Tanaman, Petani, dan Organic Farming

Publish

6 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
65
Foto Istimewa

Foto Istimewa

(Catatan Ketiga, Business Gathering Suryaganic MNU)

Oleh: Khafid Sirotudin

 

Sebagaimana manusia dan hewan, tanaman membutuhkan “pangan” (air, minuman dan makanan) yang bergizi. Pupuk adalah salah satu unsur makanan yang dibutuhkan tanaman. “Tanaman tidak bisa bicara, meski sebenarnya ia bisa diajak ‘berbicara’ (melalui fisiologis tubuhnya)”, ujar Dr. Gatot Supangkat, pakar Fisiologi Tanaman Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Tanaman yang diberi asupan pangan sesuai kebutuhannya akan menghasilkan produk yang berkualitas. UMY, salah satu PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah) yang mempunyai Fakultas Pertanian sejak 1984 (usia 41 tahun).

Kita mengetahui bahwa ada 2 (dua) juri penguji efektifitas pemakaian pupuk, air dan pestisida, yaitu tanaman dan petani. Sehebat apapun promosi yang dilakukan terhadap produk pupuk (organik dan anorganik), hasilnya ditentukan setelah pupuk diaplikasikan. Dan ketika tanaman yang telah diberi pupuk tidak menampakkan perubahan yang bagus atas daun, batang, bunga dan buah yang dihasilkan, maka keberlanjutan pemakaian pupuk tersebut akan ditolak atau dihindari petani.

Mas Gatot –panggilan akrab saya– menyinggung produk pertanian organik yang mempunyai keunggulan harga dan kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan produk anorganik. “Produk organik itu konsumennya orang kaya yang takut mati”, guraunya. Berdasarkan hasil penelitian, produk pertanian organik memiliki anti oksidan 50 persen lebih banyak dari produk anorganik, sehingga wajar jika harganya lebih mahal. 

Saya teringat tatkala melakukan farm trip sepekan pada perkebunan apel fuji di Aomori Jepang. Saya menyaksikan dan mendokumentasikan bagaimana organic farming perkebunan 8 varietas apel fuji dipraktekkan secara integratif dan komprehensif sehingga menghasilkan produk apel fuji terbaik dan termahal di dunia. Seorang “Profesor Apel” (baru 40 tahun berkhidmat) yang menggawangi laboratorium dan kebun benih di sana memperlihatkan data-data bagaimana pemakaian pupuk dan pestisida anorganik menjadi organik diaplikasikan secara bertahap, penuh perhitungan, berdasarkan hasil penelitian dan percobaan dari iptek mutakhir, hasil ‘uji klinis’ yang istiqomah (konsisten) serta diliterasikan (dokumentasi, tercatat lengkap) selama se abad lebih budidaya Apel Fuji di Aomori.

Kunjungan kami di Aomori, menyadarkan betapa pesan tersurat dan tersirat di dalam kitab suci (Qs.An-Nahl/Surat Lebah ayat 68-69) justru dipraktekkan secara nyata sebagai organic farming secara Islami. Di sana, jutaan lebah spesies Apis sp. disediakan “rumah” (stup koloni lebah), “dirumat” (dipelihara) dan dimuliakan sebagai Pollinator, hewan penyerbuk yang paling handal bagi pertanian hortikultura. Sekedar informasi, 80 hingga 90 persen penyerbukan tanaman hortikultura (buah-buahan dan sayuran) dilakukan lebah. Sisanya diperankan kumbang, tawon, semut dan serangga lain (kupu-kupu, lalat, dan sebagainya).

Sebenarnya sumberdaya alam Indonesia lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyatnya. Masalahnya ada pada kemauan dan political will para pemangku kebijakan, dimana secara struktural banyak “sub terminal” kepentingan bisnis dan politis. Pertanyaan yang mendasar, yaitu : ‘Mau atau tidak’ dan ‘berani atau tidak’ stop impor bahan pangan selamanya?.

Organic farming (pertanian organik) juga disinggung mas Gatot, dimana pupuk organik, rotasi tanaman dan manajemen budidaya menjadi sebagian faktor di dalamnya. Sekedar memberi pengetahuan bagi khalayak, terdapat 5 (lima) faktor atau prinsip penting dalam pertanian organik, yaitu: 

Pertama, Prinsip Kesehatan. Menjaga kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan seisi planet bumi.

Kedua, Prinsip Ekologi. Mengadopsi sistem, sub sistem dan siklus alam yang alami (sealami mungkin).

Ketiga, Prinsip Keadilan. Memastikan keputusan dan laku sosial yang adil bagi semua pihak (stakeholders) di dalam mata rantai pertanian organik.

Keempat, Prinsip Kepedulian. Menunjukkan kepedulian terhadap sesama makhluk hidup (manusia, hewan, tanaman), lingkungan dan budaya pertanian (agriculture) setempat.

Dan kelima, Prinsip Keberlanjutan. Mendukung sistem pertanian berkelanjutan (sustainable farming) dengan menjaga sumber daya alam yang lestari. Sebuah praktik pertanian yang mempertimbangkan daya dukung beserta dampak lingkungan, sosial dan ekonomi agar dapat terus berlanjut dalam jangka panjang.

Menurut pendapat kami, kelima prinsip organic farming tersebut dapat berjalan dengan baik apabila diawali dan didukung komitmen penyelenggara negara terhadap penegakan hukum dan keadilan (law and justice enforcement) atas penatalaksanaan Tata Ruang Wilayah (Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kepulauan) secara tegas, berkeadilan dan tidak pandang bulu. Sebagaimana amanat UU Nomor 26 tahun 2007 dan PP Nomor 21 tahun 2021 tentang Penataan Ruang; UU Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah diundangkan dalam Peraturan Daerah. Jangan sampai terjadi Tata Ruang Wilayah dikalahkan Tata Uang Wilayah, sekalipun dengan alasan Proyek Strategis Nasional (PSN. Sehingga ungkapan “Ganti Pemerintahan Ganti Kebijakan” tidak akan terjadi lagi dan menjadi kebiasaan buruk yang laten.

Penggundulan hutan dan karhutla (kebakaran hutan dan lahan), laju konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang cepat harus disudahi. Penambangan minerba yang ugal-ugalan, dan pengambilan bahan galian C yang masif di berbagai wilayah dan daerah telah merusak ekosistem hutan, perkebunan dan pertanian yang menimbulkan dampak bencana alam berupa banjir, tanah longsor, tanah gerak dan likuifaksi. Telah memakan korban jiwa manusia serta menimbulkan kerusakan lingkungan, tanaman pangan, kematian hewan dan hilangnya habitat berbagai plasma nutfah Indonesia. Jika tidak segera dikendalikan, Indonesia sebagai negara dengan biodiversitas terbaik, terbesar dan terbanyak di dunia akan segera berakhir menjadi kenangan.

Mas Gatot juga menyampaikan pentingnya “integrated supply and demand management” (manajemen permintaan dan pasokan terpadu). Sebuah model manajemen yang menyatukan tata kelola permintaan (demand) dan penawaran/pasokan (supply) dalam sebuah rantai pasokan yang lebih responsif terhadap perubahan permintaan pasar, optimalisasi produksi dan efisiensi operasional. Diantaranya meliputi elaborasi manajemen permintaan dan pengaturan pasokan, integrasi manajemen yang responsif (lebih cepat dan efektif), meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi pemborosan biaya produksi dan logistik, serta peningkatan kepuasan masyarakat.

Di akhir pemaparannya, mas Gatot mengajak peserta untuk mengamalkan 4T, empat pilar ukhuwah berupa Ta’aruf (saling mengenal), Tafahum (saling memahami), Ta’awun (saling bersinergi, bekerja sama) dan Takaful (saling menjamin, melindungi). Beliau berpesan agar warga persyarikatan bersemangat dalam menggunakan produk pupuk yang dihasilkan BUMM (Badan Usaha Milik Muhammadiyah). Kalaupun produk yang dihasilkan BUMM masih terdapat kekurangan, tolong diberitahukan ke MNU untuk menjadi catatan penting bagi perbaikan dan penyempurnaan. Sehingga pupuk persyarikatan benar-benar berguna dan dapat dirasakan manfaatnya dalam meningkatkan produktifitas pertanian serta mendukung upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Peran Orang Tua Mengajarkan Keselamatan pada Anak Oleh: Abdul Muhyi, Mahasiswa Institut Agama Islam....

Suara Muhammadiyah

14 December 2024

Wawasan

Menguatkan Cabang dan Ranting Mengakselerasi Gerak Filantropi Oleh: Yandi, ketua PCM Ciawi Tasikmal....

Suara Muhammadiyah

9 December 2023

Wawasan

Oleh: Izza RohmanKetua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Selain mengusung kons....

Suara Muhammadiyah

4 January 2024

Wawasan

Ibrah Keluarga Ibrahim Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Saya in....

Suara Muhammadiyah

8 August 2024

Wawasan

Implikasi Melipat  Oleh: Dr. Nasrullah, M.Pd., Alumni Program (S3) Doktor Pendidikan Isla....

Suara Muhammadiyah

10 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah