MPKSDI PWM Sulsel Raih Penghargaan Majelis Teraktif Nasional

Publish

25 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
55
Istimewa

Istimewa

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah — Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan dinobatkan sebagai Majelis Teraktif dalam Perkaderan Muhammadiyah se-Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) MPKSDI PP Muhammadiyah yang digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), 24–26 Oktober 2025.

Penghargaan diterima oleh Dr. Mawardi Pewangi, Wakil Ketua PWM Sulsel yang membidangi kaderisasi. 

Informasi tersebut diterima dari Ketua MPKSDI PWM Sulsel Muhammad Amir MR, MM. Menurut Amir, apresiasi tersebut merupakan bentuk pengakuan atas komitmen MPKSDI Sulsel dalam membangun sistem kaderisasi berkelanjutan di seluruh tingkatan persyarikatan.

“Kami di Sulawesi Selatan berupaya menjadikan kaderisasi bukan sekadar program rutin, melainkan gerakan ideologis untuk menyiapkan generasi penerus Muhammadiyah yang berilmu, berakhlak, dan siap mengabdi,” ujar Amir, saat dikonfirmasi via Whatsapp, Jumat, 24 Oktober 2025.

Sekretaris MPKSDI PWM Sulsel, Saiful Kaharuddin M.Pd menambahkan, dengan capaian pihaknya berharap Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan kepercayaan kepada PWM Sulsel sebagai tuan rumah pelaksanaan Darul Arqam dan Pelatihan Instruktur Muhammadiyah Nasional (Dapimnas) se Indonesia Timur. 

Selain MPKSDI PWM Sulsel, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar juga masuk nominasi sebagai PTMA teraktif dalam kaderisasi diatas kiprah dan konsistensi dalam penguatan kader di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Selain Unismuh, kampus yang mendapat penghargaan yakni Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


*Empat Pilar Kaderisasi Menurut Haedar Nashir*

Dalam sambutannya, Prof. Haedar Nashir menegaskan bahwa penguatan kaderisasi Muhammadiyah harus berpijak pada empat pilar utama: nilai, pemikiran, sistem, dan sumber daya manusia (SDM).

“Core value kita adalah Islam sebagai landasan utama yang melandasi seluruh kehidupan,” ujar Haedar.

“Dengan pola pikir yang sistematis lahirlah ilmu pengetahuan dan teknologi. Tuhan menciptakan manusia untuk berpikir, maka penting bagi kita untuk terus mengembangkan pemikiran Islam berkemajuan,” lanjutnya.

“Sistem di Muhammadiyah harus dijalani dan dijaga. Haedar Nashir dan kawan-kawan akan pergi, tapi sistem akan terus dibawa oleh para kader. Jangan pernah meletakkan diri di atas sistem,” tegasnya.

“Nilai, pemikiran, dan sistem tidak akan berfungsi tanpa aktor yang menjalankannya. Karena itu, penguatan SDM menjadi fokus penting dalam agenda kaderisasi,” pungkas Haedar.

Empat pilar tersebut menjadi inspirasi bagi MPKSDI PWM Sulsel dalam merancang berbagai program kaderisasi. Program-program tersebut menekankan keseimbangan antara ideologi, profesionalitas, dan integritas moral kader.

*Peran Sulawesi Selatan dalam Gerakan Kaderisasi Nasional*

Haedar Nashir juga memberikan apresiasi kepada MPKSDI PWM Sulsel yang dinilai menjadi role model kaderisasi wilayah dengan daya gerak dan inovasi tinggi. Ia menilai, keberhasilan MPKSDI Sulsel menunjukkan kekuatan kolaborasi antara pimpinan wilayah, amal usaha, dan perguruan tinggi Muhammadiyah.

“Kaderisasi adalah jantung gerakan Muhammadiyah. Tanpa kader yang militan, cerdas, dan berakhlak, amal usaha sehebat apa pun tidak akan berumur panjang,” tegas Haedar.

Sementara itu, Dr. Mawardi Pewangi menyampaikan bahwa penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi PWM Sulsel untuk memperluas jejaring kaderisasi hingga ke tingkat cabang dan ranting.

“Kita ingin memastikan bahwa setiap Amal Usaha dan Ortom Muhammadiyah di Sulawesi Selatan menjadi pusat pembinaan kader unggul. Dengan semangat Islam berkemajuan, kaderisasi harus menjadi napas gerak persyarikatan,” ujarnya. 

Penghargaan MPKSDI PWM Sulsel dalam Rakornas 2025 ini mempertegas posisi Sulawesi Selatan sebagai salah satu pilar penting dalam gerakan kaderisasi nasional. Sebagaimana ditegaskan Haedar Nashir, kaderisasi bukan sekadar proses administratif, melainkan proses ideologis dan kultural untuk mencetak generasi penerus yang mampu membawa misi dakwah pencerahan Muhammadiyah di abad kedua.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Arie Purnomosidi Raih Doktor ke -75 Ilmu Hukum UMS SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Do....

Suara Muhammadiyah

17 October 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Seekolah Muhammadiyah di lingkungan DIY melakukan kunjungan ke Grha....

Suara Muhammadiyah

28 November 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Wahyu....

Suara Muhammadiyah

15 August 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bertempat di The Cube Hotel, Kota Yogyakarta, Lazismu Mantrijeron g....

Suara Muhammadiyah

1 February 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Nama Muhadjir Effendy dikenal luas sebagai menteri pendidikan dan kebu....

Suara Muhammadiyah

7 March 2025