Kenakalan Remaja Sebuah Refleksi Keadaan Bangsa

Publish

31 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
159
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kenakalan Remaja Sebuah Refleksi Keadaan Bangsa 

Oleh: Dr. Amalia Irfani, M. Si, LPPA PWA Kalbar 

Salah satu topik yang tak pernah usang dibahas di dunia pendidikan dan menjadi keprihatinan banyak kalangan adalah penyakit (pathos) sosial yang semakin lama semakin meresahkan, memilukan, yakni kenakalan remaja (juvenile delinquency). Disebut memilukan, sebab faktanya semakin lama mengganggu imunitas masyarakat, dan tentu saja dalam kurun waktu ke depan akan membuat stamina negara menurun. Negara ini bisa kehilangan generasi tangguh.

Jika dulu bahaya yang mengintai remaja adalah zat psikotropika (narkoba), sekarang bertambah narkotika lewat pandangan mata (narkolema) melalui gawai. Aksi ini banyak secara sadar dilakukan oleh remaja tanggung yang tidak melulu karena kurang kasih sayang orang tua, tidak selalu karena kekurangan materi. Di banyak kasus kenakalan remaja terjadi sebab pergaulan yang salah, padahal anak tersebut mendapat nutrisi melalui vitamin kebaikan di rumah, namun salah memilih teman. 

Maka, untuk mentelaah sebab mengapa kenakalan remaja terjadi, banyak aspek yang harus dilihat sebagai indikator dalam menentukan mengapa dan bagaimana kenakalan remaja sulit diminimalisir. Perkembangan teknologi informasi di new era, pendidikan agama yang minim, pergaulan bebas, putus sekolah karena ekonomi, menjadi beberapa sebab yang disinyalir sebagai sebab kenakalan remaja terjadi dan terus bertambah.

Kenakalan Remaja dan Sebab Terjadinya

Kenakalan remaja seperti namanya adalah perilaku yang bertentangan dengan norma sosial di masyarakat. Dilakukan oleh sekelompok individu usia sekolah menengah-atas dengan rentang usia standar WHO12-24 tahun. Usia yang diyakini oleh banyak pakar sebagai usia rentan emosi sehingga membutuhkan perhatian dan edukasi ekstra, terutama tentang pemahaman agama yang baik. 

Kenakalan remaja berubah-ubah atau bersifat dinamis, ia akan muncul atau bertambah banyak (marak terjadi), saat lingkungan secara sosial juga berubah dan menuntut mereka juga ikut-ikutan tren, atau memilih perilaku yang sama karena sudah dianggap biasa. Pandemi covid 19 yang terjadi Maret 2020 hingga 2023 misalnya, meninggalkan banyak cerita dan kisah, diantaranya bertambah deretan masalah sosial di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat. Masalah yang tampak adalah pengganguran (tuna karya) karena tidak memiliki pekerjaan, juga pengganguran disebabkan putus sekolah. Banyak diantara mereka demi sesuap nasi melakukan aksi kriminal seperti pencurian, begal, atau perampokan di minimarket, tanpa sungkan melukai atau membunuh korban. 

Tontonan yang didapat dari social media sharing networks misalnya Instagram, YouTube, Snapchat, dan TikTok, menjadi penyebab munculnya keberanian banyak remaja melakukan aksi kriminal. Pemakluman mungkin bisa dipahami untuk usia ini yang tidak memahami dan sadar jika akan/telah melakukan tindak kekerasan yang merugikan masyarakat. Mereka belum memahami arti menjaga nama baik keluarga, belum paham akibat kebut-kebutan dijalan yang bisa membunuh jiwa diri dan orang lain. Bahkan mereka belum bisa bijak menerima ketika dinasehati untuk hal-hal yang mereka anggap biasa atau tidak penting, misalnya mengapa mereka harus sekolah. 

Penulis yang berprofesi sebagai pendidik juga merasakan pergeseran nilai jamak dilakukan calon penerus bangsa, yang tidak lagi merasa penting untuk jujur dalam mengerjakan tugas. Mereka ingin cepat dengan copy paste dari internet. Ketidakjujuran dalam mengerjakan tugas seperti mencontek sekarang disebut plagiat, memang telah ada sejak dulu. Pelajar zaman dulu sebelum generasi Z juga banyak yang mencontek dengan seribu satu cara mengakali guru untuk mendapatkan nilai sempurna. Namun guru atau dosen juga memiliki banyak cara untuk mengetahui ketidakjujuran yang dilakukan oleh anak didiknya. 

Bagi mereka (remaja) yang terpenting adalah nilai, mereka belum dalam memahami mengapa nilai kejujuran itu penting. Diskusi penulis dengan mahasiswa saat sesi tanya jawab di Perkuliahan Patologi Sosial, tampak mereka baru memahami konsep, belum pada makna suatu tujuan mengapa itu penting. Mereka tahu bahwa jujur itu bentuk cinta tanah air dan bela bangsa, tetapi belum mampu mereka wujudkan jika tanpa kontrol atau paksaan dari dosen. Point' nya adalah, mereka perlu perhatian, tidak hanya sekedar kata-kata. Remaja kini perlu pengulangan agar merasa diperhatikan sebagai bentuk kasih sayang. 

Keadaan Remaja Indikator Suatu Bangsa 

Pemuda adalah harapan dan penerus bangsa. Mereka inilah yang nanti akan melanjutkan estafet kepemimpinan Indonesia sehingga dipandang bermartabat oleh bangsa lain. Saking pentingnya peran pemuda, Alquran menceritakan sosok pemuda ashabul kahfi mempertahankan keimanannya. Mereka melarikan diri masuk ke gua dan tertidur selama tiga ratus tahun lebih karena dipaksa menyembah berhala oleh penguasa yang dzalim.

Pemuda (remaja) yang tertanam baik iman kepada TuhanNya akan memberikan banyak kebaikan untuk lingkungan, masyarakat dan negara. Mereka melakukan tugas mereka secara sadar dan penuh tanggungjawab. Ketika amanah itu mereka lakukan sejak usia sekolah, maka saat bilangan umur bertambah, di profesi apapun remaja akan menjadi pemuda yang mampu memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi orang lain. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Untuk Apa Keuangan Kas Masjid? Oleh: Idham Okalaksana Putra, UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya Se....

Suara Muhammadiyah

19 March 2024

Wawasan

Milad 66 Uhamka: Merenda Peradaban Berkemajuan Oleh: Prof. Dr. Abdul Rahman A. Ghani Momen Ulang t....

Suara Muhammadiyah

17 November 2023

Wawasan

Menuju Masa Depan yang Progresif: Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah di Enrekang Oleh: Furqan Ramli ....

Suara Muhammadiyah

6 November 2023

Wawasan

IMM Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat Oleh: Asman Budiman, Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan, ....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (6) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Pada I....

Suara Muhammadiyah

12 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah