GOWA, Suara Muhammadiyah – Wakil Bupati Lembata, Muhammad Nasir, S.Sos., memulai secara resmi pembangunan Asrama Mahasiswa Kabupaten Lembata di Makassar melalui sermoni peletakan batu pertama pada Senin (29/4). Lokasi asrama terletak tak jauh dari Masjid Muhammadiyah Samata, di kawasan belakang UIN Alauddin Makassar, Gowa, Sulawesi Selatan.
Asrama ini dirancang sebagai tempat tinggal yang juga berfungsi sebagai ruang pembinaan akademik dan sosial bagi mahasiswa asal Lembata. Dalam sambutan panitia, disampaikan bahwa pembangunan asrama tidak hanya ditujukan untuk menyediakan tempat beristirahat.
“Tempat ini diharapkan menjadi pusaat kegiatan intelektual dan sosial, yang turut membentuk kesadaran dan kontribusi mahasiswa untuk masa depan Lembata,” ujar panitia, Ir. Iqbal.
Sejumlah tokoh Lembata turut hadir, di antaranya Prof. Rahman dan Dr. Dahlan Lamabawa, M.Ag., yang juga merupakan Wakil Ketua PWM Sulawesi Selatan. Acara juga dihadiri oleh Dosen UIN Alauddin, Haidir Fitra Siagian, serta utusan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Samata Gowa.
Prof. Rahman, Koordinator Presidium Masyarakat Lembata, menekankan pentingnya aksi nyata dalam merespns persoalan sosial mahasiswa di rantau.
“Ada mahasiswa yang harus bekerja sambil kuliah, bahkan yang meninggal dunia tanpa ada identitas yang jelas. Kita tidak bisa lagi sekadar berdiskusi, saatnya bertindak,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa gagasan pembangunan asrama ini telah lama bergulir, namun baru dua bulan terakhir digerakkan secara konkret oleh komunitas Lembata di perantauan. Prof. Rahman sendiri dikenal sebagai mantan Rektor Universitas 45 Makassar.
Konsultan proyek, Mursyid Mustafa, menjelaskan bahwa bangunan asrama didesain dalam waktu enam miggu dengan ukuran 6 x 18 meter dan total luas 500 meter persegi. Asrama tiga lantai ini akan memiliki 18 kamar, dengan kapasitas total 72 mahasiswa.
“Setiap kamar menggunakan sistem voucer listrik agar efisien, dan bangunannya dirancang minim biaya pemeliharaan,” jelasnya. Anggaran pembangunan diperkirakan mencapai Rp2 hingga 2,5 miliar, dengan tahap awal berupa survei dan pemeriksaan struktur tanah yang dimulai dari dana sekitar Rp3 juta.
Wakil Bupati Nasir menutup kegiatan dengan harapan agar asrama ini menjadi ruang tumbuh yang sehat bagi mahasiswa Lembata. “Semoga ini menjadi rumah kedua yang mendukung tumbuhnya gagasan besar dan pengabdian untuk daerah asal,” ujarnya. ***