Muhadjir Effendy: Pemimpin Harus Berani Mengambil Resiko

Publish

23 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
457
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Jika tidak ingin perkembangan Muhammadiyah biasa-biasa saja, para pemimpin Muhammadiyah harus memiliki visi yang jauh dan berani mengambil resiko. Jika para pemimpin tidak memiliki keberanian mengambil resiko, maka sebuah organisasi tidak akan mengalami kemajuan yang signifikan. Demikian pesan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga Penasihat Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Haji, Muhadjir Effendy. Pesan tersebut disampaikan dalam Pengajian Ramadhan dan Buka Puasa Bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Bersama Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), di Medan, Sabtu (22/03/2025).

Di hadapan ratusan pengurus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Sumatera Utara, Muhadjir berbagi pengalaman dalam mengambil resiko untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa itu. Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, itu bercerita tentang keputusannya pada saat memimpin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menginvestasikan dana yang dimiliki UMM saat itu dalam perdagangan valuta asing, khususnya dolar Amerika Serikat. Meskipun tahu hal itu berisiko, Muhadjir tetap melakukannya karena ia punya feeling kuat bahwa keputusan itu adalah baik.

Rupanya feeling Muhadjir terbukti benar. Tak lama setelah itu, Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah. Pada masa akhir kepemimpinan Soeharto, nilai tukar dolar yang sekitar Rp. 2.500 kemudian mencapai titik terendahnya Rp. 16.500. Saat nilai tukar dolar mencapai Rp. 8.200, Muhadjir kemudian merupiahkan kembali dolar Amerika yang sudah dibeli, sehingga mendapatkan keuntungan berlipat.

“Keuntungan itulah yang saya gunakan untuk membangun Dome UMM dan membiayai Muktamar Muhammadiyah di UMM tahun 2005,” kata Muhadjir. Bahkan, sebagian biaya pembangunan rumah sakit UMM juga diambil dari keuntungan penukaran dolar ke rupiah tersebut.

Di akhir ceramahnya, Muhadjir mengajak warga Muhammadiyah Sumatera Utara untuk melakukan ijtihad ekonomi. Menariknya, Muhadjir menghubungkan semangat membangun ekonomi Muhammadiyah ini dengan nilai inklusivisme. Salah satunya adalah kemauan untuk berpartner dengan siapapun dalam membangun ekonomi. Di antaranya adalah bekerja sama dengan para pelaku ekonomi besar yang sering disebut dengan Sembilan Naga. “Jika ingin menjadi naga, ya harus berkawan dengan naga. Kita ingin menjadi naga, tetapi berkawan dengan belut, ya tidak jadi naga,” kata Muhadjir mengibaratkan. 

Kehadiran Muhadjir di UMSU tidak hanya untuk memberikan tausiyah pada Pengajian Ramadhan, tetapi juga meninjau secara langsung perkembangan proyek pembangunan gedung yang akan digunakan sebagai Lokasi Muktamar Muhammadiyah tahun 2027. Sebagaimana diketahui, Muktamar Muhammadiyah ke-49 tahun 2027 akan digelar di Medan, Sumatera Utara dengan UMSU sebagai tuan rumah. Untuk menyiapkan gelaran lima tahunan Muhammadiyah itu, UMSU sudah menyiapkan lahan sekitar 25 hektar, dan di salah satu lokasi sedang berlangsung pembangunan Auditorium Berkemajuan dan Sport Hall Walidah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

GRESIK, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG....

Suara Muhammadiyah

12 February 2024

Berita

LAMPUNG, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) kini memiliki gedung rektorat s....

Suara Muhammadiyah

19 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad ....

Suara Muhammadiyah

7 September 2023

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – SMP Universitas Muhammadiyah Purwokerto (SMP UMP) bekerja sama ....

Suara Muhammadiyah

4 February 2025

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Tak hanya ingin dikenal semata dalam bidang amal usaha pendidikan dan....

Suara Muhammadiyah

19 April 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah