MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Pengajian dan kultum merupakan bagian dari ruh perjuangan Muhammadiyah yang harus selalu diadakan oleh pimpinan amal usaha Muhammadiyah di semua tingkatan. Semangat inilah yang terus dijaga di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melalui tradisi kultum ba’da Zuhur di Masjid Subulussalam.
Kegiatan kultum di Unismuh dilaksanakan setiap hari kerja. Penceramahnya adalah dosen maupun karyawan Unismuh yang berbagi secara bergantian. Tidak jarang pula kesempatan diberikan kepada tamu atau dosen dari universitas lain yang kebetulan berkunjung. Tradisi sederhana ini menjadi wahana dakwah, pencerahan, sekaligus penguatan spiritual bagi civitas akademika.
Pimpinan Muhammadiyah sejak dulu selalu menekankan pentingnya kultum sebagai bagian dari pembinaan umat. Bahkan tokoh-tokoh besar Muhammadiyah seperti KH. AR Fahruddin, mantan Ketua PP Muhammadiyah, dan KH. Djamaluddin Amien, mantan Ketua PW Muhammadiyah Sulsel, dikenal aktif mengisi kultum di berbagai tempat. Kehadiran mereka memberi teladan bahwa pengajian singkat setelah shalat fardhu dapat membawa pengaruh besar dalam menjaga semangat dakwah dan pemahaman agama yang mencerahkan.
Tradisi itu kini diteruskan oleh generasi penerus Muhammadiyah, termasuk di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Pada Senin, 25 Agustus 2025, Wakil Rektor III Unismuh Makassar yang juga Wakil Ketua PWM Sulsel, Ustadz Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, menekankan pentingnya toleransi. Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah melaksanakan ajaran agama berdasarkan manhaj tarjih, namun tetap menghargai pemahaman orang lain. “Inilah bentuk nyata sikap toleransi Muhammadiyah yang sejalan dengan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya pria kelahiran Enrekang ini.
Sehari kemudian, Selasa 26 Agustus 2025, Ustaz Asnawin Aminuddin, dosen Unismuh sekaligus pengurus Majelis Tabligh PWM Sulsel, mengingatkan jamaah tentang kondisi manusia di hari kebangkitan. “Manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tidak berpakaian, tanpa alas kaki, dan belum dikhitan. Namun mereka tidak akan saling melihat karena matahari sangat dekat. Semua akan berdiri menunggu keputusan Allah,” jelasnya mantan Wartawan Harian Pedoman Rakyat Makassar ini.
Unismuh Makassar sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia Timur bukan hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga pembinaan ruhani, akhlakul karimah dan pembinaan ibadah. Melalui tradisi kultum ba’da Zuhur, nilai akademik dan spiritualitas dipadukan sehingga tercipta suasana kampus yang religius dan mencerahkan.
Adanya pengajian harian semacam ini, masjid kampus tidak hanya menjadi tempat ibadah, melainkan juga pusat pencerahan. Hal tersebut selaras dengan program dan cita-cita Muhammadiyah menjadikan dakwah dan pendidikan sebagai jalan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.*