PALOPO, Suara Muhammadiyah - Materi mengenai penguatan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dalam perspektif Islam Berkemajuan menjadi sangat penting bagi para bidan dan tenaga kesehatan, karena mereka berada di garda terdepan dalam memastikan keselamatan ibu dan bayi sekaligus menghadirkan pelayanan yang profesional, beretika, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.
Pendekatan ini tidak hanya menuntut kompetensi klinis, tetapi juga pemahaman filosofis dan moral tentang hifz al-nafs (perlindungan jiwa) yang menjadi inti pelayanan KIA dalam tradisi Muhammadiyah. Dengan integrasi antara ilmu medis modern, nilai keagamaan, dan bukti ilmiah, tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih komprehensif, berkeadilan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pentingnya perspektif tersebut menjadi titik awal kuliah umum bertema “Penguatan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak dalam Perspektif Islam Berkemajuan Muhammadiyah” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palopo pada Selasa pagi di Aula Lantai 3 Rektorat UM Palopo. Kegiatan menghadirkan narasumber utama dr. Nurhira Abdul Kadir, MPH., Ph.D, Ketua Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) FKIK UIN Alauddin Makassar. Acara dibuka oleh Dekan FIKES UM Palopo, Bd. Patmahwati, S.ST., M.Keb., dan dipandu oleh Bd. Andi Sitti Umrah, S.ST., M.Keb. sebagai moderator.
Dalam pemaparannya, dr. Hira—alumni Universiti of New South Wales Australia—menguraikan dua pilar Islam Berkemajuan, yaitu purifikasi dan dinamisasi, yang relevan dalam membangun tenaga kesehatan yang ilmiah, etis, dan humanis. Ia menjelaskan bahwa layanan KIA yang berorientasi pada keselamatan ibu dan anak merupakan bagian dari komitmen etik Islam yang harus diwujudkan dalam praktik klinis sehari-hari.
Lebih jauh, ia menjelaskan peran strategis amal usaha kesehatan Muhammadiyah—rumah sakit, klinik, dan jaringan komunitas—dalam menyediakan layanan KIA yang promotif, preventif, dan inklusif. Menurutnya, pemberdayaan perempuan dan dukungan keluarga menjadi elemen kunci agar kesehatan ibu dan anak tidak hanya menjadi urusan tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab sosial yang lebih luas.
Kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dari berbagai program studi, termasuk S1 Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan, dan S1 Gizi. Antusiasme peserta tampak ketika narasumber memaparkan praktik nyata penerapan Islam Berkemajuan dalam layanan KIA di berbagai institusi kesehatan Muhammadiyah–‘Aisyiyah.
Kegiatan ini memperkuat kerja sama akademik antara FKIK UIN Alauddin Makassar dan UM Palopo sekaligus memperkaya wawasan calon tenaga kesehatan berkemajuan yang siap menjawab tantangan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. ***


