Internasionalisasi Muhammadiyah Hadapi Darurat Medis dan Bencana Alam

Publish

21 September 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
270
Internasionalisasi Muhammadiyah Hadapi Darurat Medis dan Bencana Alam

Internasionalisasi Muhammadiyah Hadapi Darurat Medis dan Bencana Alam

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menyelenggarakan kegiatan dalam rangka penandatanganan kerjasama antara MDMC PP Muhammadiyah dan I.S.A.R Germany. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada kamis (21/09) bertempat di Aula PP Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan dan peningkatan kapasitas Emergency Medical Team (EMT) dalam menghadapi situasi darurat medis dan bencana alam.

Turut hadir Ketua PP Muhammadiyah dr. agus Taufiqurrahman, Sp. S, m.Kes, Wakil Sekretaris 1 Budi Santoso, S. Psi, M.K.M, Ketua LRB PP Muhammadiyah Budi Setiawan, S.T., WHO dan perwakilan dari I. S. A. R Germany.

Kerjasama ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas Tim Medis Darurat (Emergency Medical Team - EMT) dalam menghadapi situasi darurat medis dan bencana alam. Tim EMT memiliki peran penting dalam memberikan perawatan medis cepat dan efektif saat bencana terjadi.

Dalam acara tersebut, Ketua PP Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman, Sp. S, M.Kes, turut hadir memberikan pidato. Dr. Agus menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin antara Muhammadiyah dan Jerman dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan.

“Jerman dikenal oleh masyarakat Indonesia tidak hanya melalui olahraga seperti sepakbola, tetapi juga melalui merek-merek terkenal seperti Mercedes Benz. Kerjasama ini merupakan kelanjutan dari sejumlah proyek bersama, termasuk pembentukan Cardiovascular Center di bawah asistensi Jerman,” tuturnya.

Emergency Medical Team sebenarnya sudah dirintis oleh muhammadiyah kurang lebih 7 tahun yang lalu kemudian ada pandemic Covid 1, kami merasa berterimakasih pada WHO yang senantiasa membimbing dan kepada kementerian kesehatan yang terus memberi support kepada Muhammadiyah, untuk berkiprah melalui layanan kebencanaan yang ingin menjadi program kemanusiaan kita.

“Bagi muhammadiyah diantara delapan program strategis panca muktamar Surakarta adalah internasionalisasi muhammadiyah terutama pada program kemanusiaan, oleh karena itu Emergency Medical team ini bagian yang tidak terpisahkan dari gerakan internasionalisasi muhammadiyah,” ucapnya.

dr. Agus Taufiqurrahman juga menyoroti pentingnya internasionalisasi Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim. Dia menekankan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk menjadi agen perdamaian dan kemajuan dunia melalui aksi-aksi kemanusiaan.

Ada tiga langkah sederhana yang dilakukan muhammadiyah yang pertama adalah internasionalissasi gagasan, dalam internasionalisasi gagasan ini muhammadiyah menyusun risalah islam berkemajuan.

“ jadi islam yang berkemajuan adalah islam tengahan, islam yang berkemajuan, islam yang menebarkan rahmat kesemuanya dan islam yang ingin membawa kita bersama-sama kepada peradapan dunia yang sejahtera. Itu yang disusun dalam rangka bagaimana muhammadiyah bisa melakukan gerakan internasioanlisasi islam yang sejuk, islam yang penuh perdamaian,” ungkapnya.

Kedua internasionalisasi peran, jadi muhammadiyah mendorong seluruh komponen yang dimiliki untuk mengambil peran-peran statis untuk program internasional ini salah satunya pada bulan November di Yogyakarta Muhammadiyah akan melakukan pembicaraan tentang pergeseran iklim ini dan di muhammadiyah juga terdapat lembaga yang mengurus lingkungan hidup. Maka dari itu muhammafiyah akan bersama-sama secara internasioanal berdiskusi tentang bagaimana menghadapi pergeseran iklim. Disamping untuk urusan kebencanaan muhammadiyah memiliki dokter atau dosen yang terus bergerak dalam bidang internasional.

“Untuk urusan kebencanaan termasuk EMT ini yang kalau dimuhammadiyah EMT yang banyak mendampingi dokter corona itu memang kjian dari internasionalisasi peran,” tuturnya.

Ketiga Internasionalisasi gerakan, dimana muhammadiyah melebarkan perannya dengan menghadirkan cabang-cabang istimewa, saat ini Muhammadiyah sudah ada 30 negara dimana ada cabang istimewa muhammadiyah, salah satunya ad di jerman raya atau sekitarnya dan Muhammadiyah bekerja sama dalam bidang kesehatan dan bidng-bidang yang lain dijerman itu.

“Diantara yang sudah dilakukan oleh PCIM itu adalah kita sudah mendirikn sekolh,  perguruan tinggi , dan sekolah dimalaysia dan kita juga sudah mendirikan sekolah untuk anak-anak dimesir iu bagain dari internasionalisasi gerakan yang dilakukan oleh muhammadiyah,” ucapnya.

Dalam sambutannya, Budi Setiawan mengatakan “hari ini kita melaksanakan kegiatan yang merupakan salah program dari pimpinan pusat muhammadiyah yang dilaksanakan oleh lembaga MDMC. Salah satu program dari PP muhammadiyah pasca muktamar adalah internasionalisasi program muhammadiyah, maka melalui MDMC kita lakukan kerja sama dalam bentuk penguatan kapasitas MDMC itu sediri, untuk mempersiapkan diri melakukan kegiatan-kegiatan,” ujarnya.

Sebelumnya MDMC dengan Emergency Medical Team nya telah melakukan kegiatan di berbagai Negara.

“Muhammadiyah aktif di Gaza dan konflik  timur tengah, Gempa di Nepal, dan terakhir di turkey dan saat ini kami melakukan kegiatan-kegiatan meskipun masih terbatas di maroko dan Libya. Ini sebuah kegiatan yang memerlukan penguatan kapasitas,”tuturnya.

Terkait dengan sikap Muhammadiyah tentang gempa bumi Maroko, Ketua LRB PP Muhammadiyah Budi Setiawan menyampaikan, meski belum ada permintaan bantuan secara resmi dari Pemerintah Maroko, namun Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Maroko langsung bergerak cepat melakukan penanganan.

“Di sana (PCIM Maroko) mereka kemudian bekerja sama dengan palang merah lokal, dan kemudian membuka diri. Tahap kedua kemudian kita mengirim dua tim asistensi dari Indonesia, dan keduanya mereka di sana membuat tim untuk berkoordinasi melakukan kegiatan tersebut,” imbuh Budi.

Terkait dengan kebutuhan mendesak bagi penyintas gempa bumi Maroko, menurut Budi Setiawan kebutuhan yang di perlukan adalah tenda. Karena banyak rumah-rumah  atau bangunan yang rusak dan tidak layak huni akibat terdampak gempa. Budi bersyukur, karena di Rabat – Ibukota Maroko tersedia banyak tenda, sehingga tidak perlu mendatangkan dari luar.

Saat ini relawan Muhammadiyah sudah menjangkau wilayah di beberapa kawasan. Bahkan Budi menyebutkan relawan Muhammadiyah berhasil menembus kawasan terisolasi karena medan yang sulit dijangkau, berada sekitar 370 km dari Rabat.

“Ini saat ini Pemerintah Indonesia secara resmi belum mengirimkan, tetapi Muhammadiyah melalui teman-teman (PCIM Maroko) di sana sudah bergerak dan melakukan kontak langsung,” tutur Budi.

Mengingat pentingnya peran kemanusiaan global yang dipikul oleh Relawan Muhammadiyah, maka dibutuhkan kerja sama lintas negara untuk meningkatkan kapasitas relawan. Seperti yang dilakukan antara LRB PP Muhammadiyah dengan ISAR Germany, yang juga didukung oleh Kemenkes RI dan WHO. (Yofa/Tri)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SAMARINDA, Suara Muhammadiyah - Lulusan Kesehatan Masyarakat diharapkan mampu menjadi ujung tom....

Suara Muhammadiyah

6 November 2023

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pengembangan kurikulum di Sekola....

Suara Muhammadiyah

3 March 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah Munjul Cipayung Jakarta Timur menyelengg....

Suara Muhammadiyah

12 April 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pend....

Suara Muhammadiyah

5 January 2024

Berita

ABUDHABI, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama beberapa rektor Perguruan T....

Suara Muhammadiyah

5 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah