Dosen UM Bandung Soroti Bioekonomi Sirkular Sebagai Peluang Bisnis Berkelanjutan

Publish

3 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
445
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Bandung Dr Saepul Adnan SSi MSi menyoroti pentingnya bioekonomi sirkular sebagai solusi dalam menciptakan bisnis berkelanjutan. Hal ini ia sampaikan dalam presentasi bertajuk ”Bioekonomi Sirkular: Peluang Bisnis Berkemajuan & Berkelanjutan di Era Modern” pada 25 Februari 2025 dalam program Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat.

Saepul menjelaskan bahwa sistem ekonomi saat ini masih didominasi oleh model linear yang menerapkan prinsip ”ambil-pakai-buang.” Model ini dinilai tidak berkelanjutan karena menghasilkan banyak limbah dan berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Sebagai alternatif, lanjut Adnan, konsep ekonomi sirkular diperkenalkan untuk memperpanjang siklus hidup produk, bahan baku, dan sumber daya agar dapat digunakan lebih lama.

”Prinsip ekonomi sirkular mencakup pengurangan limbah, pemanfaatan ulang produk dan material, kemudian regenerasi sistem alam. Model ini diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang lebih luas, terutama bagi industri pangan dan sektor lainnya yang memiliki potensi besar dalam penerapannya,” ujar Adnan.

Lima sektor utama

Ia menyoroti lima sektor utama yang berpeluang besar mengadopsi ekonomi sirkular di Indonesia, yaitu perdagangan besar dan eceran, peralatan listrik dan elektronik, makanan dan minuman, tekstil, serta konstruksi. Kelima sektor ini mencakup hampir sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 43 juta orang.

Dalam industri pengolahan ikan air tawar, Saepul menjelaskan bagaimana penerapan bioekonomi sirkular dapat memanfaatkan seluruh bagian ikan, seperti fillet, tulang, kulit, dan jeroan untuk menghasilkan produk bernilai tambah, seperti tepung tulang, minyak ikan, kolagen, hingga enzim. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi menciptakan peluang bisnis baru yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, doktor lulusan Institut Teknologi Bandung ini mengungkapkan bahwa kajian tentang Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia menunjukkan bahwa limbah pangan di Indonesia pada tahun 2000–2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun. Limbah terbesar berasal dari tahap konsumsi, terutama dari subsektor tanaman pangan seperti padi-padian dan hortikultura.

”Transisi menuju bioekonomi sirkular tidak bisa dilakukan sendiri oleh industri, melainkan membutuhkan dukungan dari kebijakan publik dan kolaborasi antar pelaku usaha. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat beralih dari material berbasis fosil menuju sistem ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Adnan.

Menutup pemaparannya, Saepul mengutip firman Allah SWT dalam QS Al-A’raf ayat 56, "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya." Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengimplementasikan konsep bioekonomi sirkular demi keberlangsungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.*(FA)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam (MBS ZAM-ZAM) sukses mengg....

Suara Muhammadiyah

30 April 2025

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengangkat Dekan Fakultas Hukum Universi....

Suara Muhammadiyah

30 January 2024

Berita

GOWA, Suara Muhammadiyah - Menyukseskan program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pro....

Suara Muhammadiyah

16 May 2024

Berita

PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Nasyiatul 'Aisyiyah Pahandut (PCNA Pahandut) Kota....

Suara Muhammadiyah

24 May 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Riau melalui Departemen P....

Suara Muhammadiyah

25 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah