Pentingnya Spiritualitas untuk Ciptakan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Publish

21 April 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
371
Agus Taufiqurrahman

Agus Taufiqurrahman

GUNUNGKIDUL, Suara Muhammadiyah – Pengajian Syawalan dan Pelepasan Jamaah Haji 1446 H Warga Muhammadiyah Gunungkidul, Sabtu (19/4) di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Gunungkidul menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman.

Dalam kesempatan itu, Agus mengingatkan untuk bisa menyikapi dengan arif bahwa kehidupan di dunia hanya bersifat sementara dan fana. “Sementara hidup yang abadi ada di akhirat,” tuturnya.

Pada akhirnya, cepat atau lambat, semua manusia secara bergilir akan menghadapi titi akhir kehidupan: kematian. Karena ini menjadi keniscayaan bagi seluruh makhluk yang bernyawa.

“Umur umat Nabi Muhammad antara 60-70 tahun. Ada orang yang diberi bonus. Tapi tidak semua diberi bonus,” katanya.

Merujuk Qs al-Qashash [28] ayat 77, Agus menguraikan jika Allah SwT meminta kepada seluruh manusia agar untuk mengutamakan kehidupan akhirat. Tetapi, bersamaan dengan itu, jangan sampai melupakan kehidupan di dunia.

“Dunia dan akhirat disuruh sama-sama baik, tapi prioritaskan kehidupan akhirat dengan baik,” jelasnya.

Oleh karena itu, Agus mengajak agar umat Islam menjadikan seluruh denyut nadi aktivitas kehidupan di dunia harus diisi dengan spiritualitas guna mencari kebahagiaan di akhirat.

Salah satunya dengan bersedekah. Demikian karakteristik dari ciri orang bertakwa. “Senang sedekah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit,” ucapnya. Di sinilah mestinya menjadi semangat umat Islam, terutama umat Islam Indonesia.

Mengingat World Giving Index (WGI) dari Charities Aid Foundation (CAF) tahun 2023 menyebut, Indonesia berada di urutan pertama sebagai negara paling dermawan.

“Indonesia itu negara 7 tahun berturut-turut yang memiliki penduduk paling dermawan. Kalau ada orang yang mengakui Indonesia tidak suka sedekah, menurut penelitian ini, tidak cocok menjadi orang Indonesia,” tegasnya.

Menurut Agus, selain faktor agama sebagai penggerak untuk berbagi dengan sesama, juga karena budayanya yang sangat tinggi, yaitu budaya gotong royong.

Hal ini tercermin ketika bencana wabah Pandemi Covid-19 tempo lalu. Berkat gotong royong dari seluruh masyarakatnya, kata Agus, “Indonesia menjadi negara yang termasuk tercepat lepas dari problem Pandemi,” tambahnya.

Karena itu, tidak diragukan lagi dua faktor tersebut, yakni faktor agama dan budaya secara turun-menurun melekat di tubuh bangsa Indonesia. “Kalau ada orang menyebut Indonesia itu dijauhkan dari agama, pasti keliru,” tegasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapatkan 3 penghargaan sekali....

Suara Muhammadiyah

15 December 2023

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menyelenggarakan kegiatan....

Suara Muhammadiyah

25 September 2024

Berita

CILACAP, Suara Muhammadiyah - Panen karya kearifan lokal market day jajanan tempo doeloe dan pe....

Suara Muhammadiyah

2 November 2024

Berita

Kedudukan Kader dan Warga Terhadap Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Tambang Oleh: Haid....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Berita

SRAGEN, Suara Muhammadiyah – Mengawali tahun ajaran baru 2024-2025, Ponpes Darul Ihsan Muhamma....

Suara Muhammadiyah

30 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah