MAGELANG, Suara Muhammadiyah - Saat membuka Rakerwil II Lembaga Pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) PWM Jawa Tengah, Khafid Sirotudin mengawalinya dengan bercerita ringan. Pada paginya, sebelum ia naik ke atas mimbar untuk membuka acara, ia menyempatkan diri pergi ke salah satu pasar di Kota Magelang. Di sana ia membeli kembang (bunga) yang belakangan ia taruh di setiap sudut ruangan acara. Bukan bermaksud klenik, tapi lebih pada bagaimana ia berusaha untuk melarisi dagangan ibu-ibu di pasar.
Dari aksinya tersebut, ia seolah ingin memberikan contoh sekaligus mengajak seluruh peserta yang hadir untuk tidak takut nguripi wong cilik. Baginya usaha melarisi dagangan orang kecil adalah perbuatan yang mulia dan sangat ditekankan dalam Islam.
"Itulah nilai-nilai yang kita ajarkan di UMKM. Nilai ini menjadi sangat penting untuk mendorong kemajuan UMKM," tegasnya.
Khafid pun memberikan perumpamaan, bagaimana jika AUM yang sebagian besar adalah UMKM izin cuti melayani masyarakat. AUM di Jawa Tengah saja, membayar pajak sebesar 1,5 triliun setiap tahun.
"Kita bayangkan kalau Muhammadiyah cuti untuk melayani, bisa kita bayangkan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian kita," ucap Khafid.
Ia pun tak lupa menyampaikan apresiasinya kepada UNIMMA yang telah menjadi 4 besar PTMA di Jawa Tengah setelah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Saat ini Universitas Muhammadiyah Magelang telah memiliki fakultas kedokteran dan menjadi kampus terakreditasi unggul.
Di akhir sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk meneriakkan yel-yel LP UMKM. Yel-yel yang cukup sederhana namun sangat bermakna, yakni jujur, makmur, bahagia. "InshaAllah melalui Usaha Kecil dan Mikro ini kita memulai kemakmuran," doanya. (diko)

