Berkebun dan Upaya Penyelamatan Lingkungan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
79
Peserta kegiatan pelatihan Green Youth Quake Training yang diadakan Greenfaith Indonesia, Enter Nusantara, dan Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar di Bogor pada 25-29 Juli 2025.

Peserta kegiatan pelatihan Green Youth Quake Training yang diadakan Greenfaith Indonesia, Enter Nusantara, dan Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar di Bogor pada 25-29 Juli 2025.

BOGOR, Suara Muhammadiyah – Sebuah pelatihan diikuti 25 peserta bertemakan ekologi digelar di Pesantren Ekologis Misykat Al-Anwar Bogor, Jawa Barat. Berbeda dengan pesantren pada umumnya. Pesantren ini cukup unik. Dalam setiap kegiatannya, seluruh pihak sepakat untuk menjunjung sistem demokrasi. Yang artinya, antara guru dan santri memiliki kedudukan yang setara. Tidak ada hukuman. Tidak ada yang terlambat. Semuanya digerakkan oleh kesadaran. Datang terlambat berarti menunjukkan ketidaksopanan kepada guru, kiai atau pengasuh. 

Di tempat ini, para santri diajarkan berbagai keterampilan hidup yang sangat mendasar. Terkait bagaimana mereka memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Tanpa perlu bergantung pada sistem bernama pasar yang semakin tak menunjukkan keberpihakannya kepada lingkungan. 

Alih-alih menyelamatkan lingkungan, para elit kapitalis, melalui sistem pasar yang mereka ciptakan, berlomba-lomba melakukan penjarahan besar-besaran terhadap alam. Hal ini demi satu tujuan, melipatgandakan kapita secara sistemik dan masif. 

Roy Murtadho, Pengasuh Pondok Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar mengatakan, cerita tentang manusia adalah cerita tentang penghancuran dan penaklukkan. Manusia modern adalah cerita kelam bagi keberlangsungan alam. Manusia memiliki kecenderungan melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam tanpa mempertimbangkan dampaknya di masa depan. 

Meski begitu, manusia juga memiliki kecenderungan untuk memperbaiki sesuatu yang dirusak. Berkaca pada salah satu ayat di dalam QS. Al-Fatihah. Kata ‘robbal alamin’ memiliki implikasi makna yang sangat luas, mencakup ranah ontologis hingga kosmologis. Mulai dari konsep keberadaan dan eksistensi Tuhan hingga masuk kepada ruang dan waktu penciptaan manusia. 

“Walau memiliki watak merusak, manusia juga memiliki potensi untuk memperbaiki.  Rahmatan lil alamin adalah implikasi dari penciptaan manusia di bumi. karena hanya makhluk bernama manusia yang bisa merefleksikan Tuhan,” ujarnya dalam sebuah sesi diskusi di Green Youth Quake Training (25/7). 

Pria yang akrab disapa Gus Roy itu menegaskan, dalam sistem kosmos, manusia, alam dan Tuhan, berada dalam satu tarikan nafas. Ketiganya menjadi sebuah kesatuan yang saling mengikat. Tak dapat dipisahkan. 

Selaras dengan pendapat Gus Roy, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah Hening Parlan mengatakan, komitmen terhadap lingkungan harus memiliki nafas panjang. Perjuangan dalam aksi-aksi lingkungan tidak lagi dapat dilakukan dengan kemarahan. Luapan emosi yang disalurkan melalui aksi demo baginya akan cepat dilupakan. 

Sehingga diperlukan cara-cara baru yang lebih relevan, jitu, dan terukur. Merangkul berbagai macam pihak untuk bersuara. Dari berbagai latar belakang profesi dan keilmuan diharapkan usaha-usaha dalam penyelamatan lingkungan dapat segera dilakukan. 

“Komitmen itu panjang,” tegasnya. 

Ide ini rasanya sangat relevan dengan Misykat Al-Anwar. Dalam kesehariannya, setiap santri dibiasakan berkebun. Kegiatan seperti mencangkul, menanam, menyiram tanaman, dan memanen dianggap sebagai amal sholeh. Sebuah ibadah yang nilainya sama dengan kebaikan lainnya. Aktivitas ini pun digadang-gadang menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi perusakan terhadap alam serta lingkungan yang belakangan kian masif. Setiap pagi, selepas pukul 6, para santri berjalan kaki menyibak embun. Berbekal cangkul dan sabit, mereka bercengkrama.

Dengan aktivitas berkebun, secara langsung para santri telah membatasi dirinya untuk bergantung pada bahan pangan yang ditawarkan korporasi dan industri besar. Mereka menolak tunduk.  

Di tempat ini kebiasaan kecil dipupuk. Hidup dengan cara komunal dipertahankan. Untuk memotong mata rantai penjajahan. Bahwa dari kebun sendiri, manusia bisa menyelamatkan alam dari kehancuran. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MALAYSIA, Suara Muhammadiyah -Dosen Fakultas Teknologi Industri Dan Informatika (FTII) dan Mahasiswi....

Suara Muhammadiyah

27 June 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pembangunan rumah garam di area Kilang Multifungsi nelayan Kampak desa....

Suara Muhammadiyah

17 June 2025

Berita

KLATEN, Suara Muhammadiyah - Ruang sidang promosi doktor di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN)....

Suara Muhammadiyah

13 June 2025

Berita

BALIKPAPAN, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan profesional....

Suara Muhammadiyah

23 December 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, MAP melepas mahasiswa tim Venship Fakul....

Suara Muhammadiyah

22 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah