Kuliah Umum Prodi Farmasi UM Bandung Kupas Inovasi Pelarut Halal dan Kolaborasi Riset

Publish

28 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
211
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Head of Research INHART (IIUM) Malaysia Assoc Prof Ts Dr Amal Elgharbawy menjelaskan bahwa pelarut konvensional yang sering digunakan cenderung beracun, mudah menguap, dan tidak dapat terurai dengan baik.

”Pelarut konvensional yang sering digunakan pun tentunya memiliki karakteristik yang bertentangan dengan nilai-nilai halal,” ungkapnya dalam acara Public Lecture yang diselenggarakan oleh Prodi Farmasi UM Bandung pada Kamis (24/07/2025).

Dalam menanggapi hal itu, dirinya memperkenalkan dua inovasi utama dalam pengembangan sains farmasi halal: Ionic Liquids (ILs) dan Deep Eutectic Solvents (DESs). ”Kedua jenis pelarut ini dipandang sebagai solusi masa depan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga selaras dengan prinsip halal dan tayyib,” ucap Amal.

Berbeda dengan pelarut konvensional, ILs memiliki keunggulan seperti kestabilan termal tinggi, non-flammable, dan dapat disesuaikan untuk berbagai aplikasi industri farmasi. ”Ionic liquids memungkinkan produksi ester dan polimer pada kondisi yang lebih ringan dan aman,” jelas Amal.

Sementara itu, DESs khususnya Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan pelarut alami dengan kemampuan tinggi dalam mengekstraksi senyawa aktif dari tanaman. ”NADES itu murah, biodegradable, dan berasal dari sumber yang dapat diperbarui. Sangat cocok untuk digunakan dalam produk halal,” tegasnya.

Dirinya juga menjelaskan beberapa aplikasi dari ILs dan DESs, seperti pada pembuatan obat, penyerapan CO₂ untuk lingkungan yang lebih bersih, dan bahkan pada sistem laundry tanpa air. ”Teknologi ini tentu sudah diuji dalam menstabilkan enzim dan meningkatkan efektivitas proses ekstraksi protein serta lipid untuk tujuan farmasi dan bioteknologi,” terang Amal.

Amal menekankan bahwa aspek halal bukan hanya terkait bahan, melainkan metode produksinya. ”Maka dari itu, konsep halal by design harus menjadi acuan dalam pengembangan produk farmasi, dengan mempertimbangkan keselamatan ilmiah dan kepatuhan syariah,” ungkapnya.

Lebih jauh, dirinya mendorong kolaborasi riset lanjutan kepada para mahasiswa UM Bandung untuk mengembangkan nanokarier berbasis ILs/DESs dalam pengiriman obat yang lebih efisien. ”Tujuan akhirnya bagaimana mewujudkan produk farmasi yang tidak hanya aman dan efektif, tetapi juga sesuai dengan maqasid al-shariah,” tutup Amal.*(FK)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Giatkan Senam dan Pembagian Susu Gratis di Desa Tieng WONOSOBO, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa....

Suara Muhammadiyah

20 February 2025

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Memperingati miladnya, Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Satria ....

Suara Muhammadiyah

14 October 2023

Berita

SUKABUMI, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) kembali menggelar Sidang Ter....

Suara Muhammadiyah

13 June 2025

Berita

LAMPUNG, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Anak Usia Dini Dasar dan Menengah (MPAUD Dasmen) Pi....

Suara Muhammadiyah

17 February 2025

Berita

KALASAN, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah Salmah Orbayyinah hadir dan membuk....

Suara Muhammadiyah

17 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah