Orang Bilang Bencana
Oleh: Mohammad Fakhrudin
Orang bilang bencana
Sastrawan bilang inspirasi:
cerpen, novel, dan puisi
Orang bilang bencana
Pelukis bilang lukisan
Orang bilang bencana
Sutradara bilang sinetron
Orang bilang bencana
Kreator tari bilang alam menari
Orang bilang bencana
Kiai bilang azab, ujian, teguran
Ilmuwan bilang ilmu pengetahuan
Tentara, polisi, dokter, perawat, bidan, guru, psikolog bilang tugas datang
Orang bilang bencana
Penjarah bilang peluang
Orang bilang bencana
Pencari kerja, pedagang, pemulung, pemborong bilang peluang
Orang bilang bencana
pembohong, koruptor bilang peluang
Orang bilang bencana
Politisi bilang peluang
Bumi Seisinya: Anugerah untuk Manusia
Bumi seisinya dianugerahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk manusia. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an, antara lain, pada surat al-Baqarah (2):29.
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
“Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Di dalam surat al-Baqarah (2):22 dan surat al-Fusilat (41):9-10 dijelaskan juga bahwa dunia seisinya merupakan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Islam mewajibkan manusia memelihara bahkan memakmurkan lingkungan. Manusia dilarang merusak bumi seisinya sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an, antara lain, pada surat al-A’rat (7):56.
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya, rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”
Jika mau jujur, sesungguhnya kita sudah menyetahui.penyebab utama banjir bandang yang terjadi di berbagai tempat, yakni kerusakan akhlak. Manusia yang seharusnya menjadi pelestari hutan, justru di antara kita ada yang menjadi perusak dengan melakukan pembalakan liar yang sangat masif. Manusia yang seharusnya menjadi pemakmur, di antara kita justru ada yang menjadi penghancur.
Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah dalam Melestarikan Lingkungan
Warga Muhammadiyah telah mempunyai pedoman dalam hubungannya dengan pelestarian lingkungan. Hal itu dijelaskan di dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhamadiyah yang secara rinci dikemukakan di dalam Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah dalam Melestarikan Lingkungan sebagai berikut.
1. Lingkungan hidup sebagai alam sekitar dengan segala isi yang terkandung di dalamnya merupakan ciptaan dan anugerah Allah yang harus diolah/dimakmurkan, dipelihara, dan tidak boleh dirusak (al-Baqarah [2]:27, 60; al-A’raf [7];56; asy-Syu’ara [26]:152; al-Qashash [28]:27).
2. Setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah berkewajiban untuk melakukan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya sehingga terpelihara proses ekologis yang menjadi penyangga kelangsungan hidup; terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan berbagai tipe ekosistemnya dan terkendalinya cara-cara pengelolaan sumber daya alam. Sehingga terpelihara kelangsungan dan kelestariannya demi keselamatan, kebahagiaan, kesejahteraan, dan kelangsungan hidup manusia dan keseimbagan sistem kehidupan di alam raya ini (al-Ma’idah [5]:33; asy-Syu’ara [26]:152).
3. Setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah dilarang melakukan usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan alam, kehidupan, termasuk kehidupan hayati seperti binatang, pepohonan maupun lingkungan fisik dan biotik termasuk air laut, udara, sungai, dan sebagainya yang menyebabkan hilangnya kesimbangan ekosistem dan timbulnya bencana kehidupan (al-Baqarah [2]:205; al-Aa’rat [7];56; ar-Rum [30]:41).
4. Memasyarakatkan dan mempraktikkan budaya bersih, sehat, dan indah lingkungan disertai kebersihan fisik dan jasmani yang menunjukkan keimanan dan kesalehan (al-Ma’idah [5]:6; al-A’raf [7];31; al-Mudasir [74]:4).
5. Melakukan tindakan-tindakan amar ma’ruf nahi munkar dalam menghadapi kezaliman, keserakahan, dan rekayasa serta kebijakan yang mengarah, mempengaruhi, dan menyebabkan kerusakan lingkungan dan tereksploitasinya sumber-sumber daya alam yang menyebabkan kehancuran, kerusakan, dan ketidakadilan dalam kehidupan.
6. Melakukan kerja sama-kerja sama dan aksi praksis dengan berbagai pihak, baik perseorangan maupun kolektif untuk terpeliharanya keseimbangan, kelestarian, dan keselamatan lingkungan hidup, serta terhindarnya kerusakan-kerusakan lingkungan hidup sebagai wujud dari sikap pengabdian dan kekhalifahan dalam mengemban misi kehidupan di muka bumi ini untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat (al-Ma’idah [5]:2).
Contoh Praktik-Baik Muhammadiyah
1. Pada tahun 1996, sebagai kader Muhammadiyah, Amien Rais berpendapat agar penambangan Freeport ditutup. Beliau berpendapat demikian berdasarkan hasil analisis kritisnya bahwa kerusakan alam akibat penambangan itu lebih banyak merugikan masyarakat luas.
2. Pada tahun 1997, sebagai kader Muhammadiyah, Amin Rais mengkritisi penambangan emas di Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur melalui tulisannya yang kemudian didokumentasikan dengan judul “Ada Udang di Balik Busang: Dokumentasi Pers Kasus Amin Rais”
3. Secara organisatoris Muhammadiyah mendirikan Majelis Lingkungan Hidup.
4. Muhammadiyah menyelenggarakan pelatihan kader lingkungan
5. Muhammadiyah mengajukan uji materiel ke MK tentang Undang-Undang Sumber Daya Air dengan rujukan Pasal 33 ayat 2 UUD 1945) dan MK mengabulkannya (PUTUSAN Nomor 85/PUU-XI/2013)
6. Sebagai kader Mahammadiyah, Busyro Muqaddas berpendapat bahwa Muhammadiyah akan mengembalikan IUP Batubara jika lebih banyak mudaratnya.
Berkontemplasi Lagi
Ya, Allah, Aku Malu Bicara pada-Mu
Ya, Allah, aku malu bicara pada-Mu.
Engkau Maha Santun
dalam menegur pun.
Engkau Maha Pengampun
pada dosa besar pun.
Engkau Maha Peramah
bukan Pemarah walau aku berulah
Ya, Allah, aku malu bicara pada-Mu.
Engkau Maha Tahu
segala apa yang tersimpan
apalagi yang berwujud perilaku
Aku saja yang tak dengar
padahal punya telinga
Aku saja yang tak lihat
padahal punya mata
Aku saja yang tak sadari
padahal punya nurani
Ya, Allah, aku malu bicara pada-Mu,
maka ingin bicara pada diri sendiri
dan pada hamba-Mu yang kini berada di sini:
Masihkah kita menunggu teguran Allah yang lebih dahsyat karena kita berbuat jahat
Masihkah kita menunggu tak lagi teguran, tetapi laknat karena kita bangga berbuat maksiat.
Kapan kita bertobat?


