Bukan Ayat Teror: Menelaah Kembali Makna Sejati Surah Al-Anfal Ayat 60

Publish

18 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
43
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Bukan Ayat Teror: Menelaah Kembali Makna Sejati Surah Al-Anfal Ayat 60

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas 

Saya ingin mengupas tuntas Surah Al-Anfal ayat 60, sebuah ayat Al-Qur'an yang kerap kali menimbulkan salah tafsir. Ayat ini memerintahkan: "Dan siapkanlah untuk mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dari kekuatan dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang, dengannya kamu menakuti musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah akan dibayar kepadamu dengan penuh dan kamu tidak akan dizalimi."

Saya hendak menyoroti dua poin utama yang sering menjadi sumber kesalahpahaman: gagasan "mempersiapkan kekuatan" dan frasa "menakuti musuh."

Penafsiran klasik Al-Qur'an cenderung mengartikan "kekuatan" dalam ayat ini sebagai alat dan perlengkapan perang, seperti panah. Namun, di era modern, makna "kekuatan" jauh lebih luas. Ini tidak hanya mencakup peralatan militer, tetapi juga infrastruktur keseluruhan, termasuk kekuatan ekonomi dan kemajuan teknologi.

Sangat krusial untuk tidak mengunci pemahaman kita hanya pada tafsiran dari masa lampau. Kita mesti menjadikan penafsiran para ulama terdahulu (salaf) sebagai titik tolak, sebagai fondasi awal pengetahuan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa pemahaman kita tidak boleh terhenti di sana. Sebaliknya, kita perlu terus mengembangkan dan memperluas interpretasi kita agar senantiasa relevan dengan dinamika dan konteks zaman kontemporer. 

Hal ini juga berlaku pada penggunaan istilah spesifik dalam ayat, seperti "kuda". Di masa lalu, kuda memang merupakan sarana utama untuk mobilitas cepat dalam pertempuran. Akan tetapi, di era modern ini, konsep tersebut telah berevolusi dan kini merujuk pada teknologi militer canggih seperti tank serta berbagai inovasi lainnya yang menunjang pergerakan dan kekuatan militer.

Poin krusial kedua yang sering menjadi sumber kesalahpahaman mendalam terletak pada frasa "menakuti musuh Allah dan musuhmu." Ironisnya, beberapa kelompok, khususnya mereka yang berpegang pada agenda teroris, telah menyalahartikan frasa ini secara fatal. Mereka menggunakan penafsiran keliru ini sebagai pembenaran untuk secara sengaja menyebarkan ketakutan melalui tindakan terorisme. Padahal, jika kita merujuk pada definisi yang jelas, terorisme adalah serangkaian tindakan yang dirancang untuk menanamkan rasa takut yang mendalam di kalangan warga sipil, dengan tujuan akhir memaksakan agenda politik atau ideologi tertentu.

Al-Qur'an tidak pernah menganjurkan umat Muslim untuk menyerang warga sipil atau pihak lain. Ayat ini justru berarti bahwa dengan mengumpulkan kekuatan yang memadai, musuh akan gentar dan tidak berani menyerang. Ini adalah konsep pencegahan, bukan provokasi agresi.

Sungguh disayangkan, dalam konteks bahasa Arab modern, istilah yang kemudian dipilih dan diciptakan untuk merepresentasikan konsep "terorisme" adalah irhab. Akar kata "irhab" ini ternyata sama dengan akar kata kerja yang digunakan untuk "menakuti" dalam ayat Al-Qur'an yang sedang kita bahas ini. Dr. El Amin, dalam karyanya yang mencerahkan, "Reclaiming Jihad: A Quranic Critique of Terrorism," dengan gamblang menunjukkan betapa ironis dan disayangkan pilihan kata ini. Mengapa demikian? Karena jika kita menelusuri penggunaannya secara lebih luas dalam teks-teks Al-Qur'an, akar kata yang sama ini seringkali justru memiliki konotasi yang sangat positif. 

Ambil contoh, ia digunakan untuk menggambarkan "takut akan Tuhan," sebuah ekspresi ketundukan dan penghormatan yang mulia. Lebih lanjut, dari akar kata inilah kita menemukan turunan seperti "rohan" yang berarti biarawan, atau "rahia" yang merujuk pada monastisisme. Kedua istilah ini secara inheren mengacu pada sebuah sikap spiritual yang mendalam, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan dan memelihara rasa takut (dalam arti penghormatan dan ketaatan) kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa pilihan kata "irhab" untuk "terorisme" bisa menyesatkan, mengingat kedalaman makna positif dari akarnya dalam tradisi Islam.

Ada juga kata lain dalam bahasa Arab, rob, yang berarti "teror." Namun, bahkan kata ini dalam Al-Qur'an biasanya mengacu pada ketakutan yang Allah timbulkan di hati lawan selama pertempuran, sambil menguatkan hati kaum Muslimin, untuk memberikan mereka keunggulan. Ini sama sekali tidak berarti bahwa Muslim harus menyerang warga sipil atau pihak lain.

Secara ringkas, dan ini adalah inti dari diskusi kita, Surah Al-Anfal ayat 60 telah mengalami disorientasi makna yang signifikan. Pemahaman keliru ini telah menyesatkannya dari tujuan aslinya. Oleh karena itu, menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk merebut kembali dan mengembalikan ayat mulia ini pada kedudukan dan interpretasi sebenarnya dalam Al-Qur'an. Ayat ini sejatinya memancarkan makna yang sangat positif dan konstruktif. 

Ia bukanlah legitimasi untuk kekerasan membabi buta atau terorisme; sebaliknya, ia adalah anjuran yang tegas dan bijaksana untuk membangun kekuatan – baik fisik, intelektual, ekonomi, maupun teknologi. Kekuatan ini dimaksudkan sebagai benteng pertahanan yang kokoh, sebagai bentuk pencegahan yang efektif, dan sebagai perlindungan menyeluruh bagi komunitas. Jadi, pemahaman yang benar adalah bahwa ayat ini mendorong persiapan yang matang untuk menjaga keamanan dan kedaulatan, bukan untuk menyerang atau menebar ketakutan tanpa dasar.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khazanah

Ismail dalam Al-Qur`an dan Alkitab Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Anda....

Suara Muhammadiyah

18 October 2024

Khazanah

Oleh: Ika Sofia Rizqiani, S.Pd.I., M.S.I Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari bulan-bulan ya....

Suara Muhammadiyah

5 June 2025

Khazanah

Begini Latar Belakang Sejarah Berdirinya PKO Oleh: Mu’arif Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO....

Suara Muhammadiyah

4 October 2023

Khazanah

Pendidikan Inklusi Menurut Hadits Niki Alma Febriana Fauzi, Dosen Prodi Ilmu Hadits Fakultas Agama ....

Suara Muhammadiyah

29 October 2024

Khazanah

Sebelum 1936, Muhammadiyah Telah Berdakwah di Pendowoharjo Pendowoharjo saat ini adalah salah satu ....

Suara Muhammadiyah

16 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah