Ide Membangun Gerakan Ekonomi Telah Dijalankan Sejak Zaman Kiai Dahlan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
235
Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP. Foto: Pachrul

Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP. Foto: Pachrul

BENGKULU, Suara Muhammadiyah – Usia Muhammadiyah telah mencapai 113 tahun. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy mengatakan, usia ini sangat panjang, namun justru tidak patah arang dalam menjalankan denyut nadi gerak dakwah di akar rumput.

“Tidak menunjukkan penurunan semangat bergerak dalam berdakwah, tapi justru makin masif menjalankan gerakan dan amal usaha yang dirintisnya,” katanya saat Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah di Aula Gedung Hasan Dien Kampus IV Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Rabu (26/11).

Merespons miad Muhammadiyah yang tahun ini mengusung tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”, sebut Muhadjir, tema ini diusung tidak sekonyong-konyong. Menurutnya, ide kesejahteraan itu merupakan akumulasi dari Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2015.

“Muhammadiyah memutuskan di dalam Muktamar itu bahwa Muhammadiyah perlu menambah satu pilar lagi untuk dakwahnya. Di samping pilar pendidikan, pilar kesehatan, yaitu pilar ekonomi. Jadi itu sudah 10 tahun yang lalu diputuskan di Muktamar Makassar,” jelasnya.

Saat ini, sambung Muhadjir, pengejawantahan mandat dari Muktamar di Makassar tersebut sedang berlangsung, namun dinilai belum totalitas dan komprehensif. Hal ini ditengarai dunia ekonomi sudah lama ditinggalkan dari gerakan dakwah Muhammadiyah.

“Dulu Muhammadiyah awal justru dipelopori oleh ekonom, para pelaku usaha, dan pedagang. Kiai Dahlan itu saudagar batik, jadi kalau dakwah keliling ke daerah-daerah membawa contoh batik,” bebernya.

Bahkan, Kiai Dahlan menyiapkan salah satu puteranya Raden Haji Dhurie untuk menekuni dunia usaha, dan dikirim ke Eropa. “Jadi sekolah di sana, belajar bisnis,” katanya, yang setelah selesai sekolah, mendirikan pabrik sarung.

“Tapi sarung eksport, dijadikan untuk warga Muhammadiyah,” terangnya. Sarung tersebut, dikirim ke Myanmar dan Bangladesh. “Eksportir sarung,” tambahnya dengan singkat.

Di samping itu, juga menjadi importir sepeda. Di sinilah, Muhadjir menyimpulkan ide membangun ekonomi telah dimulai oleh Kiai Dahlan. “Sejak awal sudah memikirkan hal ekonomi,” tekannya.

Maka, saat ini, Muhammadiyah tengah melakukan revitalisasi untuk menguatkan kembali gerakan ekonomi. “Kalau sekarang ada naga 9, Muhammadiyah harus jadi naga 10,” tuturnya. Untuk itu, upaya ke arah situ sudah dimulai, sedikit dan bertahap, tapi sampai titik tujunya.

“Kita sedang merintis beberapa langkah, tapi memang tidak mudah karena sudah terlalu lama ditinggalkan,” ungkapnya. Dengan kata lain, sebut Muhadjir, gerakan ekonomi menjadi sebuah gerakan yang penting bagi Muhammadiyah saat ini.

“Kita akan memperkuat amal-amal usaha yang mempunyai potensi bisnis di dalamnya, baik pendidikan maupun kesehatan,” ujarnya, yang memproyeksikan, khususnya di sektor pendidikan menjadi titik sentral dari ekosistem ekonomi Muhammadiyah. “Karena itu harus membangun ekosistem,” tandasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyelenggarakan Pentas seni sebagai ....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Berita

PAYAKUMBUH, Suara Muhammadiyah -- Setelah berkompetisi dengan pelajar Sekolah Dasar dari berbagai ne....

Suara Muhammadiyah

22 September 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah 'Aisyiyah (PDA) kota Surabaya periode 2022-2027 ....

Suara Muhammadiyah

22 January 2024

Berita

ACEH TENGAH, Suara Muhammadiyah - Wakaf adalah salah satu instrumen sosial-ekonomi Islam yang terbuk....

Suara Muhammadiyah

3 November 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 7 peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta did....

Suara Muhammadiyah

8 January 2025