Islam Memelihara Lingkungan

Publish

30 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
363
sumber gambar: pixabay.com

sumber gambar: pixabay.com

Oleh: Donny Syofyan

Kita adalah manusia. Kita tinggal di bumi yang sangat berharga bagi kita. Karenanya, kita punya kewajiban dan kepentingan untuk terus menerus merawat lingkungan. Kita perlu memastikan bahwa kehidupan flora dan fauna berkembang dan bahwa manusia memiliki tempat yang aman untuk hidup hingga anak dan cucu kelak.

Pada saat yang sama, kita tentu mencintai Islam sebagai keyakinan yang kita anut. Begitu pentingnya agama bagi kita, maka kita juga ingin memastikan adanya harmoni antara pikiran kita saat ini dan agama kita. Kita ingin memastikan bahwa saat kita memeluk Islam, kita betul-betul mengadopsi sistem keyakinan yang bermanfaat bagi lingkungan kita khususnya dan buat kebutuhan modern secara umum.

Kita melihat banyak orang yang kembali saat ini ke ajaran agama. Mereka menyisir kitab suci untuk menemukan mutiara berharga apa yang dapat diambil untuk mengatasi masalah lingkungan saat ini. Mereka menemukan hal-hal yang mereka tafsirkan kembali. Misalnya, pesan Tuhan kepada Adam untuk menguasai dan menaklukkan bumi. Di masa lalu tafsir dipahami bahwa manusia memiliki otoritas dan kekuasaan penuh atas bumi. Manusia bisa berbuat sesukanya.

Tetapi di zaman modern ini, orang-orang akan menafsirkan ayat ini berbeda, "Maknanya tidak seharusnya begitu. Kita perlu melihatnya bahwa manusia harus menjadi penjaga bumi. Manusia harus melindungi, merawat dan memeliharan bumi.” Ini adalah interpretasi yang bagus. Ada yang berpendapat tidak banyak yang dapat ditafsirkan kembali karena agama-agama kita sudah lama terbentuk terkait dengan kekhawatiran orang tentang rusaknya lingkungan yang kini menjadi bagian dari cakrawala banyak orang.

Hal yang mengejutkan bahwa Islam banyak berbicara tentang lingkungan. Allah berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS 30:41). Ayat ini berbicara betapa kerusakan telah muncul di darat dan laut karena apa yang dilakukan oleh tangan manusia. Ayat itu berbicara begitu keras tentang keadaan kita saat ini; pembuangan sampah, chloro fluoro carbon (CFC) yang telah mempengaruhi lapisan ozon, dan sebagainya. Kita telah banyak berbuat yang merugikan dan membahayakan lingkungan.

Menyangkut kisah Adam dalam Al-Qur’an, sebetulnya tidak ada suruhan bahwa Allah memerintahkan Adam untuk menaklukkan bumi. Allah menyampaikan dalam Al-Qur’an bahwa Adam ditempatkan di bumi sebagai khalifah. Khalifah berarti wakil, bahwa Adam memainkan fungsi sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Umat manusia sebagai keturunan Adam juga menjadi wakil Allah untuk merawat bumi sesuai perintah-Nya.

Allah meyakinkan kita dalam Al-Qur’an bahwa Dia benar-benar menempatkan bumi di bawah penjagaan kita dan untuk keturunan kita. Jadi tak perlu untuk menaklukkan bumi. Lagipula, bahasa penaklukan terdengar lebih keras dan kejam dari sudut pandang lingkungan. Menjaga bumi adalah sesuatu yang secara alami dan seharusnya diperbuat oleh umat Islam.

Ada hadits yang lebih jauh berbicara tentang pentingnya pohon dan merawat lingkungan. Rasulullah bersabda, “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah” (HR. Bukhari & Ahmad). Kenapa demikian? Karena menanam pohon adalah perbuatan baik. Hadis lain mengatakan, “Dari sahabat Khallad bin Saib dari ayahnya, Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang menanam pohon, lalu (hasilnya) dimakan oleh burung atau apa saja yang melewatinya, niscaya ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya,” (HR Ahmad dan At-Thabarani).

Menanam pohon merupakan perbuatan yang baik. Ibadah bukan cuma shalat dan puasa, bahkan kita juga mendapat berkah karena menanam pohon. Begitu juga dengan air, sebagai sumber yang berharga di zaman modern ini. Mengejutkan bahwa dalam Al-Qur’an ada banyak ayat tentang air. Hal yang sama juga dengan hadits. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa jika Anda hendak wudhu dari bersiap-siap untuk shalat, maka gunakanlah air sebanyak yang diperlukan untuk wudhu, meskipun Anda berada di samping sungai yang mengalir. Ini semua adalah gagasan melestarikan dan merawat sumber daya, sesuatu yang termaktub dalam riwayat.

Secara lebih umum, kita diperingatkan untuk tidak berlaku boros. Kita tidak boleh menyia-nyiakan sumber daya Tuhan yang berharga. Kita harus bersyukur atas sumber daya yang telah Allah tempatkan di muka bumi. Al-Qur’an itu sendiri memperingatkan kita terhadap 

pemborosan atau berlebih-lebihan, "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan" (QS 7:31). Dalam surah lain, Allah juga mengingatkan, “…dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros” (QS 17:26), lalu kelanjutan ayat ini, "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS 17:26). Jadi kita harus berhati-hati agar deskripsi itu tidak berlaku untuk kita.

Sebagai kesimpulan, Islam mengajarkan kita untuk merawat lingkungan. Kita mendapati Islam sebagai sistem keyakinan yang memuat harmoni antara resep agama dan sensitivitas modern. Ketika kita merawat lingkungan, kita memenuhi sesuatu yang jauh di dalam diri kita. Menjadi sebuah kebutuhan bagi kita untuk memastikan bahwa lingkungan dilestarikan dan dunia ini layak huni. Bumi ini akan kita wariskan kepada anak-anak dan cucu kita.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

 Puasa Syawal, Amalan Pasca Ramadhan yang Hampir Terlewatkan  Oleh: Ika Sofia Rizqiani, S....

Suara Muhammadiyah

19 April 2024

Wawasan

KAPLING LAUT: Jamaah Akar Rumput dan JALAMU Jogja, Sabtu 14 Oktober 2023. Beberapa menit menjelang ....

Suara Muhammadiyah

20 October 2023

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (7) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Pada I....

Suara Muhammadiyah

19 October 2023

Wawasan

Kelompok Salafi  dan Pudarnya Kesalehan Sosial Oleh: Muhammad Utama Al Faruqi, Demisioner Sekr....

Suara Muhammadiyah

26 April 2024

Wawasan

Pola Pendidikan Orang Tua dalam Membimbing Anak-anak Menuju Masa Depan yang Gemilang Menurut Konsep ....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah