Haedar Minta Tutup Buku Soal Perbedaan, Saatnya Rekatkan Persaudaraan

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
881
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi menyebut ajaran silaturahmi menjadi sangat penting dalam agama Islam. Bahwa silaturahmi akan melahirkan gerak simultan dalam mewujudkan nilai-nilai keutamaan selepas Ramadan dan Idul Fitri. Hal itu disampaikan saat Silaturahmi Idul Fitri 1445 H keluarga besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (28/4).

“Kita ingin mengkapiltasiasi buah nilai silaturahmi ini di dalam kehidupan kita, keluarga kita, masyarakat kita, bangsa kita, termasuk dalam gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Agar dari silaturahmi ini lahir energi kolektif keruhanian, termasuk di dalamnya energi kolektif intelektual. Sehingga menjadi pelaku dakwah yang menjalankan dan memfungsikan sifat ibadurrahman dan kekhalifahan di dalam kehidupan nyata,” ujarnya.

Haedar menekankan dalam implementasi silaturahmi ini akan mempertautkan persaudaraan antarsesama. Haedar menjelaskan persaudaraan bisa bersifat kekerabatan (ar-rahim), bisa juga bersifat interaksi sosial. Semua ini harus melahirkan persaudaraan autentik, yang lahir dari optimalisasi ketulusan dan keikhlasan untuk merajut hubungan lebih baik lagi.

“(Sehingga dari situ) dapat merajut hubungan yang baik, untuk semakin baik, dan sekaligus juga menyambung sesuatu yang terputus kalau dan seandainya sempat terputus,” katanya.

Maka, dalam kesempatan itu, Haedar mengajak warga Persyarikatan untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus. Hal itu disebabkan boleh jadi berbeda pilihan dan pandangan politik. Di mana kerap menimbulkan pertikaian dan konflik. Di sini, Haedar meminta untuk tutup buku (dihilangkan) dari kehidupan agar tidak berkepanjangan di kemudian hari.

“Mari kita perbaiki. Kita tutup buku soal itu. Tetapi tentu sebagai orang Muhammadiyah, mari melangkah ke depan menjadi lebih baik lagi supaya tidak mengulangi hal-hal yang tidak dikehendaki,” ucapnya.

Haedar mengungkapkan silaturahmi bukan hanya mempertautkan yang sudah terpaut, tetapi harus direaktualisasikan dengan silaturahmi luar biasa, yakni menyambung yang terputus. Sehingga dapat melahirkan persaudaraan yang membawa nilai-nilai ihsan. Yakni ajaran yang memiliki kedudukan tertinggi dalam hubungan dengan Allah dan makhluk.

“Ihsan itu mudah dilaksanakan, tetapi kalau dipraktikan susah. Karena masuk di rasa. Kalau orang berkata-kata buruk, emosi kita muncul. (Itu) masuk ke hati, jadi benih dendam, dan tersimpan lama, dan pulihnya tidak mudah. Maka, ajaran agama mengajarkan kita seperti itu (berbuat ihsan),” tegas Guru Besar Sosiologi UMY ini. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PASURUAN, Suara Muhammadiyah - Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (MLHPB) Pimipinan....

Suara Muhammadiyah

8 October 2023

Berita

MAJALENGKA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat melalui Majelis Pemb....

Suara Muhammadiyah

23 September 2024

Berita

SINABANG, Suara Muhammadiyah -  Rafi Kamal salah seorang mahasiswa Program Studi Teknologi Elek....

Suara Muhammadiyah

11 December 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali men....

Suara Muhammadiyah

7 February 2025

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar terus menunjukkan p....

Suara Muhammadiyah

18 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah