Kolaborasi Akademisi Unimuda Sorong Jadikan Guru Aktor Utama Kaderisasi

Publish

29 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
36
Foto Istimewa

Foto Istimewa

SORONG, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang dikenal publik sebagai organisasi yang cukup matang apabila dibandingkan dengan organisasi Islam lainnya terutama di Indonesia. Klaim tersebut bukanlah sesuatu yang dilebih-lebihkan oleh masyarakat khususnya bagi para warga Muhammadiyah, melainkan dapat dilihat dari bukti nyata yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat yakni berdiri tegaknya amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang baik di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial pada seluruh wilayah Indonesia mulai dari ujung barat hingga ujung timur.

Amal Usaha Muhammadiyah di wilayah timur Indonesia terutama di Papua, yang eksis hingga saat ini adalah institusi pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi misalnya yang terletak di kabupaten Sorong. Perlu diketahui bahwa Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Sorong memiliki amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang paling banyak diantara yang lain se-Tanah Papua namun yang mendominasi AUM yakni di bidang pendidikan.

Berbicara perkaderan Muhammadiyah dalam konteks pendidikan, maka lembaga pendidikan Muhammadiyahlah yang menjadi tumpuan utama dalam menjalankan sistem perkaderan sebagai pilot project dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai top manager dari seluruh amal usahanya. Namun jika ditelisik lebih dalam yang menjadi agen utama perkaderan di sekolah adalah guru Kemuhammadiyahan, sebab ia memiliki wewenang yang lebih banyak dari pada guru mata pelajaran lain.

Dalam konteks Muhammadiyah kabupaten Sorong, berdasarkan pencermatan yang diperkuat dengan observasinya secara langsung; Muhammad Muzakki sebagai salah satu dosen Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong ditemukan kenyataan bahwa dari 17 sekolah Muhammadiyah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di kabupaten Sorong tiga ORTOM (organisasi otonom Muhammadiyah) wajib seperti IPM, HW dan Tapaksuci tidak semuanya ada.

Padahal berdasarkan Ketentuan Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 08/KTN/I.4/F/2013 tentang pembinaan organisasi otonom yang harus ada di lembaga pendidikan Muhammadiyah yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapaksuci dan Hizbul Wathan (HW) serta diperparah pula dengan temuan di lapangan bahwa pembelajaran kemuhammadiyahan yang kurang menarik sehingga pelajaran ini hanya sebatas menghafal materi belaka yang dipaksa guru kepada siswa. Padahal berbekal pada pembelajaran yang menarik dan penciptaan suasana yang mendalam akan terpatri dalam hati sehingga terjadilah internalisasi nilai-nilai Kemuhammadiyahan.

Dari kedua permasalahan di atas, Muhammad Muzakki sebagai akademisi yang harus menjalankan caturdharma perguruan tinggi Muhammadiyah merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu guna memperkecil permasalahan yang ada. Dari kepedulian tersebut sehingga lahirlah ide kecil untuk membuat pengabdian masyarakat yang berkolaborasi dengan Majelis DIKDASMEN PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sorong sebagai leading sector bagi sekolah dan para guru berupa “Pelatihan Model Pembelajaran Terintegrasi dan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Canva Bagi Guru Kemuhammadiyahan Se-Kabupaten Sorong”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 27 September 2025 di Gedung Asrama Putri Ma’had Bilal Bin Rabah UNIMUDA Sorong, serta peserta dalam kegiatan ini adalah guru perwakilan dari seluruh sekolah Muhammadiyah kabupaten Sorong.

Pada kegiatan tersebut fokus utamanya yaitu pertama melatih guru Kemuhammadiyahan membuat perencanaan pembelajaran yang terintegrasi dengan kegiatan ORTOM wajib yaitu IPM, HW dan Tapaksuci. Dengan perencanaan yang efektif akan berpengaruh pada optimalnya internalisasi nilai-nilai Kemuhammadiyahan pada diri siswa serta proses kaderisasi akan lebih maksimal daripada hanya sekedar menyampaikan materi di dalam kelas.

Kedua melatih guru Kemuhammadiyahan dalam mengemas media pembelajaran yang lebih inovatif dan menyenangkan sehingga siswa semakin tertarik untuk mengikuti pembelajaran kemuhammadiyahan di dalam kelas daripada sebelumnya yang cenderung siswa merasa terpaksa mengikuti pembelajaran.

Dari kedua hal tersebut, Muhammad Muzakki sengaja menggabungkan 2 pendekatan dan metode yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yakni optimalisasi proses perkaderan di sekolah Muhammadiyah yang tidak hanya di dalam kelas namun diperkuat dengan kegiatan ORTOM yang erat kaitannya penguatan internalisasi nilai-nilai Kemuhammadiyahan pada diri siswa.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, SMP Univer....

Suara Muhammadiyah

24 January 2025

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah & Pendidikan Non-Formal ....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Masjid Ar-Rohmah Klaten di bawah binaan PDM Klaten adakan pengajian rut....

Suara Muhammadiyah

9 January 2025

Berita

Rektor UMSU, Wakil Rektor I,II dan III Hadiri Silaturrahim dan Berbuka Puasa Fakultas Hukum MEDAN, ....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Berita

GUNUNGKIDUL, Suara Muhammadiyah – Pengabdian kepada Masyarakat tim akademisi dari Universitas ....

Suara Muhammadiyah

6 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah