YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam agenda Global Forum for Climate Movement yang dihadiri oleh seluruh pegiat lingkungan dari berbagai negara, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa forum ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan komitmen Muhammadiyah dalam usaha penyelamatan alam dan lingkungan. “It is our responsibility as human being and also as muslim to be khalifah of God,” ujarnya.
Perhatian Muhammadiyah pada isu lingkungan, khususnya isu perubahan iklim, menguat sejak Muktamar ke-47 di Makassar. Hal itu tidak lepas dari besarnya dampak perubahan iklim bagi masa depan kehidupan manusia dan alam. Dalam pandangan Muhammmadiyah, kata Mu’ti, perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu kebudayaan.
Ia pun mengajak seluruh umat beragama untuk melihat dan menempatkan isu perubahan iklim bukan hanya dari perspektif keilmuan, tetapi juga sebagai seorang hamba Tuhan yang punya tanggung jawab menyelamatkan alam.
Kepada peserta forum dari lintas negara, Mu’ti menyampaikan bahwa sudah banyak inisiatif perubahan yang sudah dilakukan oleh warga Muhammadiyah. Salah satunya adalah memproduksi barang dari daur ulang plastik, menginisiasi gerakan sedekah sampah, dan sebagainya.
Meskipun begitu, ia menyadari bahwa ikhtiar yang dilakukan Muhammadiyah itu belum cukup. Harus banyak inovasi baru. Oleh karena itu, forum ini menjadi momen yang tepat untuk saling menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Menteri Luar Negeri Republik Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Muhammadiyah karena telah menyelenggarakan forum ini. Ia mengatakan, pemerintah tidak bisa melakukan kerja penanganan krisis iklim sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama Muhammadiyah.
Muhammadiyah, kata Retno, punya komitmen di bidang lingkungan; tidak hanya dalam bentuk wacana, tetapi juga aksi nyata. Apa yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perpaduan antara kesadaran teologis dan ekologis. Senada dengan apa yang disampaikan Mu’ti, menurut Retno, komitmen menyelamatkan alam merupakan bagian dari komitmen global untuk menanggulangi krisis. (diko)