PALANGKA RAYA, Suara Muhammadiyah - Pada hari Ahad, 14 Desember 2024, Masjid Al Insan lantai III RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya, Kalimantan Tengah menggelar pengajian rutin bulanan sebagai sarana untuk menyambung rasa silaturahmi, pembinaan spiritual dan mental bagi para pegawai sehingga terbentuk karakter, meningkatkan ketenangan batin, moral, dan etika kerja. Pengajian kali ini menghadirkan Ustadz Dr. H. Misbah, M.A., dengan tema "Berbekal Ilmu dan Hati, Menjadi Muslim Sejati".
Dalam pengajian tersebut turut berhadir dr. Lia Indriana, selaku direktur utama RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya, Muhammad Hanafiah Novie, S.P., M.Si., ketua PDM Kota Palangka Raya, para dokter spesialis, para manager, para kepala ruangan serta pegawai yang hampir berjumlah 300 orang memenuhi ruangan masjid.
Drs. Mulyono, M.Pd., Direktur Keuangan, Umum, KeMuhammadiyahan, dalam sambutannya tak bisa menyembunyikan rasa haru dan syukurnya. Ia menyampaikan perkembangan menggembirakan betapa Muhammadiyah di Kalimantan Tengah sangat berkembang khususnya dalam bidang kesehatan, Adanya beberapa klinik karena ini adalah bukti dari kerja dakwah yang sabar, gigih, dan istiqomah semua Muhammadiyah lakukan untuk mewujudkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
"Semua ini adalah karena buah dari kesabaran dari para mengurus, begitu banyak orang yang lulus ujian, namun tidak semua bisa lulus dalam kesabaran, terutama dalam berbuat untuk kebaikan untuk semesta,” Ujarnya.
Acara semakin khidmat dengan hadirnya, Ustadz Dr. H. Misbah, M.A., yang beliau juga merupakan tokoh mubaligh Muhammadiyah Kalteng. Dalam tausiyahnya, beliau menyampaikan tiga tahapan untuk menjadikan diri yang selalu dekat dengan Allah SWT, Serta dapat mewujudkan Islam berkemajuan, sesuai dengan amanat muktamar Muhammadiyah :
Di tengah Jamaah pengajian, penceramah mengajak melantunkan sholawat yang menggema dan senyum-senyum hangat yang saling bersahutan, sehingga dengan kita bersholawat ini menandakan kecintaan kita kepada Rasullullah meneladaninya dalam kehidupan. “tidak ada larangan untuk kita bersholawat, karena itu menandakan kecintaan kita kepada Rasul,” ujarnya.
Umat Islam harus berupaya menciptakan kehidupan yang bahagia dan menggembirakan. Tolok ukurnya, sebagaimana riwayat, "Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. "Jadi pesan Nabi kalau ingin hidup senang, bahagia, kita harus memiliki ilmu," katanya.
Di sinilah, pentingnya penguasaan ilmu, yang tidak hanya pengetahuan umum semata, tetapi, ilmu keagamaan secara komprehensif dan harus selaras dengan hati. “Pokoknya kalau hidupnya itu ingin bahagia, meniru Nabi. Orang itu harus punya ilmu yang tersambung dengan hati, agar menuntut ilmu dan mengajarkannya mengharap ridho Illahi,” tekannya.
Dr. H. Misbah, MA., menambahkan saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2025, menuju tahun 2026, apa saja yang sudah kita lakukan di tahun ini, apakah sudah ada kebaikan yang kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Beliau mengambarkan dalam buku yang berjudul Tasawuf Modern dan Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad. Ditulis oleh Buya Hamka, ada tiga tingakatan dalam kita memperbaiki hati kita sehingga semuanya akan tergambar pada ahklak diantaranya : Takhalli (Pengosongan Diri), Tahalli (Menghiasi Diri), Tajalli (Penyingkapan). (mf)


