'Aisyiyah Perkuat Pendamping BUEKA untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Publish

30 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
65
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lebih dai 90% penyerapan tenaga kerja ada di UKM dan dari jumlah UKM yang ada, sekitar 65% dikelola oleh perempuan. Hal tersebut disampaikan oleh Utik Bidayati, Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Pusat 'Aisyiyah (PP 'Aisyiyah) dalam pembukaan kegiatan Pelatihan Pendamping BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga 'Aisyiyah) pada Selasa (28/10) di Aula Kantor PP 'Aisyiyah.

“Ini menunjukkan kekuatan perempuan dalam menjalankan usaha itu tidak diragukan,” katanya.

Kegiatan yang bekerja sama dengan program INKLUSI 'Aisyiyah ini diikuti oleh 37 peserta yang merupakan pendamping BUEKA dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.  

Utik menyampaikan, dalam berbagai situasi krisis di Indonesia, peran perempuan pelaku UKM menjadi penyelamat ekonomi bangsa. Ia mencontohkan seperti saat kondisi krisis moneter di tahun 1998 dan saat pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menurut Utik, Perempuan menjadi pilar ekonomi yang luar biasa. "Perempuan menjadi ilar ekonomi yang luar biasa, bayangkan kalau krisis ekonomi 98 tidak ada UKM, Indonesia bisa wasallam karena banyak perusahaan besar tumbang saat krisis,” terangnya.

Kekuatan perempuan ini, disebut Utik, menjadi penyemangat MEK 'Aisyiyah dan para pendamping ekonomi untuk dapat betul-betul memikirkan Langkah strategis dalam mendampingi para perempuan pelaku ekonomi sehingga bisa berdaya dan berkembang.

"Melalui 'Aisyiyah kita akan memberdayakan masyarakat, diantaranya melalui kegiatan ekonomi dengan memiliki pendamping yang betul-betul dapat menjadi sandaran atau pegangan bagi ibu-ibu pelaku UKM di daerah," tegasnya.

Sementara, Sekretaris Umum PP 'Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, menekankan kondisi yang dihadapi oleh perempuan pelaku UKM. Bukan hanya isu terkait tantangan modal, tantangan akses, tantangan digital, akan tetapi perempuan pelaku usaha juga menghadapi problem yang mungkin tidak terlihat yakni beban ganda.

"Beban ganda ini merupakan sebagian problem yang dihadapi perempuan termasuk pelaku UMKM, sebuah beban yang tidak kelihatan tetapi sebenarnya menjadi besar dan dapat menghambat perempuan sebagai pelaku ekonomi,” bebernya.

Oleh karena itu, Tri yang juga merupakan Koordinator Program INKLUSI 'Aisyiyah mengajak agar para pendamping BUEKA bisa memiliki perspektif GEDSI untuk dapat membantu perempuan pelaku usaha keluar dari situasi yang merugikan ini.

"Paling tidak kelompok-kelompok inilah yang harus 'Aisyiyah rangkul, untuk dapat memberdayakan mereka di masyarakat,” ujarnya. (Suri)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah — Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, SMA Muhamm....

Suara Muhammadiyah

18 July 2025

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan kolaborasi untuk merin....

Suara Muhammadiyah

24 April 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Dalam upaya meningkatkan kualitas Al Islam Kemuhammadiyahan da....

Suara Muhammadiyah

2 November 2024

Berita

TEGAL, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan, orang Muhamm....

Suara Muhammadiyah

22 June 2025

Berita

Gelar Apel Pagi dan Deklarasi Madrasah Ramah Anak BANTUL, Suara Muhammadiyah — Dalam upaya me....

Suara Muhammadiyah

27 October 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah