dalam konteks ini, generasi muda tumbuh dengan perasaan  dan suasana bahwa agar hidup menyenangkan maka semuanya harus dikelilingi oleh anak-anak lainnya. Lagi-lagi orang tua berada di pinggir.

Lalu, bagaimana Islam menghadirkan sesuatu yang perbedaan dalam hal ini? Sebagai jalan keluar, Islam menegaskan bahwa kita harus menghormati orang tua kita. Allah berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil” (QS 17: 23-24).

Ayat ini dimulai dengan pesan monoteisme yang sangat kuat, yakni diawali dengan penegasan bahwa kita tidak memiliki Tuhan yang lain. Setelah itu hormatilah orang tua kita. Pada ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an ditekankan kewajiban kita terhadap sosok ibu. Sebab seorang telah melewati kesulitan demi kesulitan saat merawat kita selama periode maksimum dua tahun.

Semua ini menunjukkan bahwa kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita. Dalam sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bahwa kita harus berbakti kepada ibu kita. “Ibumu, ibumu, ibumu dan kemudian bapakmu” begitu tegas Rasulullah. Ada penekanan tiga kali lipat pada sosok ibu, lalu tentu saja ayah. Begitu juga terhadap orang tua secara umum.

Adapun kepada orang-orang yang sudah berusia lanjut, dalam sebuah hadits Nabi SAW mengatakan bahwa “Bukan termasuk dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan menghormati orang tua.” (HR Tirmidzi). Dalam hadits riwayat Ibnu Abdil Barr, Nabi SAW bersabda "Sebagian dari bentuk mengagungkan Allah adalah memuliakan tiga orang: pemimpin yang adil, orang tua beruban yang Muslim, dan pengkaji Al-Qur'an." Pada kesempatan lain, Rasulullah juga mengingatkan bahwa uban akan menjadi cahaya bagi pemiliknya di hari kiamat kelak.

Kadang-kadang kita tidak melihat lagi wajah seorang pembawa acara (host) di program televisi favorit kita. Padahal yang bersangkutan sudah membawa acara ini bertahun-tahun. Rupanya ia tak digunakan lagi karena sudah tua. Islam mengambil pendekatan yang berbeda terhadap orang-orang berusia lanjut dan memberikan kelebihan bagi mereka karena pengalaman yang mereka miliki. Ketika memimpin shalat, misalnya, jika semua hal syarat lain sudah terpenuhi dengan kualifikasi yang sama-sama kuat, maka yang dipilih jadi imam adalah yang lebih tua.

Di zaman modern kita menemukan bahwa orang-orang diabaikan ketika sudah tua. Mereka memang dirawat. Pelbagai sistem diciptakan untuk memastikan dan membantu agar orang-orang di masa pensiun mereka memiliki penghasilan yang baik; pendapatan tambahan, jaminan sosial dan lain-lain. Tetapi manusia membutuhkan lebih dari ini. Mereka membutuhkan persahabatan, khususnya orang tua. Mereka menginginkan kontak dengan anak-anak sendiri yang mereka cintai sejak lahir, bahkan sebelum mereka lahir.

Di usia tua mereka, anak-anak sudah menjadi remaja bahkan telah dewasa. Mereka sudah punya anak dengan kehidupan mereka sendiri. Anak-anak ini bisa saja memberikan orang tua mereka uang, mengirim bunga dan kartu Hari Ibu. Tapi yang benar-benar dibutuhkan bukan hanya dukungan keuangan tetapi juga kontak fisik. Anak-anak harus ada dan hadir dekat orang tua, mendengarkan kisah mereka, berbicara dengan mereka, menunjukkan cinta anak kepada orang tua dan menghabiskan waktu bersama orang tua. Bila kita melakukan ini, maka kita membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kita menjadi orang yang lebih baik dengan diri sendiri dengan berkontribusi pada kebahagiaan orang tua kita dan mereka yang berusia lanjut pada umumnya.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Cristoffer Veron P Setelah menikmati lelap tidur panjang berikut menyaksikan bunga mimpi nan ....

Suara Muhammadiyah

21 September 2023

Wawasan

Membangun Profetika Hukum Berkeadilan Oleh: Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. Berbicara masalah hukum,....

Suara Muhammadiyah

8 October 2023

Wawasan

MPI: Garda Terdepan Wujudkan Visi “Digital Organization” Muhammadiyah  Oleh: Labud....

Suara Muhammadiyah

27 November 2023

Wawasan

Pondasi Pendidikan Karakter Oleh: Dartim Ibnu Rushd, Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UMS Pertam....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Wawasan

Ramadhan dan Kualitas Kemanusiaan  Oleh : Arifudin, Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ram....

Suara Muhammadiyah

18 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah