Berpandangan Moderat: Jalan Pembeda antara Muhammadiyah dengan Ormas Islam Garis Keras

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1015
Upgrading PWM, BPH, Pimpinan PTM Provinsi Lampung  bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (20/1) di SM Tower.

Upgrading PWM, BPH, Pimpinan PTM Provinsi Lampung bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (20/1) di SM Tower.

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di ruangan berpendingin. Meja dan kursi tersusun melingkar di tengah. Menyisakan space agak luas di bagian kanan dan kiri. Di sana tampak rombongan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung sedang menyimak paparan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di SM Tower (20/1). 

Di hadapan pimpinan Persyarikatan tingkat wilayah itu Haedar berpesan agar selalu menjaga pandangan moderat yang selama ini telah menjadi jalan hidup warga Muhammadiyah. Memahami serta mendalami cara pandang keagamaan yang dimiliki Muhammadiyah. Dan yang tak kalah penting, tidak memandang realitas secara hitam-putih atau tekstual. Hal inilah yang membedakan antara Muhammadiyah dengan kelompok Islam lain yang juga mengusung semangat kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah. 

Guru Besar Sosiologi UMY tersebut memastikan bahwa pemikiran yang dijalankan Muhammadiyah memiliki sanad keilmuan yang sampai kepada KH Ahmad Dahlan. Makai a menyarankan warga Muhammadiyah yang ingin mendalami pemikiran Muhammadiyah supaya membaca Manhaj Tarjih, PHIWM, dan ayat-ayat yang pernah diajarkan KH Ahmad Dahlan. Teksnya dikaji secara mendalam yang luas, konteksnya juga dipahami secara mendalam dan meluas,” ujar Haedar. 

Sebagaimana yang pernah dijelaskan di dalam Manhaj Tarjih, Muhammadiyah memahami wahyu melalui tiga pendekatan, yaitu teks, konteks, dan intuisi. Di dunia akademis ketiga pendekatan ini umum disebut bayani, burhani, dan irfani. 

“Jika dilihat dari sisi ini, maka akan ditemukan perbedaan yang mendasar antara Muhammadiyah dengan salafi yang lebih tekstual dalam memahami wahyu,” ujarnya. 

Haedar meyakini jika warga Muhammadiyah memahami Manhaj Tarjih dan pemikiran-pemikiran Muhammadiyah secara komprehensif. Tidak akan ada pemahaman yang keras soal agama di tubuh organisasi modern Islam terbesar ini. Oleh karena itu pandangan tengahan yang sesuai dengan Manhaj Tarjih harus mengakar kuat di lingkungan Muhammadiyah. (diko/ppm)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kembali mengadakan Sosialisasi dan F....

Suara Muhammadiyah

19 May 2025

Berita

BOGOR, Suara Muhammadiyah – Koperasi Jasa Syariah Khairu Ummah sukses menyelenggarakan kegiata....

Suara Muhammadiyah

23 March 2025

Berita

KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah - Guna meningkatkan wawasan siswa di kancah internasional, SMP Muha....

Suara Muhammadiyah

6 March 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Ke....

Suara Muhammadiyah

23 March 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Semenjak penutupan secara permanen Tempat Pengolahan Sampah Te....

Suara Muhammadiyah

14 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah