Buya Cecep: Pendakwah Harus Menjelaskan Islam Kepada Masyarakat dengan Bijak

Publish

9 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
186
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Bandung Cecep Taufikurrohman menegaskan bahwa Islam bukanlah agama lokal, melainkan agama global yang bersumber dari wahyu Allah dan senantiasa berdialektika dengan budaya manusia di bumi. Hal ini ia sampaikan dalam kajian Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang digelar secara daring oleh Aisyiyah Jawa Barat belum lama ini.

Menurut alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini, Islam diturunkan kepada manusia melalui para nabi dan rasul. Oleh sebab itu, penerapan nilai-nilai Islam akan selalu berinteraksi dengan konteks budaya lokal di mana umat Islam hidup. ”Islam tidak hadir dalam ruang hampa. Oleh karena itu, ia akan diterjemahkan sesuai dengan karakter masyarakat bumi,” ujarnya seraya mengutip QS Al-Furqan ayat 20.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa prinsip utama dari kerasulan adalah mengajarkan tauhid dan menyempurnakan ajaran umat sebelumnya dengan menghapus tradisi-tradisi buruk. Salah satu contoh konkret dari dialektika Islam dengan budaya lokal ialah reformasi sistem pernikahan jahiliah. Dari empat bentuk pernikahan yang berlaku saat itu, hanya satu yang diafirmasi oleh Islam, yakni pernikahan sah dengan mahar dan akad yang jelas.

Contoh lain, kata Buya Cecep—sapaan akrabnya—adalah transformasi tata cara tawaf dan ibadah haji yang sebelumnya dibedakan berdasarkan status suku dan kelas sosial. Dalam budaya Quraisy, hanya golongan tertentu yang boleh tawaf dengan pakaian, sedangkan lainnya harus bertawaf tanpa busana jika tidak mampu membeli pakaian dari Quraisy.

”Islam menghapus praktik diskriminatif ini dan mensyariatkan kesetaraan bagi semua suku dalam ibadah,” tegas dosen yang juga penulis buku ”Menuju Kiblat Ilmu: Panduan Studi di Universitas Al-Azhar Mesir” ini.

Ia juga menyinggung soal praktik sosial dan ekonomi seperti sistem pertanian. Dalam kasus penyerbukan kurma, Rasulullah SAW pernah menyarankan agar tidak perlu dilakukan. Namun setelah hasil panen buruk, Rasul pun berkata, ”Kalian lebih tahu urusan dunia kalian.” Ini menjadi bukti bahwa Islam tidak mencampuri ranah teknis duniawi selama tidak bertentangan dengan syariat.

Kritis dan proporsional

Buya Cecep menekankan bahwa Muhammadiyah sering disalahpahami sebagai organisasi yang anti-budaya lokal. Padahal, sikap Muhammadiyah terhadap budaya sangat jelas: menerima budaya secara kritis dan proporsional.

Budaya yang sesuai dengan nilai Islam dapat diterima, sedangkan yang bertentangan harus ditolak atau dikoreksi. Sikap ini telah ditegaskan sejak Tanwir Muhammadiyah di Bali (2002) hingga Munas Tarjih ke-27 pada 2014 yang menghasilkan Tuntunan Seni Budaya.

Ia menambahkan bahwa sikap masyarakat terhadap budaya cenderung ekstrem—baik menerima sepenuhnya tanpa seleksi, atau menolak semua budaya lokal. Muhammadiyah mengambil posisi moderat: memilah dan memilih. ”Islam tidak memaksakan budaya Arab kepada semua masyarakat. Mengamalkan Islam tidak harus berpenampilan Arab, tetapi harus sesuai dengan nilai-nilai Islam,” jelasnya.

Buya Cecep menutup ceramah dengan ajakan agar para dai Muhammadiyah tidak menjauh dari masyarakat, tetapi hadir di tengah mereka dan menjelaskan Islam dengan cara yang bijak. ”Dakwah harus dilakukan dengan hikmah dan mauidzah hasanah. Bukan dakwah dengan frontal. Kita harus mengutamakan esensi ajaran, bukan simbol semata,” pungkasnya.*(FA)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kineidoscope 2024 memasuki hari kedua dengan antusiasme yang semaki....

Suara Muhammadiyah

21 November 2024

Berita

SERUYAN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah (PWM Kalteng), akan me....

Suara Muhammadiyah

11 April 2025

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Univeritas Muhammadiyah Riau (Umri) dalam upaya melakukan eval....

Suara Muhammadiyah

27 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menekan....

Suara Muhammadiyah

24 March 2025

Berita

BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Banjarmasin 13 sukses menyeleng....

Suara Muhammadiyah

15 January 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah