SAMARINDA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) melantik jajaran Wakil Rektor masa jabatan 2026-2029, Kamis (24/7). Pelantikan ini dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais dan Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Bambang Setiaji.
Wakil Retor yang dilantik yaitu Abdul Halim (bidang Akademik, Mutu, Kemahasiswaan, dan Alumni), Praja Hadi Saputra (bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan Aset), Ghozali (bidang Riset, Inovasi, Hilirisasi, dan Pengabdian Masyarakat), serta Suprayitno (bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Sumber Daya Insani).
Rektor UMKT Muhammad Musyiam menyampaikan, menjalani kehidupan di era sekarang bukan tugas yang ringan. Terlebih, munculnya disrupsi digital, kecerdasan buatan, perubahan iklim, hingga ketidakpastian global.
Termasuk, mengelola pendidikan, juga bukan tugas yang ringan. Mengelola pendidikan bukan disandarkan pada aspek akademik, tetapi bagaimana membentuk lulusan yang berdaya saing global, melek teknologi, dan memiliki karakter yang kuat.
“Mereka harus hidup. Mereka harus siap menghadapi realitas yang tidak pasti. Bekerja lintas disiplin, serta mampu menjaga integritas dan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.
Karena itu, Hisyam menyebut, UMKT tidak hanya bertumpu pada pengtuasaan kompetensi akademik. Tetapi juga proses pembentukan karakter.
“Kita ingin menghasilkan lulusan yang tidak hanya pintar, tetapi juga amanah. Tidak hanya mahir teknologi, tetapi juga peka terhadap nilai-nilai etika dan spiritual,” bebernya.
Pada saat yang sama, dibutuhkan paradigma kepemimpinan kolektif dan kolaboratif. Karena tidak mungkin dapat dilakukan secara personal, tanpa adanya keterlibatan oleh beberapa pihak.
“Saya mengajak seluruh jajaran pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan, juga mahasiswa, untuk membangun ekosistem yang saling percaya, terbuka terhadap kritik, dan siap saling menopang dalam menghadapi tantangan ke depan,” tegasnya.
Sementara, Bambang mengingatkan jargon “Kampus Berdampak” yang disematkan pada perguruan tinggi. Melalui jargon ini, seluruh perguruan tinggi harus aktif berkontribusi dalam kehidupan masyarakat. “Supaya kampus bisa benar-benar memajukan bangsa,” katanya.
Juga, kampus harus berkonsentrasi serta menyumbang—disamping lulusan dan sumber daya manusia—ilmu pengetahuan dan riset. Riset yang dilaksanakan supaya berdampak kepada suatu kemajuan masyarakat dan bangsa. “Seluruh kemajuan di dunia ini memang berbasis kepada rist,” tegasnya.
Dahlan menyampaikan terima kasih kepada Wakil Retor periode lalu yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh. “Sehingga mencapai prestasi yang dibanggakan,” katanya.
Bagi Dahlan, pergantian estafet kepemimpinan ini merupakan proses yang secara alami terjadi di setiap akhir masa kepemimpinan. Karena itu, Ia mengharpkan momentum ini bisa menjadi cambuk bagi UMKT untuk tetap bertahan kokoh sampai ratusan tahun ke depan.
“Kalau Oxford (Inggris), Strasbourg (Perancis), Leipzig (Jerman), bisa melewati 700 tahun, Al Azhar (Kairo) bisa melewati 1000 tahun, maka mudah-mudahan UMKT besok menyusul. Dan di UMKT kami harapkan bisa berlangsung berusia panjang,” pintanya. (Cris/Anggi/Nurvi)
