Deepfake Bisa Pecah Belah Bangsa, Perlu Etika Digital Daripada Sekadar Viral

Publish

4 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
58
Dok Istimewa

Dok Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Fenomena deepfake semakin marak seiring pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan masifnya penggunaan media sosial. Video maupun audio palsu yang dibuat dengan sangat realistis ini bukan lagi sekadar hiburan atau eksperimen teknologi, tetapi telah menjadi ancaman serius yang berpotensi merusak reputasi, menipu masyarakat, bahkan memecah belah bangsa.

Pakar Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Firly Annisa, S.IP., MA., Ph.D., menjelaskan bahwa deepfake merupakan hasil manipulasi berbasis AI yang mampu menghasilkan audio maupun visual sangat mirip dengan aslinya. Meski dapat dimanfaatkan untuk tujuan positif, seperti hiburan, pendidikan, atau pemasaran, teknologi ini sering disalahgunakan untuk penipuan, pelecehan, hingga propaganda politik.

“Deepfake ini rawan digunakan untuk hal-hal yang merugikan. Misalnya membuat video palsu untuk menipu orang, merusak reputasi dengan konten tidak etis, atau bahkan propaganda yang bisa memicu perpecahan. Contohnya saat beredar video Menteri Keuangan Sri Mulyani yang seolah menyebut guru sebagai beban negara. Itu jelas manipulasi berbasis AI, tapi dampaknya nyata memicu kemarahan publik,” ungkap Firly saat diwawancarai secara daring, Kamis (4/9).

Fenomena ini kian berbahaya karena pemahaman masyarakat Indonesia terhadap deepfake masih rendah. Kesenjangan kualitas pendidikan dan lemahnya kemampuan berpikir kritis membuat publik mudah termakan banjir informasi dari media sosial. Platform seperti TikTok, Instagram, Twitter, hingga WhatsApp menjadi saluran penyebaran cepat tanpa filter, sehingga konten palsu mudah diterima begitu saja.

“Banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa membedakan informasi asli dan manipulasi digital. Pendidikan yang belum merata membuat daya kritis lemah. Akibatnya, ketika informasi datang, orang cenderung menerima tanpa menyaring,” jelas Firly.

Dampak deepfake terhadap opini publik pun tidak bisa diremehkan. Berbeda dengan hoaks berbentuk teks, deepfake memadukan visual, audio, dan narasi dalam satu kemasan. Hal ini membuat publik lebih mudah percaya bahwa konten yang mereka lihat adalah fakta.

Etika Digital Lebih Penting daripada Sekadar Viral

Firly menilai, literasi digital harus dipahami bukan hanya sebagai kemampuan mengakses atau menyebarkan informasi, tetapi juga kesadaran terhadap nilai dan etika.

“Sayangnya, budaya digital saat ini lebih menekankan konten viral daripada nilai. Contohnya tren sound horeg, di mana orang berjoget di jalan dengan suara keras tanpa nilai edukatif. Ini menunjukkan bahwa etika sering diabaikan, padahal etika adalah bagian penting dari literasi digital,” tegasnya.

Meski demikian, Firly menekankan bahwa deepfake tidak selalu negatif. Jika digunakan dengan bijak, teknologi ini bisa menjadi sarana kreatif dalam pendidikan, hiburan, hingga penelitian.

Ia menegaskan, benteng utama menghadapi fenomena deepfake adalah pendidikan. Pendidikan yang baik akan membentuk daya kritis, kemampuan menyaring informasi, serta ketahanan terhadap manipulasi digital.

“Pendidikan menjadi kunci untuk menghadapi fenomena ini. Kalau pendidikan kita baik, masyarakat bisa berpikir kritis dan tidak mudah ditipu. Semakin well-educated seseorang, semakin siap pula ia menghadapi perubahan sosial, termasuk fenomena deepfake. Sebaliknya, tanpa pendidikan yang memadai, masyarakat akan mudah dimanipulasi,” pungkas Firly. (NF)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah - Masjid Muhammadiyah Istiqamah merupakan salah satu masjid yang did....

Suara Muhammadiyah

16 April 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Aisyiyah Jakarta Utara menggelar Dakwah Kemanusia....

Suara Muhammadiyah

30 June 2024

Berita

GARUT, Suara Muhammadiyah — Dalam rangka memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah, Pimpinan Caba....

Suara Muhammadiyah

30 November 2024

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Ada berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjadi mediator andal, terutama....

Suara Muhammadiyah

24 January 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menyelenggarakan keg....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah