MAKKAH, Suara Muhammadiyah – Konsumsi makanan selama menunaikan ibadah haji menjadi salah satu perhatian bagi para jamaah. Bagi sebagian, hidangan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi mungkin terasa lezat, namun seiring berjalannya waktu, kerinduan akan masakan Tanah Air tak terelakkan. Hal inilah yang dirasakan oleh Tutik Fauziah, jamaah haji asal Tulungagung, Jawa Timur, yang tergabung dalam kloter 1.
Menurut Tutik, makanan yang disajikan di Arab Saudi sebetulnya "enak-enak." Namun, setelah sekian lama, ia mulai merasakan kebosanan. Dari berbagai hidangan yang disantap, daging menjadi menu favoritnya. "Paling enak menurut saya daging itu," ungkapnya di Misfalah, Mekkah Ahad (1/6/2025).
Kerinduan akan cita rasa Indonesia begitu kuat hingga Tutik membekali diri dengan sambal pecel bawaannya sendiri. Selain itu, ia mengaku sangat merindukan masakan rumahan seperti rujak, gado-gado, dan tahu lontong. Meskipun demikian, Tutik tetap bersyukur. "Disyukuri saja. Sampai sini saja, alhamdulillah," katanya dengan nada ikhlas.
Tutik Fauziah memulai perjalanannya dari rumah pada tanggal 31 April. Kemudian, pada tanggal 1 Mei, ia berangkat dari Asrama Haji Surabaya menuju Madinah. Setelah sembilan hari di Madinah, rombongan Tutik melanjutkan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan rangkaian ibadah haji. Selama di Tanah Suci, Tutik juga memastikan asupan sayur dan buah tetap terjaga demi menjaga kesehatan.
Tim penyedia catering jamaah haji Indonesia menyediakan berbagai olahan masakan khas Nusantara diantaranya seperti olahan telur, ayam balado, semur daging, kentang mustofa, sambal terong, teri kacang, sayur kembang kol, sayur kacang polong, ikan patin, ikan fillet, hingga oseng tempe. Setiap harinya jamaah menerima tiga kali makan yaitu di pagi, siang, dan malam.
Edi dari dapur catering Al Mahjoub mengungkapkan bahwa masakan untuk jamaah haji bukan hanya disesuaikan dengan cita rasa Indonesia, tetapi juga mempertimbangkan aspek gizi sesuai dengan arahan kantor Daerah Kerja Mekkah. “Jadi makanan tidak boleh terlalu asin dan terlalu pedas,” ungkap pria asal Jombang yang sudah bekerja di Arab Saudi 10 tahun.
Jemaah haji di Sektor 10 merasakan betul kenyamanan ibadah berkat pelayanan konsumsi prima yang disediakan. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bagian Pelaksana Pelayanan Konsumsi, Sindy Aprillia mengungkapkan hidangan yang disajikan, membuat para tamu Allah ini merasa seperti berada di rumah sendiri.
Pelaksana Pelayanan Konsumsi turut menjaga kualitas makanan yang menjadi sorotan utama. Dengan standar yang tinggi, hidangan yang disajikan selalu bersih dan segar. Aspek halal dan thayyib (baik) juga menjadi prioritas. Menu yang disajikan terjamin kehalalannya dan kualitasnya sangat baik, memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh jemaah.
Di balik sajian lezat, terdapat tim catering yang ramah dan profesional. Mereka membantu dan memastikan segala kebutuhan konsumsi jemaah terpenuhi dengan baik. Kecepatan pelayanan juga menjadi nilai tambah. Makanan disajikan tepat waktu, memungkinkan jemaah menjalankan jadwal ibadah tanpa hambatan.
Pelayanan konsumsi yang luar biasa membuktikan komitmen PPIH dalam memastikan jamaah haji mendapatkan fasilitas terbaik, sehingga jamaah dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan lancar.
"Tersedianya makanan yang lezat dan pelayanan yang baik, jamaah bisa fokus pada ibadah tanpa khawatir tentang makanan,” tutur Sindy. (Riz)