Risalah Islam Berkemajuan Harus Inheren dengan Denyut Nadi Keluarga Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
253
Miftahulhaq, SHI., MSI. Foto: Cris

Miftahulhaq, SHI., MSI. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Risalah Islam Berkemajuan sebagai produk Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Jawa Tengah, jangan hanya stagnan dalam aspek sosialisasi dan edukasi semata, tetapi mestinya harus terejawantah di seluruh aspek kehidupan, terutama menyangkut aspek keluarga.

Demikian kata Miftahulhaq, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Sabtu (1/11) saat Seminar Keluarga Muhammadiyah di Aula PWM DIY.

“Maka, penting bagaimana nilai-nilai Islam berkemajuan itu bisa kita implementasikan dalam kehidupan keluarga. Dan itu bisa menjadi karakter kehidupan keluarga di Muhammadiyah,” terangnya.

Di samping itu, dalam ruang lingkup yang lebih dalam, ketahanan keluarga itu perlu ditingkatkan. Hatta di tengah kompleksitas kehidupan dewasa sekarang ini dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam berkemajuan.

“Itu menjadi tanggung jawab bersama, baik Muhamamdiyah dan ‘Aisyiyah untuk membangun ketahanan keluarga di tengah arus kehidupan yang sekarang ini makin kompleks dan dinamis,” ujarnya.

Konteks keluarga ini, meniscayakan pokok utama yang menjadi fokus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Mengingat sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran strategis dalam penanaman nilai-nilai Islam berkemajuan.

“Saya pernah membaca dokumen tahun 1967, di sana disebutkan bahwa dakwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah kalau bisa ya sampai pada aspek kenegaraan, kebangsaan, ekonomi, bahkan sampai keluarga,” bebernya.

Menurut Miftah, keluarga juga menjadi subyek dan obyek dakwah. Hal ini dtunjukkan melalui berbagai kebijakan dan program yang dikembangkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.

“Artinya bagaimana kita mau menumbuhkan Islam berkemajuan, menumbuhkan kehidupan Islami, tentu harus berangkat dari keluarga. Dan keluarga-keluarga Muhammadiyah diharapkan bisa tumbuh menjadi keluarga yang memberikan teladan bagi keluarga yang lain,” tegasnya.

Sehingga, output dari keluarga Muhammadiyah itu harus mempraktikkan kehidupan yang Islami. Dari sinilah kemudian, keluarga itu bisa harmoni, bermakna, dan berwarna secara berkelanjutan. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rumah gedek yang nyaris rubuh itu memang sudah tak layak huni. Bu Hasnah....

Suara Muhammadiyah

19 December 2023

Berita

THAILAND, Suara Muhammadiyah — Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengikuti seran....

Suara Muhammadiyah

9 August 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhamm....

Suara Muhammadiyah

2 February 2025

Berita

BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah - Para penggiat sepakbola Muhammadiyah Banyuwangi Jawa Timur men....

Suara Muhammadiyah

18 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam sarasehan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Sela....

Suara Muhammadiyah

13 November 2024