Khutbah Jum'at: Sikap Mental Merdeka Adalah Taat Kepada Allah

Publish

19 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
489
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Khutbah Jum'at: Sikap Mental Merdeka Adalah Taat Kepada Allah 

Oleh: Dr Immawan Wahyudi, MH, Dosen FH UAD

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ.
 اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
  يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah, pertama-tama dan yang utama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala  yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Dengan senantiasa menyegarkan rasa syukur semoga jalan bagi kita untuk memperkuat dan takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala hingga akhir hayat kita.  Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya;

“Dan sungguh Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”

Betapa jejak pemikiran fundamental para the founding fathers bangsa telah sedemikian rupa memasukkan nilai ketauhidan dalam pembukaan UUD NRI 1945 tercermin dalam pernyataan pada alinea pertama; “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Besar kemungkinan Alinea ini sangat dipengaruhi oleh firman Allah surat al-Isra ayat 70 sebagaimana khatib sampaikan di atas.

Selanjutnya pernyataan pada alinea pertama ini ditutup dengan pernyataan  pada alinea keempat yang mengandung makna penegasan bahwa tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.  Alinea ini juga memuat dasar negara, yaitu Pancasila yang semestinya menjadi pedoman utama dalam berbangsa dan bernegara utamanya bagi para penyelenggara negara.

Memaknai firman Allah dan pernyataan fundamental dalam Pembukaan UUD NRI 1945, maka tujuan pencapaian tujuan negara menjadi kewajiban bagi para penyelenggara negara untuk mewujudkan telah tidak adanya penjajahan di muka bumi dalam bentuknya masyarakat bangsa Indonesia yang merasakan hidup dalam   berbangsa yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.

Jamaah Jum’ah rahimakumullah, Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman sebagaimana termaktub dalam  Al-Qur’an  Surat An-Nazi'at ayat 40-41:

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggalnya."

Memaknai ayat tersebut dalam konteks hari Kemerdekaan RI ke 80, maka para penyelenggara negara khususnya dan banga Indonesia umumnya harus menjauhkan diri dari perilaku korup, khianat, curang, dendam kesumat yang tidak berkesudahan, berbohong untuk mencapai tujuan tertentu dan segala bentuk akhlak al-mazmumah, karena tidak ada negara yang hidup dalam keadilan dan kemakmuran  yang didasarkan pada akhlak al-mazmumah (akhlaq yang buruk).  

Ma’asyiral Muslimin, tentulah kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat dibebankan hanya kepada para penyelenggara negara. Kita juga harus mendasarkan pada firman Allah dalam surat at Taubah  ayat 122 yang menegaskan;


 وَما كانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Artinya: "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."

Makna ayat ini dalam konteks kemerdekaan RI ke 80 adalah kita, warga masyarakat NKRI juga harus berjuang. Sebagian berjuang dalam jalur resmi sebagai penyelenggara negara, sebagian lagi sebagai penegak hukum sebagian yang lain mengembangkan kehidupan sosial ekonomi yang pro rakyat. Sebagian yang lain terus belajar dan waspada terhadap musuh-musuh banga dan negara dengan memperluas ilmu agama dan ilmu pengetahuan  yang mutakhir dan berani memberikan saran serta kritik terhadap para penyelenggara negara yang memiliki kecenderungan berakhlak mazmumah. Jika orang yang berilmu dan berakhlak al-karimah diam, maka sesungguhnya itu merupakan prakondisi bagi setan untuk melancarkan perjuangan mereka yaitu menyesatkan umat manusia sesat-sesatnya. Na’udzubillahi min dzalika. 

Dalam konteks kemerdekaan RI ke 80 ini kita juga perlu mengidentifikasi bahwa mereka orang-orang yang terjajah masih eksis yakni mereka yang senantiasa mengikuti  nafsunya sehingga tema hidupnya adalah amar munkar nahi ma’ruf. Warga masyarakat apalagi pejabat yang   tidak mampu mengendalikan hawa nafsu digambarkan dalam Al-Qur’an al-Karim surat Al-Jatsiyah ayat 23, Allah berfirman;

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً ۖ فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Artinya, "Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

Para predator negara ini adalah contoh dari gambaran manusia Indonesia yang terjajah, karena tidak merdeka dari ketundukannya terhadap nafsu jahat. Sedangkan masyarakat manusia yang merdeka adalah manusia yang bertauhid yakni manusia yang telah merdeka dari segala bentuk kejahatan, sehingga tidak merdeka untuk menegakkan kebenaran. Mereka itulah para budak dari keserakahan dan ketamakan.  

Mengakhiri khutbah pertama ini khatib mengutip sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan;

 لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ

Artinya: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan mereka tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ
 أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ
 اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
 فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ
 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
   رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَا قَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَا عْفُ عَنَّا ۗ وَا غْفِرْ لَنَا ۗ وَا رْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

 اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.  

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khutbah

Khutbah Jum'at: Mencintai Rasul Saw Oleh: Dr. Tgk. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA إِنَّ الْ....

Suara Muhammadiyah

7 October 2023

Khutbah

Khutbah Jumat: Surah Al-Waqiah, Tiga Golongan Manusia di Hari Kiamat Oleh: Deri Adlis,SHI, Mubhalig....

Suara Muhammadiyah

13 December 2024

Khutbah

Oleh: Cristoffer Veron P إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَس....

Suara Muhammadiyah

7 November 2024

Khutbah

Oleh: Eko Sumardianto إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْ�....

Suara Muhammadiyah

30 November 2023

Khutbah

  إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْن....

Suara Muhammadiyah

12 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah