Silaturahmi Muhammadiyah Bersama Diaspora Indonesia New South Wales

Publish

31 January 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
799
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

SYDNEY, Suara Muhammadiyah - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd membuat seluruh hadirin di Aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sydney terhibur dengan "guyon maton"-nya. Seisi ruangan tertawa saat menyimak satu demi satu humor disampaikan oleh Abdul Mu'ti dalam ceramahnya.

Ini terjadi dalam acara Silaturahim Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bersama Diaspora Indonesia di New South Wales dan Peluncuran Buku Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin hari Ahad, 28 Januari 2024 lalu.

Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales (PRIM NSW) bertindak sebagai penyelenggara kegiatan ini. Aula Konsulat tampak terisi penuh oleh para hadirin, yang berasal dari 20-an organisasi atau komunitas diaspora Indonesia di Sydney, baik muslim maupun non-muslim.

Kegiatan diawali pukul lima sore dengan penampilan Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang ditampilkan oleh Labib, Majid, Thoriq dan pelatihnya Amin. Tapak Suci adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang dikelola secara otonom di bawah Muhammadiyah.

Dalam prakatanya, Ketua PRIM NSW, Izza Rohman, mengatakan launching buku “Guyon Maton” ini adalah launching yang pertama kali dilakukan di luar Indonesia. PRIM NSW merasa mendapat kehormatan karena bisa menjadi tuan rumah acara launching buku tersebut. “Profil bukunya sangat unik, dan juga profil penulisnya pun sangat menarik," tegasnya.

Lebih lanjut Izza Rohman mengatakan ada tiga hal penting yang menjadi fokus utama yang mengapa kegiatan ini bertajuk silaturahim PP Muhammadiyah bersama diaspora Indonesia di New South Wales. Pertama, Muhammadiyah memberi perhatian kepada dakwah Islam di New South Wales dan di Australia secara lebih luas.

Kedua, Muhammadiyah memandang penting untuk menjalin relasi dengan semua pihak temasuk juga diaspora asal Indonesia. Ketiga, Muhammadiyah, sebagaimana visi dan ideologinya, memandang penting masa depan. Harapannya, silaturahim akan menghasilkan masa depan yang lebih baik di Australia maupun di seluruh dunia.

Vedi Kurnia Buana, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk New South Wales, Queensland, dan South Australia berkedudukan di Sydney, mengatakan dalam sambutannya bahwa humor juga sesuatu yang sangat perlu, jika kita sampaikan sesuatu dengan nada yang baik bahkan dengan nada yang bercanda itu dapat diterima tanpa rasa sakit hati walaupun mungkin yang disampaikan itu sesuatu hal yang serius. Beliau juga merasa event ini sangat tepat momentumnya jelang pemilu, yang di Australia akan dilaksanakan pada Sabtu, 10 Februari 2024.

“Saya kira hal-hal yang bersifat menurunkan tensi juga sangat perlu, jadi pas sekali ini peluncuran buku Prof Mu’ti ini untuk menurunkan tensi, jadi kalau mau berdebat guyon ala maton aja lah, jadi nggak ada ribut-ribut,” ujarnya.

Vedi tidak menampik adanya perbedaan-perbedaan yang sangatlah wajar, dinamika pasti ada, tapi Vedi melihat di Sydney semua masih dalam batas-batas toleransi, dialog kebangsaan masih sangat baik. Diaspora merupakan modal yang sangat penting untuk menmpilkan wajah Indonesia yang baik dengan berperilaku baik. Saling ingat mengingatkan itu penting namun dengan gaya bercanda akan dapat diterima dengan baik.

Adapun Muhammad Sayuti, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa Muhammadiyah mempunyai enam organisasi otonom, di antaranya ‘Aisyiyah, Tapak Suci dan Hizbul Wathan. Saat ini Muhammadiyah mempunyai Cabang Istimewa di 30 negara. Muhammadiyah juga sudah menjadi organisasi legal di empat negara, di USA, Australia, Jepang, dan Jerman.

Muhammadiyah juga untuk pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia bisa mendirikan kampus pertama di luar negeri, di Malaysia. Dan juga sekolah pertama di Australia, yaitu Muhammadiyah Australia College di Melbourne. Hal ini dikatakan Muhammad Sayuti, “Mungkin karena pengalaman Muhammadiyah sudah mengelola 5800 sekolah, kampus kita sebanyak 172, lebih banyak dari kampusnya pemerintah, karena ada di tempat-tempat yang terpencil yang pemerintah pun belum sanggup untuk mendirikan sekolah, rumah sakit kita ada 126 kalau ditambah klinik kira-kira menjadi 500an."

Mengapa Muhammadiyah bisa membangun sedemikian banyak sekolah, Muhammad Sayuti menjelaskan bahwa “Muhammadiyah itu adalah gerakan dakwah, gerakan tajdid, gerakan ilmu dan amal. Jadi Bapak/Ibu tidak usah khawatir tidak ada gerakan politik. Jadi ribut-ribut pemilihan presiden, Muhammadiyah aman ya.”

Dalam launching buku tersebut, selain menceritakan asal muasal buku itu, Abdul Mu’ti juga mengatakan buku “Guyon Maton ini judulnya memang sudah “mlesetin”, guyon maton itu kan guyon yang serius. "Dari sini saja sudah beda, bukan guyon waton, waton itu kan ngasal," katanya.

Buku yang menjadi best seller dan sudah cetak ulang sebanyak lima kali itu berisi kumpulan 54 humor yang disampaikan oleh Abdul Mu’ti di berbagai kesempatan ceramah ilmiah, pengajian dan media sosial. “Kita ingin mengisi sela-sela yang memang agak kosong di publik ini. Meskipun sebetulnya bangsa kita ini bangsa yang lucu, lucu secara kultural memang bangsa kita terkenal dengan bangsa yang rileks, menyikapi masalah tanpa masalah," tuturnya.

Abdul Mu’ti setuju dengan apa yang disampaikan Konjen sebelumnya, “Betapa kita bisa menyampaikan hal yang berat dengan cara yang ringan. Banyak persoalan yang bisa kita selesaikan dengan cara yang ringan," jelasnya.

Abdul Mu’ti juga mengakui bahwa bangsa Indonesia itu selalu bisa menampilkan sesuatu yang berat itu menjadi sangat cair. Kelebihan Indonesia adalah memiliki social cohesion yang sangat kuat. Sepanjang menyampaikan paparan tentang bukunya dan ceramahnya, hadirin tidak jarang menyambut dengan gelak tawa yang meriuhkan seisi ruangan. 

Muhammad Najib, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI di Canberra, dalam ulasannya mengatakan bahwa kehadiran buku ini sangat relevan untuk hari-hari ini. "Buku yang menurutnya pantas menjadi best seller itu berisi hal-hal yang dekat dengan keseharian yang penting seputar kehidupan sosial, politik, dan lainnya. Melucu itu tergantung konteks dan kultur," katanya.

Mengutip buku “The Silent Language” karya Edward T Hall, Muhammad Najib menyampaikan bahwa ada dua kultur dalam konteks komunikasi.  Pertama, high context culture yaitu masyarakat yang berbicara secara simbolik dan tersirat. Kedua, yang sebaliknya, low context culture adalah masyarakat yang terbuka, apa adanya, dan blak-blakan. Contoh di Indonesia, masyarakat Jawa mewakili yang pertama yang mana melucu menjadi sulit.

Sedangkan yang kedua diwakili oleh masyarakat Betawi. Muhammad Najib menduga bahwa Abdul Mu’ti yang notabene adalah orang Jawa menjadi lucu sejak pindah ke Jakarta yang mana mayoritasnya masyarakat Betawi. Hal ini disambut gelak tawa hadirin. Muhammad Iqwan Sanjani dan Rosalina Ismayoeng Gusdian selaku MC menutup kegiatan pada pukul delapan malam dan menyilakan hadirin untuk menyantap prasmanan yang dihidangkan sambil beramah tamah.

Sebelum kegiatan tersebut, pada siang di hari yang sama, Abdul Mu’ti dan Muhammad Sayuti juga sempat bersilaturahim dengan warga Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales di Masjid Al-Hijrah, Tempe. Acara yang bertajuk ”Rembug Bersama Amal Usaha Muhammadiyah Sydney dan Peluncuran Buku Cerah Mentari di Ufuk Sydney".

Di acara tersebut dibahas rencana pendirian amal usaha Muhammadiyah yang akan dikelola PRIM NSW dari berbagai tinjauan baik sosiologis, religius, ekonomi, dan sumber daya manusia. Adapun buku yang diluncurkan merupakan kumpulan tulisan para pelaku sejarah berdirinya Pimpinan Istimewa Ranting Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah New South Wales.


Komentar

M. Yunan Yusuf

Berita keren, menyejukkan dan membanggakan. Selamat buat Prof. Mu'thi, Dr. Sayuti Ph. D dan Ketua PRIM NSW Izza Rahman.

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

TUBABA, Suara Muhammadiyah - Sebagai bentuk komitmen membesarkan ranting dan cabang dalam membangun ....

Suara Muhammadiyah

2 April 2024

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Semarak Ramadhan semakin terasa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM....

Suara Muhammadiyah

26 March 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Prof. Dr. Agussan....

Suara Muhammadiyah

18 September 2023

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Mengisi peringatan Nuzulul Qur’an 17 Ramadan 1445 H pada ....

Suara Muhammadiyah

26 March 2024

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 451 murid SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat So....

Suara Muhammadiyah

17 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah