Gandeng MCE Singapura, SMA Muhi Kembangkan Kurikulum UI dan Coding

Publish

25 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
53
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (SMA Muhi) jalin kerja sama internasional dengan Marshall Cavendish Education (MCE), Singapura. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilaksanakan di ruang kepala sekolah pada Rabu (25/06/2025).

Hadir dalam acara ini adalah Ketua Dikdasmen-PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, MAg, Mr Bernard Liang dan Mr Soon Jinn Lim selaku Head of Education, Marshall Cavendish Education, Singapura. 

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Drs H. Herynugroho, MPd, mengatakan bahwa kerjasama ini untuk meningkatkan penguasaan AI (Artificial Intelegence) guru dalam pembelajaran. Ia berharap basis kecerdasan tiruan tersebut dapat mempercepat kompetensi guru dalam proses ilmu pengetahuan.

Sejalan dengan itu, SMA Muhi dituntut untuk memiliki sumber daya guru yang siap beradaptasi perkembangan teknologi digital dan mesin pencarian informasi. Program kerja sama luar negeri ini difasilitasi oleh Majelis Dikdasmen PWM DIY dan diikuti juga oleh beberapa sekolah Muhammadiyah yang memiliki program Internasional.

“Diharapkan dengan mengikuti pelatihan sekaligus MoU ini, kami berharap guru tidak hanya secara manual dalam pembelajaran, tetapi juga sudah berbasis digital, sementara siswa tidak hanya dikuasai teknologi, tetapi mampu memanfaatkan teknologi untuk belajar,” tandas Herynugroho.

Ia mengutip Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, yang menekankan dua hal dalam pendidikan yaitu memaksimalkan potensi setiap peserta didik dan menjaga elemen joyful learning dalam pembelajaran. Melalui MCE, program yang akan diimplementasikan mencakup kurikulum AI dan Coding yang terintegrasi dengan mata pelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics, and Arts).

“Marshall Cavendish Education telah mengembangkan kurikulum Coding dari kelas 1 hingga kelas 12, lengkap dengan rencana pembelajaran (lesson plan), teknik mengajar, materi pembelajaran, video, kuis, hingga sertifikat di akhir pembelajaran,” jelasnya.

Ketua Dikdasmen-PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, MAg, dalam sambutannya mengapresiasi upaya SMA Muhi mewujudkan pendidikan yang unggul dan terus berkembang. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Muhi dalam mempersiapkan siswa menghadapi era Education 5.0. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut mencangkup aspek berpikir kritis (critical thinking) dan keterampilan komputasi (computational thinking) melalui integrasi AI dan Coding dalam kurikulum.

Achmad Muhamad menambahkan bahwa semangat Muhammadiyah adalah selalu ingin hadir di tengah zaman, mengubah zaman, dan membangun zaman dengan kemajuan, sehingga inisiatif ini diharapkan mampu membawa SMA Muhi menjadi sekolah yang terdepan dan unggul berkemajuan.

Soon Jinn Lim selaku Head of Education Marshall Cavendish Education, memperkenalkan bahwa MCE telah mengembangkan bahan ajar dan teknologi AI yang saat ini digunakan oleh seluruh sekolah publik di Singapura, dari tingkat SD hingga SMA. Soon Jinn Lim mengatakan bahwa MCE juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara lain seperti Kazakhstan, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat yang tertarik mempelajari metodologi pembelajaran matematika.

Selain itu, salah satu keunggulan mereka adalah sistem penilaian kualitas tulisan dan esai siswa menggunakan teknologi kecerdasan artifisial. “Hasil riset internal MCE menunjukkan bahwa siswa yang belajar matematika plus Coding memiliki nilai 17% lebih baik dibandingkan yang hanya belajar matematika, menandakan peran penting Coding dalam pengembangan critical thinking,” kata Soon Jinn Lim.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya learning yang lebih esensial dibandingkan hanya schooling, merujuk pada buku “Facts About Schooling” karya Profesor Lant Pritchett yang membahas fenomena di mana banyak konsep pendidikan di negara berkembang terjebak dalam Great Betrayal.

“Apalah arti semua itu kalau ternyata kita kehilangan elemen joyful learning. Guru tidak akan tergantikan oleh AI, tetapi guru yang tidak bisa beradaptasi dengan teknologi akan digantikan oleh guru yang melek teknologi,” jelasnya.

Ismalik Perwira Atmadja, MPd, selaku guru teknologi informasi SMA Muhi menyatakan pembelajaran coding ini dirancang singkat, hanya 40 hingga 60 menit per pekan di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Bagi jenjang SMP dan SMA, kurikulum juga mencakup pengembangan website, Python, kecerdasan buatan, pengembangan aplikasi seluler, dan pengembangan game.

“World Economic Forum pada tahun 2022 telah menyepakati bahwa generative AI akan menjadi game changer di setiap industri, termasuk pendidikan, dan telah mendefinisikan 10 skill yang harus dikembangkan oleh sekolah masa depan,” paparnya. (ron/n)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan PT PLN (Persero) secara resmi menan....

Suara Muhammadiyah

6 January 2024

Berita

PINRANG, Suara Muhammadiyah – Arifuddin Ahmad, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)....

Suara Muhammadiyah

31 March 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mengusung tema “Sempurnakan Tugasmu dengan Mendeley”, H....

Suara Muhammadiyah

3 December 2023

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru ....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Berita

PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiwa Muhammadi....

Suara Muhammadiyah

29 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah