Inovasi Mahasiswa UMY: Rambut Jagung jadi Nanospray Anti-Aging

Publish

10 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
284
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Fluktuasi harga jagung yang kerap merugikan petani mendorong sekelompok mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinovasi. Mereka memanfaatkan rambut jagung, bagian tanaman yang selama ini dianggap limbah, sebagai bahan dasar pembuatan Nanospray Anti-Aging dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE).

Kelompok yang dipimpin Salwa Hayati Fajri ini beranggotakan Sri Jofita Tatu, Lu'lul Aulia Saniah Syafwan, Selsi Nuryanti, dan Syahda Aulia Tamyiz. Menurut Salwa, meski jagung membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya dalam proses penanaman, hasil panennya kerap tidak dihargai secara layak.

“Kami ingin riset ini tidak hanya bermanfaat di bidang kesehatan, tetapi juga bisa membantu sektor pertanian. Rambut jagung yang sering dibuang ternyata punya potensi besar jika diolah dengan benar,” ujar Salwa, Senin (8/9).

Pemilihan rambut jagung bukan tanpa alasan. Bagian ini mengandung antioksidan yang mampu menghambat tanda-tanda penuaan kulit. Namun, kadar antioksidannya rendah sehingga perlu dikombinasikan dengan kunyit yang memiliki khasiat serupa.

“Rambut jagung kami jadikan sumber utama antioksidan, sementara kunyit memperkuat efeknya. Agar praktis, kami memilih bentuk nanospray supaya mudah digunakan dan dibawa ke mana saja,” jelasnya.

Tim juga memanfaatkan teknologi Nanostructured Lipid Carrier (NLC), sebuah sistem penghantaran zat aktif yang membuat kandungan lebih mudah menembus lapisan kulit. Teknologi ini penting karena secara alami kunyit sulit diserap oleh kulit.

“Dengan NLC, kandungan antioksidan dari kunyit dan rambut jagung bisa masuk lebih baik tanpa merusak struktur alaminya. Harapannya, produk ini tidak hanya praktis, tapi juga efektif dan aman digunakan,” tambahnya.

Meski terlihat sederhana, pengembangan nanospray ini membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga bulan hanya untuk tahap formulasi. Tim harus melakukan serangkaian percobaan untuk menyesuaikan konsentrasi bahan agar stabil dan seimbang.

“Optimasi konsentrasi adalah bagian paling menantang. Bukan karena prosesnya lama, tapi karena kami harus memastikan formula benar-benar tepat,” terang Salwa.

Selain formulasi, produk juga melewati tahap uji laboratorium, mulai dari uji toksisitas hingga uji pH, guna memastikan keamanan pemakaian sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap efek samping.

Salwa berharap hasil penelitian ini tidak berhenti di laboratorium. Selain menghadirkan produk kecantikan yang efektif, inovasi ini diharapkan dapat memberi dampak nyata bagi petani jagung.

“Semoga riset ini bisa membuka peluang ekonomi baru sehingga rambut jagung yang selama ini dianggap limbah justru bernilai tinggi,” pungkasnya. (NF)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PONOROGO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo menggelar resepsi Mil....

Suara Muhammadiyah

20 November 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Fakultas Keg....

Suara Muhammadiyah

15 May 2025

Berita

JEPARA, Suara Muhammadiyah - Sebagai upaya meningkatkan akses pendidikan masyarakat, Pemerintah Daer....

Suara Muhammadiyah

3 May 2025

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Pendekatan akreditasi pesantren Muhammadiyah tidak hanya mengara....

Suara Muhammadiyah

29 June 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Dalam waktu dekat, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendid....

Suara Muhammadiyah

14 June 2025