LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Dalam realitas kehidupan, jagat manusia di alam semesta ini tidak bisa menghindari dari sengatan sakit. Dalam pandangan Ibnu Sina, sakit sebagai sebuah keadaan yang tidak alami.
Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Saad Ibrahim saat Pengajian Rutin Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sekaran di Masjid At-Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kebalankulon, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (12/12).
“Artinya manusia itu pada dasarnya sehat. Lalu datanglah kemudian penyakit yang menyebabkan orang lalu menjadi sakit,” tuturnya, dengan sebelumnya mengutip Qs Asy-Syuara ayat 80, sebagai doa dari Nabi Ibrahim As.
Kata Saad, orang banyak mencari penyebab dari sakit itu. Penyebab yang paling dekat dihubungkan dengan makan dan minum, sebagaimana tercantum di Qs Asy-Syuara ayat 79. “Tapi, ini memang sebab, tapi bukan sebab yang utama,” ungkap Saad.
Justru sebab yang utama itu, bongkar Saad, terdapat di Qs Asy-Syuara ayat 78. “(Allah) yang telah menciptakanku. Maka, Dia (pula) yang memberi petunjuk kepadaku.”
“Maknanya sebab utama sakit itu ketika orang mengabaikan petunjuk Allah,” sebutnya, dengan mencontohkan, petunjuk sebelum makan dimulai dengan membaca basmallah. “Untuk makan secara umum,” tuturnya.
Tapi kalau makan sesuatu yang diperkirakan akan membawa sakit, ucap Saad petunjuk dari Allah, Bismillahilladzi la yadurru ma asmihi syai'un fil ardhi wa la fis sama'I, “Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan memberikan kemudharatan bersama nama-Nya baik yang di langit dan di bumi.”
“Itu salah satu petunjuk. Nabi mengatakan, ‘Jangan makan kecuali engkau lapar’. Dan ketika makan berhentilah sebelum kenyang’”, sambungnya.
Saad menegaskan, dengan mengikuti petunjuk Allah dengan sebaik-baiknya, outputnya tidak hanya sekadar mencegah dari sengatan sakit, “Sehat karena taat kepada Allah,” tekannya, yang juga bersamaan dengan itu bisa memperkuat keimanan dan ketahanan spiritualitas. (Cris)


