MEDAN, Suara Muhammadiyah - Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sekaligus Anggota Unsur Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rahmawati Husein, MCP, Ph.D. melakukan kunjungan ke Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumatera Utara, yang berada di Jl. SM Raja no. 136 Medan. Selasa, 16 Desember 2025.
Adapun kunjungan ini dalam rangka koordinasi penanggulangan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, di sela kesibukan dalam menjalankan tugas di BNPB. Hadir dalam kesempatan ini Ketua PWA Sumut Dr. Nur Rahmah Amini, M.Ag, Sekretaris PWA Sumut Yuniar R. Yoga, SE, Bendahara PWA Sumut Prof. Dr. Siti Mujiatun, SE., MM, Wakil Ketua PWA Sumut seperti Dra. Salmi Abbas, M.H, Arika Peranginangin, S.Ag, Ir. Murniati Lubis, dan Sekretaris LLHPB PWA Sumut Sri Ngayomi, M.Psi.
Rahmawati Husein menyampaikan bahwa pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk bertukar informasi terkait kondisi aktual di lapangan serta upaya penanganan bencana yang telah dilakukan oleh berbagai unsur Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
“Alhamdulillah pagi hari ini bisa bertemu dengan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara di Medan. Ini merupakan bagian dari koordinasi penanggulangan bencana banjir di Sumatera. Kami ingin mengetahui kondisi terkini sekaligus apa saja yang sudah dilakukan Muhammadiyah, termasuk MDMC dan unsur lainnya dalam merespons dampak bencana yang luar biasa,” ujar Rahmawati.
Ia menjelaskan bahwa respons awal penanganan bencana selama ini masih didominasi oleh penyaluran sembako dan kebutuhan dasar. Oleh karena itu, Rahmawati mendorong agar penanganan bencana juga memperhatikan kebutuhan spesifik perempuan, anak, dan kelompok rentan.
“Dalam pertemuan ini kami mendorong agar kebutuhan seperti pakaian dalam, pembalut, serta kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi perempuan menjadi perhatian. Termasuk urusan dapur dan pengasuhan anak yang dalam konteks masyarakat kita masih banyak dibebankan kepada perempuan,” jelasnya.
Rahmawati juga menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan kesehatan sejak fase tanggap darurat untuk mencegah munculnya masalah kesehatan jangka panjang pascabencana. Di antaranya adalah ketersediaan makanan bergizi bagi ibu hamil agar terhindar dari risiko stunting, penyediaan air bersih untuk memasak, serta pencegahan penyakit ikutan seperti diare, tifus, dan hipertensi.
“Ketersediaan layanan dan perlengkapan kesehatan harus dipastikan agar tidak menimbulkan penyakit lanjutan akibat bencana,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rahmawati menegaskan bahwa relawan merupakan kunci utama dalam keberhasilan penanganan bencana. Ia menilai Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memiliki sumber daya relawan yang sangat besar dari berbagai unsur, mulai dari organisasi otonom seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, IPM, IMM, Hizbul Wathan, hingga Amal Usaha Muhammadiyah dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
“Relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah seharusnya tidak kekurangan. Namun yang tak kalah penting adalah kesiapan relawan itu sendiri. Relawan harus mampu mandiri, tidak merepotkan masyarakat terdampak, memiliki perlengkapan pribadi, serta dibekali pengetahuan dan keterampilan sesuai perannya,” tegas Rahmawati.
Ia juga mengingatkan bahwa relawan tidak cukup hanya bermodal semangat, tetapi harus dilengkapi dengan pengetahuan, kesiapan, serta kemampuan menyampaikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, termasuk edukasi kesehatan.
Dalam konteks kolaborasi lintas sektor, Rahmawati menekankan pentingnya koordinasi melalui sistem klaster penanggulangan bencana. Terdapat enam klaster utama dalam penanganan bencana, antara lain pencarian dan pertolongan, pengungsian, logistik, kesehatan, serta layanan psikososial.
“Kolaborasi yang paling nyata adalah koordinasi dalam klaster. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dapat menentukan peran di klaster mana untuk melengkapi dan menyempurnakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah tetap menjadi pihak yang bertanggung jawab utama, sementara kita hadir untuk menutup celah atau gap yang ada,” pungkasnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara LLHPB PP ‘Aisyiyah, PWA Sumatera Utara, serta seluruh elemen Muhammadiyah dalam membangun respons bencana yang terkoordinasi, inklusif, dan berperspektif perempuan serta kelompok rentan. (Syaifulh/Bess/Diko)


