YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY dan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) DIY melaksanakan kunjungan dan silaturahmi (kunsiroh) ke Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Yogyakarta dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan di Aula PDM Kota Yogyakarta dengan semangat memperkuat sinergi perkaderan dan pengaktifan 100% cabang.
Dalam sambutannya, Ketua PWNA DIY, Syahdara Anisa Makruf menyampaikan, meskipun kondisi bangsa tidak dalam keadaan baik-baik saja, namun Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah harus tetap menjadi garda terdepan dalam menjalankan amanah persyarikatan. Menurutnya, kunsiroh ini penting sebagai ikhtiar menggairahkan kembali peran pemuda dan Nasyiah di DIY dalam menjawab tantangan zaman.
Ketua PWPM DIY, Muhammad Arif Darmawan, menegaskan pentingnya kekhawatiran seorang pemimpin terhadap lahirnya generasi yang lemah sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa: 9, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka...”. Ia menekankan bahwa proses perkaderan adalah bagian dari tugas utama pimpinan agar generasi mendatang tidak kehilangan arah dan pijakan.
Sementara itu, Ketua PDM Kota Yogyakarta, H. Aris Madani, menyampaikan bahwa penguatan kaderisasi Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah merupakan hal yang mendesak untuk segera dilakukan. Ia menambahkan pesan reflektif, “Anda tidak harus hebat untuk memulai, tetapi Anda harus memulai untuk bisa menjadi hebat.”
Dukungan penuh juga datang dari PWM DIY melalui sambutan Dr. Iwan Setiawan., M.Si., yang menegaskan komitmen terhadap program aktivasi 100% cabang PM dan NA. Ia menekankan bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan, dan proses perkaderan hari ini merupakan gambaran wajah persyarikatan esok hari.
Agenda kemudian dilanjutkan dengan pemaparan strategi dan metode pengaktifan 100% cabang oleh tim aktivasi, yakni Muhammad Qomarudin dari PWPM DIY dan Imastuti Tricahyani dari PWNA DIY. Keduanya menekankan bahwa aktivasi tidak hanya penting dari sisi kuantitas cabang, tetapi juga kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.
Suasana menjadi semakin hidup ketika sesi dialog interaktif dibuka. Para kader di tingkat akar rumput secara terbuka menyampaikan berbagai permasalahan perkaderan yang mereka hadapi, mulai dari regenerasi kepemimpinan, konsolidasi organisasi, hingga tantangan era digital. Dialog ini menambah semangat sekaligus memperkaya strategi bersama untuk penguatan organisasi.
Ketua PDPM Kota Yogyakarta, Tegar, menegaskan komitmennya dengan menyampaikan bahwa pihaknya telah membentuk satgas aktivasi 100% cabang yang bersinergi erat dengan PDNA Kota Yogyakarta. Hal ini menjadi bukti keseriusan dalam menjalankan arahan PWPM dan PWNA DIY.
Senada dengan itu, Ketua PDNA Kota Yogyakarta, Miftahul Ajri, menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendorong setiap cabang agar selalu tumbuh, berproses, dan berdaya. Menurutnya, cabang yang aktif adalah kunci lahirnya kader-kader perempuan Muhammadiyah yang berkarakter tangguh, inovatif, dan berkontribusi nyata bagi persyarikatan serta masyarakat.
Dengan semangat silaturahmi, sinergi, dan tekad kuat, pertemuan ini menandai langkah penting dalam perjalanan kaderisasi Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah di Kota Yogyakarta. Dari forum ini lahir energi baru untuk memastikan bahwa proses perkaderan terus berjalan, agar lahir generasi tangguh yang siap memimpin persyarikatan dan bangsa.
Sebagai tindak lanjut, kunsiroh PWPM dan PWNA DIY tidak berhenti di Kota Yogyakarta saja, melainkan akan berlanjut ke PDPM dan PDNA Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, serta Gunungkidul. Langkah ini diharapkan semakin menguatkan konsolidasi kaderisasi di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.