LRI UMS Ajak Civitas Academica Gali Potensi Kekayaan Intelektual

Publish

21 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
326
Foto Istimewa

Foto Istimewa

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bersama Forum Komunikasi (Forkom) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Jawa Tengah menggelar kegiatan bertajuk “Diseminasi dan Pendampingan Kekayaan Intelektual: Pelindungan dan Perlindungan Kekayaan Intelektual”, Senin (19/5), di Ruang OSCE Fakultas Farmasi UMS.

Kegiatan tersebut diikuti oleh dosen dan mahasiswa lintas fakultas di UMS. Tujuannya untuk menyosialisasikan potensi kekayaan intelektual dari luaran riset yang dilakukan dosen dan mahasiswa. 

Adapun pembicara dalam kegiatan diseminasi tersebut, adalah Kepala Bidang Inovasi LRI UMS Prof Kun Harismah, PhD. dan Analis Kekayaan Intelektual Ahli Muda Kementerian Hukum (Kemenkum) RI Wilayah Jawa Tengah Dr Tri Junianto, SH., MH.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkum Jawa Tengah Heni Susila Wardoyo, SH., MH., dalam sambutannya, menyebut kekayaan intelektual bukan hanya aset yang sangat bernilai, melainkan pilar utama dalam mendukung inovasi, menciptakan peluang ekonomi, dan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Era globalisasi saat ini membuat perlindungan kekayaan intelektual sangat penting dilakukan. “Tanpa perlindungan yang memadai, inovasi dan kreativitas yang telah dihasilkan bisa saja dijiplak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Heni. 

Heni percaya kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dengan kantor wilayah Kementerian Hukum akan mendorong kemajuan etos kekayaan intelektual di Indonesia. Kolaborasi tersebut telah masuk dalam agenda dan target kinerja Kementerian Hukum RI. 

Mewakili Rektor UMS, Wakil Rektor IV Prof dr Dr Em Sutrisna, MKes., mengatakan selama ini ihwal penelitian, publikasi, dan hak kekayaan intelektual (HKI) kerap menjadi sandungan bagi para dosen untuk naik pangkat. 

“HKI termasuk yang agak dinomorduakan bagi teman-teman dosen. Karena memang syarat pengurusan guru besar adalah publikasi di jurnal internasional bereputasi. HKI belum menjadi syarat,” ujar Em. 

Menurut Em, HKI sangat penting untuk penelitian dengan skema riset inovatif produktif, riset fundamental, hingga riset terapan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, Sains, dan Teknologi.

Em menekankan dosen UMS agar sadar mengenai pentingnya HKI. Sebab, sejumlah riset yang dilakukan dosen UMS, acapkali menghasilkan karya terapan. “Mestinya muaranya kan produk atau desain. Dan mestinya itu (produk) masuk HKI,” tegas dia.

Kendati penting, Wakil Rektor IV UMS mengamini jika pengurusan HKI memakan waktu cukup lama. Belum lagi urusan pembaruan HKI yang harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut membuat sebagian dosen mengesampingkan pengurusan HKI. 

Em berharap UMS dapat terus bekerja sama dengan Kemenkum RI untuk melakukan pendampingan pengajuan HKI. “Kontribusi paten di pemeringkatan perguruan tinggi itu sangat tinggi. Nilainya sangat strategis. Bukan hanya publikasi di jurnal reputable,” pungkasnya. (Gede/Humas)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAMBI, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) terus menunjukkan komitmen dan penc....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Berita

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PK2M....

Suara Muhammadiyah

22 September 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Pondok Pesantren Darul Fallaah Universitas Muhammadiyah (Unismu....

Suara Muhammadiyah

4 June 2025

Berita

SALATIGA, Suara Muhammadiyah - Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan berperan untuk memberikan k....

Suara Muhammadiyah

28 June 2024

Berita

SAMARINDA, Suara Muhammadiyah - Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Ahli melakukan pemberda....

Suara Muhammadiyah

30 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah