KLB Campak di Jawa Timur, Perlunya Deteksi Lebih Dini

Publish

28 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
81
Ilustrasi campak. Foto: https://www.klikdokter.com/

Ilustrasi campak. Foto: https://www.klikdokter.com/

SUMENEP, Suara Muhammadiyah – Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, resmi ditetapkan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Penetapan ini disampaikan oleh Direktur RS PKU Bantul Yogyakarta sekaligus Anggota Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Nurcholid Umam K SpA MSc, Senin (25/8). Hingga kini tercatat 2.035 kasus suspek campak dengan 17 orang meninggal dunia. Sebagian besar korban adalah balita yang belum pernah menerima imunisasi campak.

Gejala awal campak yang perlu diwaspadai meliputi demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, batuk kering, pilek, mata merah, bintik putih kecil di mulut (bintik Koplik), serta ruam merah yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh.

Sebagai langkah penanganan, pemerintah meluncurkan program vaksinasi massal bagi 78.569 anak usia 9 bulan hingga 6 tahun. Program ini berlangsung di 26 puskesmas dan 3 rumah sakit di Sumenep mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025 dengan menyediakan lebih dari 80 ribu dosis vaksin.

Meski demikian, sejumlah kendala masih ditemui di lapangan, seperti kekhawatiran orang tua terhadap efek samping, keraguan mengenai kehalalan vaksin, kurangnya pemahaman jadwal imunisasi, hingga anggapan bahwa imunisasi tidak diperlukan.

Menanggapi hal itu, pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa vaksin yang digunakan telah bersertifikat halal, atau setidaknya diperbolehkan dalam kondisi darurat kesehatan. Di sisi lain, tenaga kesehatan juga gencar melakukan edukasi kepada masyarakat guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi.

Orang tua dihimbau segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala serius, seperti kesulitan bernapas, demam tinggi disertai lemas, dehidrasi, kejang, atau ruam yang menyebar cepat.

KLB campak di Sumenep menjadi peringatan penting akan perlunya deteksi dini, imunisasi lengkap, serta respons cepat terhadap komplikasi agar lebih banyak nyawa anak dapat diselamatkan. (Anggi/Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (PBI UAD) pada R....

Suara Muhammadiyah

21 May 2024

Berita

LAMSEL, Suara Muhammadiyah - Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Pimpinan Pusat Muham....

Suara Muhammadiyah

3 June 2024

Berita

OSAKA, Suara Muhammadiyah –  Universitas Muhammadiyah Pontianak mengadakan kegiatan Penga....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar hadir dalam kegiatan Ba....

Suara Muhammadiyah

9 July 2025

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah – Guru SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta yang juga Wakil Kepala Sek....

Suara Muhammadiyah

6 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah