BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah (PW) ‘Aisyiyah Jawa Barat menggelar Wisuda Kulliyatul Muballighat ‘Aisyiyah (KMA) angkatan ketiga di Aula Masjid Mujahidin Bandung, Sabtu (7/12/2025).
Sebanyak 30 mubalighat resmi diluluskan setelah menempuh pendidikan satu tahun dimulai sejak 1 September 2024.
Wisuda mengangkat tema “Melalui Pendidikan Muballighat ‘Aisyiyah Terwujud Kader Muballighat ‘Aisyiyah Unggul Mencerahkan.”
Kulliyatul Muballighat 'Aisyiyah atau KMA merupakan lembaga pendidikan di bawah ‘Aisyiyah yang memfokuskan pembinaan dan pengembangan kader muballighat. Program ini berlangsung satu tahun dengan kurikulum ilmu dakwah yang disesuaikan kebutuhan lapangan
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana KMA PW Aisyiyah Jabar, Dra. Hj. Etty Sri Mulyati menegaskan bahwa KMA hadir untuk meningkatkan kualitas sekaligus jumlah mubalighat yang mampu menjadi penggerak dan pelaksana dakwah sesuai visi-misi persyarikatan.
“Ini merupakan bentuk ikhtiar strategis untuk memperkuat dakwah perempuan Islam berkemajuan dan berorientasi pada kemajuan peradaban dan menjunjung tinggi Agama Islam Rahmatan lil Alamin,” ujarnya.
Ketua PW Aisyiyah Jawa Barat, Ia Kurniati mengatakan Mubalighat begitu penting, terutama dalam memberdayakan masalah seputar perempuan dan anak.
“Berdasarkan amanat dari Tanwir satu yang diadakan di Jakarta, salah satu poin adalah karakter gerakan Aisyiyah salah satunya menghadirkan isu perempuan dan anak dalam perspektif Aisyiyah, sehingga Aisyiyah harus mampu menyelesaikan perempuan dan anak,” katanya.
“Karena itu kalau masih ada penyelewengan seperti KDRT, atau pembatasan-pembatasan hak perempuan, maka dakwah jangan dianggap selesai,” tambahnya.
Ia berharap para muballighat yang diwisuda mampu mengaktualisasikan ilmunya.
“Semoga mampu menjadikan Jawa Barat lebih berkemajuan dan berkeadilan,” tegasnya
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Hj Eva Sovia Inayati pada sambutannya mengapresiasi adanya KMA yang dilakukan oleh PW Aisyiyah Jawa Barat.
“Kami dari Pimpinan Pusat Aisyiyah mengapresiasi PW Aisyiyah Jawa Barat yang sudah merawat kader. Semoga bisa terus berkembang dan menjadi studi tiru bagi daerah-daerah lain,” ujarnya.
Beliau mengingatkan bahwa perkaderan juru dakwah begitu penting demi terciptanya persatuan.
“Muballigh dan muballighat itu sentral. Kalau mau lihat organisasi lihatlah Mubaligh dan muballighatnya. Muballighat itulah yang menjadi agen nomor satu pemersatu ketika terjadi konflik,” tegasnya.
Wisuda ini menjadi bagian dari upaya ‘Aisyiyah memperkuat dakwah perempuan berkemajuan di Jawa Barat, sejalan dengan program gerakan 1000 Muballighat yang digagas Pimpinan Pusat Aisyiyah. (Moh Aqbil)


