WASATHIYAH BERKEMAJUAN

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
148
Foto Istimewa

Foto Istimewa

WASATHIYAH BERKEMAJUAN 

Butir keempat al-Khasha’ishu al-Khamsu (Karakteristik Lima), al-Islam al-Taqaddumi (Islam berkemajuan) dalam Risalah Islam Berkemajuan adalah Tanmiyat al Wasathiyah (Mengembangkan Wasathiyah).

Dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 tersebut, mengembangkan wasathiyah dijabarkan dengan kalimat: Al-Qur’an menyatakan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat tengahan), yang mengandung makna unggul dan tegak. Islam itu sendiri sesungguhnya adalah agama wasathiyah (tengahan), yang menolak ekstremisme dalam beragama dan sikap sosial baik dalam bentuk sikap berlebihan (ghuluww) maupun sikap pengabaian (tafrith).

Wasathiyah juga bermakna posisi tengah di antara dua kutub, yakni ultra-konservatisme dan ultra-liberalisme dalam beragama. Selaras dengan itu, wasathiyah menuntut sikap seimbang (tawazun) antara kehidupan individu dan masyarakat, lahir dan batin, serta duniawi dan ukhrawi.

Wasathiyah tidak mengarah pada toleransi terhadap sekularisme politik dan permisivisme moral. Karena Islam adalah agama wasathiyah, maka ia harus menjadi ciri yang menonjol dalam berpikir dan bersikap umat Islam. Wasathiyah diwujudkan dalam sikap sosial (1) tegas dalam pendirian, luas dalam wawasan, dan luwes dalam sikap; (2) menghargai perbedaan pandangan atau pendapat; (3) menolak pengkafiran terhadap sesama muslim; (4) memajukan dan menggembirakan masyarakat; (5) memahami realitas dan prioritas; (6) menghindari fanatisme berlebihan terhadap kelompok atau paham keagamaan tertentu; dan (7) memudahkan pelaksanaan ajaran agama.

Al-Qur’an Surat al-Baqarah 143 menyebut “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan”. Kalimat ini bersambung dengan “agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia”. Dua frasa yang bersambung tersebut mengandung makna bahwa umat wasathiyah berfungsi menjadi pelaku perbuatan dalam kehidupan. Bukan semata-mata bersifat pertengahan atau umat yang adil dan pilihan belaka. Dengan demikian karakter atau sifat dasar wasathiyah yang dikehendaki Allah sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an itu adalah “wasathiyah berkemajuan” atau “wasathiyah Islam Berkemajuan”.

Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 08/2025


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

Indonesia Antara Idealita dan Dunia Nyata Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si Indonesia sungguh me....

Suara Muhammadiyah

20 December 2024

Editorial

Akhlak Bermusyawarah di Muhammadiyah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah itu kuat kar....

Suara Muhammadiyah

9 November 2023

Editorial

MENGARIFI AKAL IMITASI Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mulanya diciptakan untuk....

Suara Muhammadiyah

26 March 2025

Editorial

Rujukan Historis Islam Berkemajuan Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Istilah “kemajuan&rd....

Suara Muhammadiyah

4 September 2024

Editorial

Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, MSi Muhammadiyah makin besar. Lebih-lebih amal usahanya. Pengakuan da....

Suara Muhammadiyah

10 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah