TAIWAN, Suara Muhammadiyah - Bachtiar Dwi Kurniawan, Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mendapat kehormatan khusus untuk menyampaikan Khutbah Jumat pada 31 Oktober 2025 Kampus Asia University, Taichung, Taiwan. Dalam suasana penuh khidmat, ia menyampaikan pesan-pesan mendalam kepada mahasiswa muslim dari berbagai belahan dunia.
Bachtiar menyampaikan bahwa salah satu kewajiban seorang muslim ialah menuntut ilmu dengan sabaik-baiknya. “Menuntut ilmu adalah kewajiban, bahkan ada anjuran menuntut ilmu dari buaian sampai ajal menjemput, menuntut ilmu sampai ke negeri China,” ujar Bachtiar.
Sekretaris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menyoroti tantangan berat yang dihadapi mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri. Pertama adalah tantangan jauh dari keluarga sehingga harus mandiri di negeri orang.
“Kawan-kawan diaspora harus senantiasa belajar untuk mandiri, karena tidak ada yang membantu. Semua harus ditangani sendiri sebelum mempunyai ‘circle’ pasti. Belum lagi harus memendam rindu berjumpa dengan keluarga dan kerabat,” kata Bachtiar.
Kedua, godaan sosial yang acap kali mengganggu fokus belajar mahasiswa diaspora, yang mana hal tersebut membutuhkan adaptasi lebih lanjut.
“Godaan sosial dan akademik sering menggoda, secara sosial mahasiswa diaspora luar negeri harus beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berbeda, budaya yang berbeda, sehingga bisa menyebabkan gegar budaya ’culture shock, belum lagi tekanan akademik dunia kampus yang tentu tidak ringan, tetapi kalian harus tetap teguh sebagai duta bangsa, mewakili organisasi dan komunitas Muhammadiyah di Taiwan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Ia mengingatkan bahwa tekanan akademik dan lingkungan baru tidak boleh menggoyahkan integritas dan identitas kebangsaan. "Tekanan akademik dan lingkungan pergaulan di sini, tidak boleh menggoyahkan keimanan dan kebangsaan kita. Keimanan dan kebangsaan kita harus senantiasa kokoh, walaupn banyak rintangan,” jelas Bachtiar.
Lebih lanjut, ia menekankan perbedaan yang disatukan oleh satu komunitas Muslim. “Di tengah keragaman budaya dan agama di Taiwan, spirit persaudaraan Muslim menjadi perekat kesatuan umat. Kita satu dalam iman, satu dalam perjuangan, dan satu dalam membangun perdamaian,” tegas Bachtiar.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa Islam berkemajuan mampu menjembatani perbedaan demi harmoni global. Bachtiar menegaskan peran mereka sebagai agen duta bangsa dari negara masing-masing, maka jagalah nama baik bangsa dan negara di negeri orang. Ia juga mengajak mahasiswa untuk menjaga integritas dan kembali ke tanah air demi membangun negeri.
“Setelah menimba ilmu di sini, pulanglah dan sampaikan ilmu serta pengetahuan kalian selama disini untuk kemajuan tanah air, katanya.
Bachtiar menambahkan bahwa mahasiswa adalah harapan bangsa, dan pengalaman di luar negeri harus menjadi modal untuk transformasi nasional. Khutbah ini dihadiri puluhan mahasiswa Indonesia dan Muslim lokal, mencerminkan semangat dakwah Islam berkemajuan di kampus internasional. Kegiatan ini menjadi bagian dari lawatan Bachtiar ke Taiwan untuk memperkuat diaspora Muhammadiyah, “Taiwan adalah ladang dakwah baru. Mari kita wujudkan Islam yang rahmatan lil alamin,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama, memperkuat ikatan komunitas Muslim di Asia University. Lawatan ini menjadi tonggak penting dalam internasionalisasi Muhammadiyah di Asia. (diko)


