Pengajian Muhammadiyah Harus Menggembirakan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
177
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes menyebut bahwa kehadiran Muhammadiyah bermula dari kelompok pengajian. Dalam sejarahnya Muhammadiyah memang memiliki tradisi tersendiri untuk membumikan nilai-nilai ajaran agama Islam bagi warganya.

“Kalau Muhammadiyahnya subur, harusnya pengajiannya juga makmur. Karena dulu dari kelompok pengajian,” ujarnya dalam Pengajian Umum Pra Musyawarah Nasional (Munas) XXXII Tarjih Muhammadiyah di Masjid At-Taqwa Pekajangan, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (21/2).

Agus menyebut Kiai Haji Ahmad Dahlan mengajarkan agama Islam lewat metoda pengajian. Pendiri Muhammadiyah tersebut mengaplikasikan pengajiannya dengan mengajarkan Surat Al-‘Ashr selama tempo delapan bulan. Kiai Haji Ahmad Dahlan berpandangan surat tersebut bukan hanya sekadar untuk dihafal, akan tetapi lebih tepatnya untuk diamalkan secara nyata.

“Al-‘Ashr hanya 3 ayat. Di Al-Qur’an hanya 3 surat yang ayatnya hanya 3, salah satunya Al-‘Ashr. Ngajinya sampai lebih dari setengah tahun. Dan ini (Surat Al-‘Ashr) diajarkan sampai 8 bulan,” katanya.

Tidak hanya Al-‘Ashr yang berulang-ulang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan. Ada surat lain, yakni Al-Ma’un. Surat ini diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan selama tempo 3 bulan. Surat tersebut menjadi ide penggerak dari organisasi Muhammadiyah masih kokoh berdiri sampai hari ini.

“Dari spirit ngaji inilah yang kemudian memunculkan gerakan yang disebut dengan Muhammadiyah,” ucapnya.

Agus mengingatkan orang bermuhammadiyah hanya sekadar mengurus organisasi, tanpa ditopang dengan mengaji ajaran agama Islam secara komprehensif, dikonotasikan dalam istilah Jawa sebagai Koyo Wayang Ilang Gapite. Artinya tercerabut spirit dakwahnya, yakni dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar.

“Maka bersyukur dalam rangka Munas ada pengajian. Sehingga di Muhammadiyah itu milad juga ada pengajian. Nanti isinya memang pengajian-pengajian dan tidak cukup waktunya untuk mengaji Islam yang begitu luas. Dan saya yakin masing-masing kita sudah sangat memahami kabar gembira bagi orang-orang yang suka hadir di majelis ilmu akan dimudahkan ke surga-Nya,” tuturnya.

Agus menyampaikan dalam praktiknya, pengajian di Muhammadiyah membawa tarikan napas kegembiraan. Yakni memahami Islam tidak kaku dan keras, melainkan dengan suasana cair dan penuh dengan kegembiraan sehingga dapat menyerap sari dari nilai-nilai ajaran agama Islam secara totalitas.

“Maksudnya agar mengamalkan pesan Nabi kepada sahabat yang diutus untuk menjadi gubernur di sebuah tempat. Basyiruu Walaa Tunaffiruu, Yassiruu Walaa Tu'assiruu. ‘Gembirakan, jangan bikin lari, mudahkan jangan dipersulit. Sehingga mengaji di Muhammadiyah itu harusnya menggembirakan’,” tegasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

KAIRO, Suara Muhammadiyah - Kedutaan Besar LBBP RI untuk Mesir, Drs. Lutfi Rauf, didampingi Sek....

Suara Muhammadiyah

30 January 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah 24, salah satu Sekolah Dasar swasta yang berada di ....

Suara Muhammadiyah

31 October 2023

Berita

KUDUS, Suara Muhammadiyah - Berkompetisi melalui seni, Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Kudus ....

Suara Muhammadiyah

27 February 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah –  Halal bihalal pasca Ramadan tradisi khas masyarakat muslim In....

Suara Muhammadiyah

20 April 2024

Berita

SURABAYA, SuaraMuhammadiyah – Menjelang hari H pemungutan suara, Gerakan Kepanduan Hizbul Wath....

Suara Muhammadiyah

13 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah