PRINGSEWU, Suara Muhammadiyah - Dalam semangat meningkatkan literasi politik dan membangun pemikiran kritis di kalangan mahasiswa, Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) menggelar Seminar Politik dengan mengusung tema "Kritis Bukan Provokatif: Membangun Nalar Politik Cerdas di Kalangan Mahasiswa" pada Selasa, 15 November 2025.
Acara ini berlangsung di Graha KH Ahmad Dahlan UMPRI yang dihadiri oleh Dekan FEB UMPRI, Kepala Program Studi (Kaprodi) Manajemen FEB UMPRI, Sekretaris Umum Pimpinan Cabang (PC) IMM Pringsewu, Ketua Koordinator Komisariat (KORKOM) IMM UMPRI, Organisasi Mahasiswa (Ormawa) se-UMPRI, serta kader PK IMM FEB UMPRI.
Acara ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa agar mampu berpikir kritis dalam menghadapi berbagai isu politik tanpa terjebak pada provokasi yang justru memecah belah. Melalui diskusi dan pemaparan narasumber ahli, seminar ini diharapkan dapat membentuk pola pikir politik yang cerdas dan konstruktif demi kontribusi positif pada masa depan bangsa seperti yang dikatakan oleh Priyanka, selaku Ketua Pelaksana Seminar Politik.
"Kegiatan ini bukan sekedar seremonial, tapi upaya yang menunjukkan kesadaran politik sehat di kalangan mahasiswa. Di era informasi yang cepat, mahasiswa sering dihadapkan pada opini liar dan provokasi. Penting untuk membangun nalar kritis yang kreatif dan bertanggung jawab. Menjadi kritis adalah sikap menimbang dan mengkaji informasi sebelum bertindak, sementara provokatif justru menjauhkan kita dari etika dan nilai intelektual," ujar Priyanka.
Tak hanya itu, Nanda Kurniawan selaku Ketua PK IMM FEB UMPRI juga menyampaikan bahwa acara ini baik untuk mahasiswa agar dapat lebih berfikir kritis.
Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pringsewu mengadakan seminar politik dengan tema "Kritis Bukan Provokatif: Membangun Nalar Politik Cerdas di Kalangan Mahasiswa" karena mahasiswa adalah agen perubahan.
"Kita sebagai mahasiswa seharusnya bisa selangkah lebih maju dari yang tidak berkuliah, tapi bukan berarti lebih baik. Melalui seminar ini, saya berharap kita bisa memperkuat literasi politik untuk memahami isu-isu kebangsaan di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Sikap kritis berarti mampu berpikir jernih, objektif, dan menyampaikan fakta berdasarkan data. Sedangkan provokatif adalah tanpa dasar dan bisa memecah belah serta menimbulkan kebingungan," ucap Nanda Kurniawan.
Fadillah Prabandari selaku Sekretaris Umum PC IMM Pringsewu juga menjelaskan peran mahasiswa sebagai agen perubahan agar dapat memiliki nalar yang kritis dan cerdas terhadap politik.
"Kita tahu mahasiswa punya peran besar, sering disebut agen perubahan, kontrol sosial, dan penyeimbang masyarakat. Jadilah mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan dan tidak apatis sehingga peran mahasiswa itu benar adanya. Kritis yang cerdas muncul ketika kita mampu menganalisis kebijakan publik, tidak hanya dengan semangat, tapi dengan teori, data valid, dan kerangka pemikiran matang," ungkap Fadillah Prabandari.
Tak hanya itu, Fadillah Prabandari juga berpesan untuk berfikir kritis dan tidak provokatif untuk memperjuangkan bangsa.
"Kritis itu cinta dan provokatif itu musibah. Kalau ingin berjuang untuk bangsa, gunakan kritis dan kemampuan berdiskusi dengan baik. Jangan mudah terprovokasi dan jadilah mahasiswa yang mengedepankan nalar kritis serta berpikir cerdas dan logis," kata Fadillah Prabandari. (Suci Oktari)


