Coaching Instruktur Baitul Arqam UMS Meneguhkan Peran dalam Pengembangan Kader Persyarikatan

Publish

10 November 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
48
Istimewa

Istimewa

Coaching Instruktur Baitul Arqam UMS Meneguhkan Peran dalam Pengembangan Kader Persyarikatan

Oleh: Aris Rakhmadi (Dosen-Instruktur BA-UMS, S3 DIFA-UAD)

Kegiatan Coaching Instruktur Baitul Arqam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) digelar dengan penuh semangat pada Sabtu, 8 November 2025, bertempat di kawasan Tawangmangu yang sejuk dan asri. Acara ini diikuti oleh 26 instruktur Baitul Arqam UMS, yang merupakan instruktur terpilih sebagai penggerak utama program perkaderan di lingkungan kampus. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPKSDI PPM) bersama Lembaga Pengembangan Persyarikatan, Pengkaderan, dan Alumni UMS (LP3A UMS). Kehadiran tim instruktur nasional dari MPKSDI PPM menambah bobot dan otoritas kegiatan, sehingga suasana coaching terasa profesional sekaligus inspiratif.

Para peserta datang dengan antusiasme tinggi, menunjukkan komitmen mereka untuk terus memperkuat kapasitas sebagai instruktur Baitul Arqam. Suasana Tawangmangu yang asri memberikan nuansa pembelajaran yang menyenangkan, sekaligus memfasilitasi interaksi intens antara instruktur dan peserta. Setiap peserta hadir tidak hanya sebagai pengikut, tetapi juga sebagai bagian dari proses reflektif dan pengembangan keterampilan, dengan tujuan memperbarui wawasan, memperdalam pemahaman metodologi perkaderan, dan meneguhkan komitmen ideologis terhadap persyarikatan Muhammadiyah.

Tujuan utama coaching ini adalah meneguhkan peran instruktur sebagai ujung tombak pengembangan kader persyarikatan, sekaligus menyelaraskan pengalaman dan pengetahuan mereka dengan standar nasional yang ditetapkan MPKSDI PPM. Melalui kegiatan ini, para instruktur diharapkan mampu membawa pengalaman, metode, dan semangat baru ke lingkup kampus UMS, sehingga setiap kegiatan Baitul Arqam dapat berjalan lebih efektif, berkesinambungan, dan berdampak bagi pengembangan generasi penerus yang unggul, berkarakter, dan beriman. Selain itu, coaching ini juga menjadi sarana membangun kebersamaan, menumbuhkan energi positif, dan memperkuat jejaring antar-instruktur untuk mendukung kegiatan perkaderan di masa mendatang.

Sambutan Inspiratif dan Problem Solving untuk Instruktur BA-UMS

Kegiatan Coaching Instruktur Baitul Arqam UMS semakin bermakna ketika sesi sambutan dibuka oleh Dr. Bambang Sukoco, Ketua LP3A UMS. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa LP3A memiliki peran strategis dalam pengembangan persyarikatan, pengkaderan, dan pembinaan alumni, sekaligus menjadi pusat pembekalan instruktur Baitul Arqam. Dr. Bambang menegaskan bahwa keberhasilan program perkaderan sangat bergantung pada kualitas instruktur yang memimpin kegiatan, baik dari segi pemahaman ideologis, keterampilan fasilitasi, maupun kemampuan menyusun pengalaman belajar yang aplikatif. Sambutan beliau sarat motivasi, mendorong para instruktur BA-UMS untuk meneguhkan komitmen mereka sebagai ujung tombak pengembangan kader persyarikatan, sekaligus memperkuat kolaborasi antar-instruktur dan inovasi dalam pengelolaan kegiatan.

Melanjutkan sambutan, Hatib Rahmawan, S.Pd., S.Th.I., M.Ag. (dr.cand.), sebagai Mater of Trainer MPKSDI PPM, memaparkan lima problematika utama yang sering dihadapi dalam pelaksanaan DA/BA, yang harus menjadi fokus pemikiran dan solusi para instruktur BA-UMS. Pertama, durasi kegiatan yang mengharuskan peserta menginap selama tiga hari sering menjadi kendala bagi peserta muda yang bekerja, sehingga Hatib menekankan pentingnya mempertimbangkan model pelaksanaan bertahap atau berjenjang, yang tetap menjaga kualitas pembelajaran namun lebih fleksibel bagi peserta. Kedua, penyampaian materi yang monoton melalui presentasi layar membuat peserta mudah kehilangan fokus; oleh karena itu, instruktur perlu merancang metode pembelajaran yang lebih interaktif, partisipatif, dan aplikatif.

Ketiga, beliau menyoroti pola BA yang kadang dipenuhi parade tokoh Muhammadiyah sehingga kegiatan lebih menyerupai rangkaian ceramah dan kurang memberi pengalaman langsung bagi peserta. Hal ini menjadi refleksi bagi instruktur BA-UMS agar mampu mengatur alur kegiatan yang seimbang, antara pembekalan ideologis, praktik spiritual, dan pengalaman aplikatif. Keempat, Hatib menekankan pentingnya instruktur memahami aspek keterampilan yang diperoleh peserta, baik dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotorik, agar kegiatan Darul Arqam (DA)/ Baitul Arqam (BA) tidak hanya simbolis tetapi memberikan dampak nyata yang terukur. Kelima, instruktur diminta menyusun rencana tindak lanjut (RTL) pasca-DA/BA, agar setiap pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh dapat diteruskan dan diterapkan secara sistematis di lingkungan UMS maupun di cabang persyarikatan lain.

Dengan lima problematika tersebut, para instruktur BA-UMS diajak untuk merefleksikan pengalaman mereka sebelumnya, berdiskusi, berinovasi, dan menyiapkan strategi pengelolaan DA/BA yang lebih adaptif, efektif, dan berdampak. Sesi ini menjadi titik awal pembekalan yang kuat, meneguhkan peran instruktur sebagai pengelola kegiatan kader yang profesional, kreatif, dan ideologis, sekaligus membangun kesadaran kolektif tentang tanggung jawab mereka dalam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter.

Empat Materi Inti untuk Meningkatkan Kapasitas Instruktur BA-UMS

Kegiatan pembekalan instruktur BA-UMS semakin intens melalui sesi penyampaian empat materi utama yang dibawakan oleh tiga instruktur nasional dari MPKSDI PPM. Materi pertama membahas SPM dan Pedoman Pengelolaan Perkaderan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), yang memberikan dasar hukum, tata kelola, dan standar operasional kegiatan DA/BA. Para instruktur diberikan kesempatan untuk menelaah dan mendiskusikan pedoman ini, sehingga mereka dapat menyesuaikan pelaksanaan kegiatan di UMS sesuai prinsip persyarikatan sekaligus memperkuat struktur organisasi perkaderan di kampus.

Materi kedua menitikberatkan pada teknik memfasilitasi, termasuk keterampilan komunikasi, pengelolaan diskusi kelompok, dan strategi membangun interaksi yang efektif dengan peserta DA/BA. Para instruktur BA-UMS dilatih untuk menggunakan metode interaktif, dialogis, dan partisipatif, sehingga pembelajaran tidak hanya berupa penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan pengalaman praktis, refleksi kritis, dan penerapan langsung. Dengan pendekatan ini, instruktur diharapkan mampu menumbuhkan keterlibatan peserta, memfasilitasi pertanyaan yang relevan, serta meningkatkan kemampuan peserta dalam memahami dan menginternalisasi nilai-nilai persyarikatan.

Materi ketiga membahas administrasi perkaderan, manajemen fasilitator, pengelolaan outbond dan Fathul Qulb, serta Rencana Tindak Lanjut (RTL). Sesi ini menekankan pentingnya instruktur memiliki keterampilan manajerial yang mumpuni, mulai dari perencanaan kegiatan, koordinasi tim, hingga evaluasi pasca-BA/DA. Para peserta belajar bagaimana menyusun kegiatan yang terstruktur, memastikan setiap komponen pelatihan memiliki tujuan yang jelas, dan menciptakan pengalaman belajar yang holistik bagi calon kader. Materi ini sekaligus memberikan panduan agar instruktur dapat menindaklanjuti setiap pelatihan dengan program berkelanjutan yang berdampak nyata bagi pengembangan kader di UMS.

Materi keempat berupa brainstorming pengelolaan perkaderan di UMS, yang memberi ruang bagi instruktur untuk berbagi pengalaman, ide, dan strategi dalam menghadapi tantangan nyata di lapangan. Diskusi ini bersifat partisipatif, memungkinkan instruktur saling memberi masukan, mengevaluasi praktik lama, dan merancang inovasi baru yang relevan dengan kondisi mahasiswa, dosen, dan karyawan UMS. Sesi ini menekankan bahwa pembekalan instruktur tidak berhenti pada transfer materi, tetapi juga membangun komitmen kolektif untuk meneguhkan nilai-nilai ideologis, spiritual, dan praktis dalam setiap kegiatan Baitul Arqam.

Rangkaian materi yang disampaikan tidak hanya bertujuan untuk merefresh pengetahuan dan pengalaman instruktur, tetapi juga meneguhkan komitmen ideologis mereka sebagai penggerak kader persyarikatan di UMS. Metode interaktif, dialogis, dan partisipatif yang diterapkan dalam sesi ini memastikan bahwa setiap instruktur BA-UMS memperoleh pengalaman langsung, keterampilan aplikatif, dan inspirasi untuk mengelola DA/BA secara profesional dan berdampak. Pembekalan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi instruktur dalam menyukseskan kegiatan perkaderan secara berkelanjutan, sehingga nilai-nilai persyarikatan dapat tertanam dengan baik di setiap generasi mahasiswa UMS.

Menyiapkan Model Instruksional Berjenjang bagi Kader Persyarikatan

Sesi penutupan Coaching Instruktur Baitul Arqam UMS berlangsung melalui diskusi strategis yang dipimpin oleh Dr. Mutohharun Jinan, Wakil Rektor III UMS. Dalam kesempatan ini, seluruh instruktur BA-UMS diajak untuk meninjau dan merumuskan perencanaan pelaksanaan Darul Arqam dan Baitul Arqam bagi sekitar 1.200 dosen, karyawan, dan civitas akademika UMS. Diskusi ini menekankan pentingnya peran instruktur sebagai pengelola kegiatan yang mampu menyelaraskan pengalaman spiritual, pendidikan, dan pengembangan karakter bagi peserta. Dr. Mutohharun menegaskan bahwa kegiatan DA/BA bukan hanya program formal, tetapi bagian dari strategi pembinaan kader persyarikatan yang berkelanjutan dan berjenjang, sehingga setiap instruktur harus memiliki pemahaman mendalam mengenai tahapan pembelajaran dan pengelolaan kegiatan.

Selain rencana untuk internal kampus, diskusi juga menyinggung potensi pengembangan kegiatan DA/BA bagi pengurus wilayah, daerah, dan cabang Muhammadiyah, yang memungkinkan instruktur BA-UMS berperan lebih luas dalam menyebarkan praktik perkaderan yang efektif. Para instruktur didorong untuk berpikir strategis, merancang model pelaksanaan yang fleksibel namun tetap menjaga kualitas pembelajaran, serta mempertimbangkan konteks sosial dan waktu peserta. Hal ini menjadi landasan bagi instruktur BA-UMS untuk menjadi penggerak utama pengembangan kader persyarikatan, baik di lingkup UMS maupun di jaringan Muhammadiyah yang lebih luas.

Salah satu poin penting yang dibahas adalah penerapan model instruksional berjenjang yang memanfaatkan prinsip deep learning dan active learning. Konsep ini dirancang agar peserta kegiatan DA/BA dapat belajar secara bertahap, mulai dari tahap awal hingga tingkat lanjutan, sambil terus menginternalisasi nilai ideologis dan keterampilan praktis. Deep learning di sini tidak hanya bermakna pembelajaran mendalam secara intelektual, tetapi juga menekankan pemahaman kontekstual yang aplikatif, sedangkan active learning mendorong keterlibatan aktif peserta melalui simulasi, diskusi, dan praktik langsung. Para instruktur didorong untuk mengembangkan strategi pengajaran yang inovatif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan peserta, sehingga DA/BA menjadi pengalaman transformasional yang berdampak nyata.

Diskusi strategis ini menutup kegiatan dengan kesepakatan bahwa keberhasilan DA/BA sangat tergantung pada perencanaan matang, pengelolaan yang sistematis, dan kompetensi instruktur yang solid. Selain itu, sesi ini memperkuat kesadaran kolektif para instruktur BA-UMS bahwa setiap langkah yang diambil dalam merancang dan melaksanakan kegiatan akan menentukan efektivitas pengembangan kader persyarikatan. Melalui diskusi ini, para instruktur tidak hanya mempersiapkan diri secara teknis, tetapi juga meneguhkan komitmen ideologis, tanggung jawab moral, dan kreativitas dalam membina generasi penerus Muhammadiyah.

Refleksi Spiritual dan Strategi Pengembangan Kader Persyarikatan

Kegiatan Coaching Instruktur Baitul Arqam UMS tidak hanya berhenti pada aspek teknis dan strategi pengelolaan DA/BA, tetapi juga menekankan nilai spiritual dan ideologis yang menjadi fondasi perkaderan Muhammadiyah. Selama sesi ini, instruktur diingatkan akan tanggung jawab moral dan ideologis mereka terhadap generasi penerus. Salah satu ayat yang menjadi pijakan adalah QS. An-Nisā’ ayat 9:

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ إِن تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضَعُفُوا عَلَيْهَا فَلْيَتَّقِ اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah orang-orang yang meninggal dunia di antara kamu meninggalkan keturunan yang lemah, mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.”

Ayat ini mengingatkan para instruktur bahwa peran mereka dalam pembinaan kader tidak sekadar formalitas, melainkan amanah besar untuk menyiapkan generasi penerus yang kuat secara spiritual, intelektual, dan karakter. Setiap modul, teknik fasilitasi, dan strategi pengelolaan DA/BA yang diterapkan oleh instruktur BA-UMS diharapkan membawa dampak nyata bagi pertumbuhan pribadi peserta, serta kesinambungan kaderisasi persyarikatan di lingkungan UMS dan jaringan Muhammadiyah yang lebih luas.

Para peserta menyampaikan kesan positif dan antusiasme tinggi selama coaching berlangsung. Mereka merasa mendapat penyegaran pengetahuan, pengalaman, dan wawasan ideologis, serta kesempatan untuk saling bertukar strategi dan refleksi praktik. Kebersamaan ini memperkuat jaringan antar-instruktur, membangun rasa solidaritas, dan menumbuhkan semangat kolaboratif dalam menjalankan amanah sebagai pengelola Baitul Arqam. Banyak instruktur mengungkapkan harapan agar program coaching semacam ini dapat ditindaklanjuti secara berkala, sehingga kualitas pembinaan kader persyarikatan terus meningkat dan selaras dengan perkembangan kebutuhan kampus.

Coaching ini menegaskan bahwa instruktur BA-UMS merupakan fondasi strategis bagi pengembangan kader persyarikatan. Melalui pembekalan materi, diskusi strategis, dan refleksi ideologis, para instruktur dipersiapkan untuk mengelola DA/BA secara profesional, kreatif, dan berdampak. Pengalaman ini tidak hanya memperkuat kapasitas teknis, tetapi juga meneguhkan komitmen spiritual dan moral mereka, memastikan bahwa setiap langkah dalam pembinaan kader berlangsung secara terukur, berkelanjutan, dan sesuai dengan nilai-nilai persyarikatan Muhammadiyah. Dengan demikian, kegiatan coaching ini menjadi pijakan kuat bagi pengembangan generasi penerus yang unggul, berkarakter, dan beriman, sekaligus meneguhkan peran instruktur sebagai teladan dan penggerak perubahan di lingkungan UMS.

 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Makassa....

Suara Muhammadiyah

25 October 2025

Berita

BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah melalui Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) menga....

Suara Muhammadiyah

8 March 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) kembali me....

Suara Muhammadiyah

14 December 2024

Berita

JEPARA, Suara Muhammadiyah - Sangat spesial, Tim 3 Safari Tarawih Keliling yang diketuai  H .Sa....

Suara Muhammadiyah

6 April 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhamm....

Suara Muhammadiyah

28 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah