PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka Milad Ke-17, pada Sabtu (28/6/2025) di Kampus Utama Umri. Acara ini menjadi puncak rangkaian kegiatan Milad yang telah berlangsung sejak Mei lalu dengan mengangkat tema “Inovasi, Kolaborasi, dan Internasionalisasi.”
Sidang Senat Terbuka ini dihadiri oleh seluruh pimpinan universitas, anggota senat, civitas akademika Umri serta tamu undangan dari berbagai instansi, baik dalam maupun luar negeri. Hadir pula Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mufti Perlis, Gubernur Riau, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Kepala LLDIKTI Wilayah XVII, serta mitra-mitra strategis Umri di tingkat nasional dan internasional.
Dalam laporan tahunannya, Rektor Umri Dr Saidul Amin, MA., menegaskan bahwa usia 17 tahun merupakan simbol kedewasaan dan kesiapan Umri untuk tampil sejajar di tingkat nasional maupun global, dengan menjadikan inovasi, kolaborasi, dan internasionalisasi sebagai landasan gerak ke depan.
Menurutnya, usia 17 tahun bukan sekadar angka, melainkan tonggak kesiapan institusi untuk “Duduk sama rendah, tegak sama tinggi.” Dalam konteks ini, Umri tidak hanya dipahami sebagai Universitas Muhammadiyah Riau, tetapi juga dapat dimaknai sebagai Universitas Muhammadiyah Republik Indonesia. Artinya, Umri tidak ingin membatasi kiprahnya di ranah lokal semata, melainkan harus menembus batas nasional dan suatu saat harus mampu berperan di kancah global. Bagi Rektor, kampus bukan sekadar tempat bekerja, tetapi merupakan medan jihad untuk membangun peradaban yang berkemajuan.
Tema Milad ke-17, yakni Inovasi, Kolaborasi, dan Internasionalisasi, dipilih untuk merefleksikan perjalanan panjang Umri sekaligus menatap masa depan dengan semangat pembaruan dan optimisme. Dalam era perubahan yang cepat, Rektor menekankan pentingnya pengembangan kurikulum dan riset yang relevan dengan zaman. Pendidikan tinggi, menurutnya, tidak boleh terjebak dalam rutinitas lama, tetapi harus adaptif dan progresif.
“Kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai kunci untuk mewujudkan visi besar Umri. Ia juga menyampaikan bahwa Umri sedang berupaya mewujudkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki iman yang kuat dan keterampilan yang unggul, sehingga menjadi pribadi yang berdampak di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dengan semua capaian yng dirasakan saat ini, Rektor menutup laporannya dengan menyerukan semangat kolektif untuk terus bergerak maju. Umri, menurutnya, bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga agen perubahan yang membawa nilai-nilai Islam berkemajuan ke dalam ruang akademik dan ruang publik.
Dalam momentum Milad ke-17 Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP., memberikan pesan penting tentang arah perjuangan dan peran strategis perguruan tinggi Muhammadiyah dalam membangun peradaban.
“Di usia ke-17 ini, Umri harus memahami dan mendalami garis-garis besar perjuangan yang telah dirintis oleh KH Ahmad Dahlan. Jangan mencari konfrontasi, tapi carilah peluang agar kita mampu bertahan dan menjadi bagian dari arus zaman,” ujar Prof Muhadjir.
Menurutnya, prinsip amar ma’ruf nahi munkar harus tetap menjadi pegangan dalam setiap langkah pengembangan institusi. Ia mengingatkan bahwa kehidupan tidak selalu berada dalam posisi naik; terkadang kita harus menghadapi pasang surut. Namun demikian, dalam dinamika tersebut, Allah memberikan kesempatan kepada siapa sajauntuk mencapai puncak peradaban.
“Karena itu, Umri harus mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari puncak peradaban tersebut. Walaupun berada di Riau, jangan merasa kecil. Kita memiliki peran penting,” lanjutnya.
Pesan tersebut menjadi peneguhan bahwa keberadaan Umri bukan hanya bagian dari sistem pendidikan, tetapi juga instrumen dakwah dan transformasi peradaban yang berakar pada nilai-nilai Islam berkemajuan.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof Brian Yuliarto, PhD, dalam orasinya pada Sidang Senat Terbuka Milad ke-17 Universitas Muhammadiyah Riau, menegaskan bahwa peran pendidikan tinggi sangat strategis dalam mencetak generasi unggul yang mampu mengawal visi besar Indonesia Emas 2045.
Beliau menggarisbawahi pentingnya pembentukan karakter sebagai fondasi kesuksesan generasi muda. Dalam paparannya, Mendiktisaintek RI ini menguraikan 12 Karakter Sukses yang harus menjadi bagian dari sistem pendidikan tinggi. Serta memberikan apresiasi kepada Umri atas konsistensinya dalam berperan aktif mencerdaskan anak bangsa dan berkontribusi nyata dalam pembangunan SDM di wilayah Riau dan sekitarnya.
“Umri harus terus tumbuh sebagai kampus yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan masa depan Indonesia,” tutup Prof. Brian.
Dalam acara milad ini, Umri juga memberikan apresiasi berupa Reward Umroh kepada dosen Umri yang diberikan kepada Wiwik Norlita, AKep MKes., dan Misral, SE MM., selanjutnya tenaga kependidikan Umri yang diperoleh Rokhayati dan Reki Hervandi, S.Sos. Berikutnya, untuk cleaning service Umri diterima Mislan, serta media center UMRI diberikan kepada Khamidi Setyo Budi, dan mahasiswa Umri terbaik diperoleh Aliyah Nengsih mahasiswa Hubungan Masyarakat Fak. Ilmu Komunikasi Umri. (Walidah)