MALANG, Suara Muhammadiyah - Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali berkolaborasi dengan Universiti Teknologi Mara (UiTM), Melaka, Malaysia. Setelah sebelumnya berkolaborasi dalam International Communication Competition (ICC) sampai tahun ke-4, dilanjut konferensi dan kuliah tamu internasional Juni lalu, kali ini UiTM mengirim 16 mahasiswanya untuk praktikum bersama mahasiswa UMM.
Selama seminggu hingga Sabtu (29/11/2025), mereka menyelesaikan collaborative project bertajuk Multimedia Cultural Chronicles: Unveiling the Joy of Javanese Traditional Games. “Ini merupakan project bersama dalam bentuk pembuatan interactive e-book dan video documenter yang mendemontrasikan kemampuan multimedia mahasiswa,” kata Kepala Laboratorium Komunikasi UMM, Widiya Yutanti.
Isi e-book maupun dokumenter yang diproduksi adalah dokumentasi permainan tradisional yang sampai saat ini masih dimainkan anak-anak di Malang. Untuk itu, tim UMM maupun UiTM tak hanya mendokumentasikan, tetapi juga melakukan riset dan ikut terlibat dalam permainan tradisional sebagai heritage cultural Jawa itu. Beberapa tempat dolanan tradisional yang digali antara lain Ngawonggo Patirtan, Museum Panji dan Taman Dolan.
Menurut Widiya, sebelum praktikum di lapangan, mahasiswa UiTM juga memperoleh materi kuliah selama dua minggu secara online. Selain dosen Komunikasi UMM, dua dosen dari UiTM juga terlibat dan ikut mengantarkan sampai Malang. Mereka adalah Mohd Hilmi bin Bakar dan Shafezah binti Abdul Wahab.
Hilmi mengungkapkan antusiasmenya bekerjasama dengan UMM. Menurutnya, interaksi diantara mahasiswa kedua kampus akan melahirkan hubungan yang baik bukan saja dalam produksi karya kreatif tetapi dapat berlanjut pada kerjasama di dunia kerja.
“Insha Allah kolaborasi ini tidak hanya saat ini saja tetapi juga kelak kalua memasuki dunia industri, mahasiswa kedua negara bisa bertemu kembali dalam kerjasama suatu projek pekerjaan,” harap Hilmi.
Hal senada disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM, Fauzik Lendriyono. Kerjasama ini tidak boleh berhenti hanya pada tataran konsep, dokumen, tetapi menghasilkan output yang jelas. “Harus ada dampak yang terlihat, termasuk kolaborasi di dunia kerja nantinya,” katanya.
Di sela-sela produksi dokumenter, mahasiswa juga diajak untuk eksplorasi Kampung Warna-warni Jodipan, Kampung Heritage Kayu Tangan, Coban Rondo, serta menikmati city tour menggunakan bus Macito. Selain mencari oleh-oleh khas Malang, mereka juga melakukan kunjungan media ke kantor redaksi Biro Harian Surya Malang dan berdiskusi dengan redaksi.
Salah seorang mahasiswa UiTM, Tengku Syamimi Afiqah Noor, mengaku terkesan dengan studi lapangan ini. “Ini benar-benar memuaskan karena saya memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan UMM di tempat yang benar-benar baru bagi saya. Saya sangat senang dengan kolaborasi ini karena UMM banyak membantu kami. Kami bertukar ide, dan meskipun kami masing-masing memiliki konsep masing-masing, kami tetap dibimbing dan didukung selama proses. Saya bersyukur bahwa kami memiliki kesempatan untuk bekerja sama,” tuturnya.
Sementara itu mahasiswa UiTM lainnya, Airiel Danial, terkesan dengan pendampingan dari mahasiswa UMM. Menurutnya UMM sangat nyaman dan telah menyiapkan semua yang dibutuhkan mulai dari akomodasi hingga peralatan syuting, tempat syuting, dan bahkan bakat. “Mahasiswa UMM sangat membantu dan kreatif, terutama dengan videografi dan berbagi ide, sehingga membuat pekerjaan kami jauh lebih mudah. Secara keseluruhan, mudah untuk berdiskusi, bertukar ide, dan bekerja sama, dan seluruh pengalaman terasa bermakna dan sangat bermanfaat bagi kami,” ungkapnya.
Hal berbeda diungkapkan Nurin Aisha Najla Binti Mohd Nasir. Dia sempat mengalami kesulitan ketika harus mengatur dolanan bersama anak-anak kecil di lokasi syuting. Ketika dengan mahasiswa UMM sudah berjalan sangat baik, tak mudah buatnya ketika menghadapi anak-anak.
“Tapi kemudian yang ada macam jadi susah-susah, leceh-leceh sikit itu karena-nya kita mahu kerja sama kanak-kanak. Jadi kiranya kita benar-benar harus berkomunikasi dengan sangat baik dengan mereka dan kita harus memahami perasaan mereka juga untuk memastikan mereka terlibat dalam kegiatan semacam ini. So kita kena fahamlah jika mereka capek itu, bila apa mereka ingin istirahat itu, kita harus benarkan saja,” tutur Nurin.
Kesan istimewa disampaikan Hannah Zurain binti Hasnoal. Secara keseluruhan menurutnya UMM sangat oke. “UMM memiliki fasilitas yang luar biasa dan saya dapat melihat bahwa kualitas mahasiswa mereka baik. Para dosen dan mahasiswa dalam kolaborasi ini pasti ramah dan baik. Mereka telah sangat membantu melalui program ini. Pasti membantu melestarikan permainan tradisional untuk generasi mendatang,” kesannya.
Sebagai orang Malaysia, lanjut Hannah, belajar sesuatu yang baru dan bahkan penduduk setempat belajar cara bermain permainan yang baru mereka dengar. “Kami bahkan berhasil berbagi persamaan dan perbedaan budaya Malaysia dan Indonesia. Secara keseluruhan, proyek ini bagus dan sangat menguntungkan untuk banyak penilai,” ungkapnya.
Wakil Rektor VI Salis Yanuardi mengapresiasi kolaborasi Komunikasi UMM dengan UiTM ini. Ke depan, dia berjanji akan membawa dosen dan mahasiswanya untuk berkunjung balik ke Malaysia. “Banyak kampus Malaysia yang sduah ke UMM, giliran kami yang harus ke sana,” tutr Wakil Rektor. (Ist)


