SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah — Pembangunan dapur umum menjadi tonggak awal untuk pemenuhan gizi dalam Program Makan Bergizi (MBG) di lingkungan Pondok Pesantren Imam Syuhodo, Polokarto, Sukoharjo. Program ini merupakan bagian dari implementasi Satuan Penanganan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dimandatkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM).
Direktur Pondok Pesantren Imam Syuhodo, Ustaz Sholahuddin Sirizar, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada pondok. “Alhamdulillah, pondok menerima program ini meskipun awalnya kami sempat merasa dag-dig-dug. Tujuan utamanya adalah agar Pondok Imam Syuhodo bisa turut berperan dalam kebermanfaatan program ini,” ujar Sholahuddin, pada Rabu (11/6).
Sholahuddin mengatakan Pondok Imam Syuhodo membuka diri seluas-luasnya, terhadap pendampingan dari semua level pemerintahan, mulai dari tingkat desa hingga pusat.
Hery mulyadi, SE, Camat Polokarto menyambut baik keterlibatan pondok dalam program MBG ini. Ia juga menyebut program ini dapat diperluas kepada kelompok ibu hamil yang nantinya akan didata untuk menerima makanan bergizi secara gratis.
“Kami selaku pemerintah kecamatan mengucapkan terima kasih kepada Pondok Imam Syuhodo atas kesediaannya mendukung program MBG. Semoga SPPG yang melibatkan 12 sekolah dengan 3.023 penerima manfaat ini dapat membantu pemenuhan gizi masyarakat, terutama dalam upaya pencegahan stunting,” jelasnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukoharjo, Djumari, menegaskan pentingnya kiprah Muhammadiyah dalam mensejahterakan masyarakat menjadi bagian dari gerakan dakwah Islam. “Muhammadiyah tidak hanya fokus pada pengajian, tetapi juga aktif dalam bidang sosial, kesehatan, dan ekonomi. Seperti dalam Mars Sang Surya, Muhammadiyah menggugah kaum muslimin menjadi penggerak kebaikan di berbagai bidang,” ucapnya.
Senada dengan itu, Ahmad Ma’ruf, S, MSi, Sekretaris Kornas BGN PP Muhammadiyah, menyampaikan bahwa keterlibatan Muhammadiyah dalam program ini merupakan bentuk nyata komitmen Muhammadiyah terhadap kesejahteraan umat. “Muhammadiyah selalu mengkaji terlebih dahulu setiap program dari pemerintah. Kalau program itu bermanfaat, tentu wajib kita dukung,” katanya.
Ahmad juga menegaskan tidak perlu ada kekhawatiran mengenai pembiayaan dapur umum ini. “Dalam pertemuan di UNESA, BGN sudah diyakinkan bahwa proses pendanaan akan berjalan lancar, dengan syarat dapur telah memenuhi kelayakan, tersedia Virtual Account, dan dana telah masuk,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program MBG ini tidak hanya untuk sekolah Muhammadiyah, tetapi juga mencakup sekolah negeri dan ibu hamil, dengan target 50 hingga 75 ibu hamil sebagai penerima manfaat. “Program ini akan membentuk ekosistem pemberdayaan masyarakat, karena kebutuhan dapur seperti beras, sayur, ikan, dan lainnya akan disuplai dari warga sekitar. Dengan begitu, program ini juga mampu meningkatkan perekonomian lokal,” pungkasnya. (Dimas/m)