SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah membanggakan dan mengharumkan Indonesia, setelah Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah terverifikasi oleh World Health Organization (WHO) sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama di Indonesia.
“Telah memenuhi prinsip dan standar inti dari sebuah EMT yang dapat dikerahkan secara internasional, serta standar teknis dari organisasi yang mampu dikerahkan sebagai EMT Tipe 1 Tetap,” kata EMT Secretariat, WHO HQ Roy Anthony Cosico saat penutupan verifikasi EMT Muhammadiyah di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Ahad (19/10).
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman bersyukur dengan lolosnya verifikasi EMT Muhammadiyah dalam kiprah universalitas kemanusiaannya melalui aksi tanggap kebencanaan secara nyata.
“Hari ini kita berhasil melakukan segala proses verifikasi dari WHO untuk Muhammadiyah memiliki EMT yang terverifikasi untuk pertama kalinya di Indonesia dan nomor ke 16 di internasional,” katanya.
Dengan terverifikasinya EMT Muhammadiyah, Agus berharap dapat semakin menguatkan kiprah Muhammadiyah sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan di Indonesia dalam peran-peran internasional.
“Kita sudah persiapkan dengan leluasa, cukup lama. Alhamdulillah setelah perjalanan panjang dapat terwujud,” ungkapnya.
Agus mengungkapkan, langkah-langkah relawan kebencanaan internasional yang dilakukan Muhammadiyah sudah ada dibeberapa negara. “Terbesar, dan mewakili Indonesia adalah di Turki,” ucapnya. Yang kemudian, para visitor ikut belajar terkait dengan EMT ini.
“Untuk itu, nanti akan semakin menguatkan EMT yang ada di Indonesia. Dan karena EMT Muhammadiyah ini yang pertama, maka harus menularkan kepada komponen masyarakat di Indonesia untuk bisa memiliki standarisasi EMT sebagaimana diinginkan WHO,” terangnya.
Menyambung itu, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni menyebut, terverifikasinya EMT Muhammadiyah oleh WHO ini, di satu sisi menggembirakan, tetapi di sisi lain, sekaligus menjadi tantangan tersendiri, yang tentunya tidak ringan.
“Karena kita melihat banyak sekali bencana alam yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri,” ujarnya.
Syafiq mengatakan, EMT Muhammadiyah disiapkan untuk kerja-kerja kemanusiaan menangani bencana yang menerjang di luar negeri. Di situlah dibutuhkan komitmen tinggi, sehingga dapat menjalankan tugas kemanusiaan dengan optimal.
“Perlu motivasi dan spirit harus kita jaga bersama sebagai organisasi yang sudah lama berkecimpung di dalam menangani problem-problem kemanusiaan,” tegasnya.
Syafiq juga mengingatkan, agar tim EMT Muhammadiyah harus memperluas wawasan dunia yang sangat beragam. Pada saat bersamaan, juga memerlukan skill (kemampuan) untuk melakukan aksi-aksi kemanusiaan di kancah internasional.
“Kehadiran EMT yang sudah terverifikasi oleh WHO, tentu merupakan stepp yang sangat penting untuk meningkatkan kerja kita untuk kemanusiaan universal,” tandasnya.
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan mengaku banyak mendapat masukan dari tim verifikasi WHO untuk meningkatkan kualitas respons EMT. “Karena itu, kami akan terus bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri. Karena kegiatan internasional, tidak mungkin kami berjalan sendiri,” ucapnya.
Menimpali hal itu, Koordinator Bidang EMT Muhammadiyah Internasional Corona Terawan pihaknya akan menguatkan standarisasi EMT di internasional maupun nasional. “Tidak hanya di level Muhammadiyah saja, tapi kita akan ikut mengembangkan Emergency Medical Team lembaga-lembaga lainnya,” sahutnya.
Sementara, Skretaris Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (Lazismu) PP Muhammadiyah Gunawan Hidayat, mendukung penuh langkah-langkah EMT Muhammadiyah dalam spektrum internasional. “Jadi, Lazismu akan komitmen sepanjang kegiatan EMT selalu ada mendukung keberhasilan di lapangan,” tutupnya. (Cris)