Berpandangan Moderat: Jalan Pembeda antara Muhammadiyah dengan Ormas Islam Garis Keras

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
867
Upgrading PWM, BPH, Pimpinan PTM Provinsi Lampung  bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (20/1) di SM Tower.

Upgrading PWM, BPH, Pimpinan PTM Provinsi Lampung bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (20/1) di SM Tower.

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di ruangan berpendingin. Meja dan kursi tersusun melingkar di tengah. Menyisakan space agak luas di bagian kanan dan kiri. Di sana tampak rombongan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung sedang menyimak paparan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di SM Tower (20/1). 

Di hadapan pimpinan Persyarikatan tingkat wilayah itu Haedar berpesan agar selalu menjaga pandangan moderat yang selama ini telah menjadi jalan hidup warga Muhammadiyah. Memahami serta mendalami cara pandang keagamaan yang dimiliki Muhammadiyah. Dan yang tak kalah penting, tidak memandang realitas secara hitam-putih atau tekstual. Hal inilah yang membedakan antara Muhammadiyah dengan kelompok Islam lain yang juga mengusung semangat kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah. 

Guru Besar Sosiologi UMY tersebut memastikan bahwa pemikiran yang dijalankan Muhammadiyah memiliki sanad keilmuan yang sampai kepada KH Ahmad Dahlan. Makai a menyarankan warga Muhammadiyah yang ingin mendalami pemikiran Muhammadiyah supaya membaca Manhaj Tarjih, PHIWM, dan ayat-ayat yang pernah diajarkan KH Ahmad Dahlan. Teksnya dikaji secara mendalam yang luas, konteksnya juga dipahami secara mendalam dan meluas,” ujar Haedar. 

Sebagaimana yang pernah dijelaskan di dalam Manhaj Tarjih, Muhammadiyah memahami wahyu melalui tiga pendekatan, yaitu teks, konteks, dan intuisi. Di dunia akademis ketiga pendekatan ini umum disebut bayani, burhani, dan irfani. 

“Jika dilihat dari sisi ini, maka akan ditemukan perbedaan yang mendasar antara Muhammadiyah dengan salafi yang lebih tekstual dalam memahami wahyu,” ujarnya. 

Haedar meyakini jika warga Muhammadiyah memahami Manhaj Tarjih dan pemikiran-pemikiran Muhammadiyah secara komprehensif. Tidak akan ada pemahaman yang keras soal agama di tubuh organisasi modern Islam terbesar ini. Oleh karena itu pandangan tengahan yang sesuai dengan Manhaj Tarjih harus mengakar kuat di lingkungan Muhammadiyah. (diko/ppm)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menambah jumlah guru besar ....

Suara Muhammadiyah

17 February 2024

Berita

Masih Menunggu Pengumuman Kelulusan UTBK SNBT? Tapi juga ingin coba mendaftar ke Universitas lain te....

Suara Muhammadiyah

13 May 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FH UMY) y....

Suara Muhammadiyah

29 November 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, Daerah Isti....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Pada Minggu, 4 Agustus 2024, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiy....

Suara Muhammadiyah

5 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah