Ajak Siswa di Malaysia Bangun Mental dan Spirit Positif hingga Penguatan Branding
MALAYSIA, Suara Muhammadiyah - Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (APIK PTMA) sukses menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertaraf internasional di Sanggar Bimbingan (SB) Aisyiyah, Kampung Pandan, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (30/5) . Acara ini menjadi bukti nyata komitmen perguruan tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dalam mendukung pendidikan dan pengembangan karakter bagi masyarakat, khususnya siswa SB Aisyiyah.
Dalam kegiatan yang berlangsung dengan penuh antusiasme tersebut, tim APIK PTMA yang terdiri dari sejumlah dosen Ilmu Komunikasi memberikan edukasi tentang pentingnya membangun kepercayaan diri. Mereka menyadari bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu fondasi penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam menghadapi tantangan hidup dan mencapai cita-cita di masa depan.
Metode edukasi yang dipilih oleh tim pengabdian APIK PTMA cukup menarik perhatian para siswa. Mereka menggabungkan sesi edukasi dengan berbagai simulasi permainan yang interaktif dan menyenangkan. Permainan tersebut dirancang khusus untuk membantu siswa memahami pentingnya kepercayaan diri, kerja tim, dan komunikasi yang efektif. Para siswa terlihat sangat menikmati setiap sesi permainan yang dilakukan, yang sekaligus menjadi sarana efektif dalam menyampaikan pesan-pesan edukatif.
Kegiatan tersebut ditutup secara meriah dengan pemberian hadiah kepada para siswa SB Aisyiyah yang berhasil menunjukkan semangat dan partisipasi terbaik sepanjang kegiatan. Hadiah tersebut tidak hanya berupa penghargaan simbolis, tetapi juga merupakan bentuk motivasi agar para siswa semakin termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri mereka di berbagai bidang.
Ahmad Sururi, Kepala Sekolah SB Aisyiyah, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada APIK PTMA atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai sangat bermanfaat ini. Menurut Ahmad, kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan karena dapat secara signifikan membantu membangun mental, semangat, serta fokus siswa dalam mengejar impian mereka. Ia juga berharap agar kegiatan ini tidak berhenti di sini, melainkan dapat berlanjut secara konsisten demi hasil yang lebih maksimal bagi siswa SB Aisyiyah di masa depan.
Agus Triyono, salah satu pelaksana kegiatan yang juga merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian integral dari Catur Darma Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Ia menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak seharusnya menjadi "menara gading" yang terpisah dari kehidupan nyata masyarakat. Menurut Agus, peran aktif perguruan tinggi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dialami oleh masyarakat sangat penting dan merupakan kewajiban moral yang harus dijunjung tinggi.
Melalui kegiatan pengabdian ini, Agus Triyono berharap dapat memberikan sumbangsih nyata yang berdampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan dan kehidupan masyarakat. Ia menyadari bahwa masih banyak masyarakat, terutama yang berada di lingkungan marjinal, yang selama ini belum mendapatkan akses memadai terhadap pendidikan yang berkualitas.
Kuatkan Promosi Sekolah Indonesia di Malaysia
Dalam upaya memperkuat branding lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat Indonesia di luar negeri, Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (APIK PTMA) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat internasional di Kuala Lumpur, Malaysia pada Rabu (29/4). Kegiatan ini melibatkan mitra strategis, yaitu para guru dan pengelola Sekolah Indonesia Kuala Lumpur serta Sanggar Belajar yang keseluruhannya berjumlah 25 orang.
Dengan tema Branding Berkemajuan untuk Membangun Citra Positif Lembaga Pendidikan di Malaysia, Tria Patrianti selaku narasumber menggali diskusi dari peserta yang hadir untuk merumuskan strategi branding yang tepat agar citra dan reputasi sekolah terbangun.
Tria menjelaskan bahwa branding tidak hanya sekadar membangun citra positif, tetapi juga membangun pengalaman yang konsisten kepada publik. Menurutnya, hal ini harus didukung dengan komunikasi efektif yang terus-menerus dilakukan untuk menjaga hubungan harmonis antara sekolah dengan masyarakat sekitar.
Sulton dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) membagi pengalamannya tentang elemen branding yang telah terbentuk sejak awal berdirinya sekolah tersebut di tahun 1969.
“Sejak awal kami selalu membangun nilai-nilai kebangsaan, patriotisme, dan selalu berkolaborasi dengan mitra. Tapi memang strategi branding belum dilakukan secara berkelanjutan," ungkapnya.
Ketua APIK PTMA, Choirul Fajri, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan pengabdian seperti ini merupakan bentuk nyata dari tanggung jawab perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi langsung terhadap penyelesaian masalah sosial masyarakat, terutama di bidang pendidikan. "Perguruan tinggi tidak boleh hanya sekedar menghasilkan lulusan yang berkualitas secara akademik, tetapi juga harus mampu berkontribusi secara nyata dalam membantu pengembangan masyarakat," jelas Choirul.
Ia juga mengungkapkan harapannya agar sekolah-sekolah yang dikelola oleh masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya di Kuala Lumpur, dapat berkembang dan memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat hubungan antar komunitas Indonesia sekaligus memperkenalkan budaya dan pendidikan Indonesia secara lebih luas.
Muhajir, salah satu peserta kegiatan sekaligus pengelola sekolah, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, acara ini memiliki manfaat penting dalam membantu pengembangan strategi promosi sekolah. "Meskipun ada karakteristik yang berbeda antara sekolah di Indonesia dan di Malaysia, kami mendapatkan wawasan baru mengenai strategi branding yang efektif," ungkap Muhajir.
Muhajir juga menambahkan bahwa berbagai ide dan wawasan yang diperoleh selama kegiatan ini memberikan semangat baru untuk meningkatkan kualitas branding sekolah. Ia berharap agar kegiatan serupa dapat terus diadakan secara berkala agar para pengelola sekolah mendapatkan pembaruan informasi dan wawasan secara berkelanjutan.
Selain penyampaian materi oleh para ahli, kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk merancang strategi branding secara praktis dan aplikatif. Dalam FGD ini, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi dan merancang ide-ide strategis terkait peningkatan citra lembaga pendidikan yang mereka kelola.